Mereka berhasil memuncaki klasmen pada pekan ke-9 setelah mengalahkan peringkat 1 saat itu, Chelsea. Pemuncak klasmen sementara mereka rebut. Tetapi harus turun lagi ke posisi 2 pada pekan ke-11 setelah kalah 2-1 melawan Tottenham. Posisi puncak berhasil mereka raih kembali pada pekan ke-15 saat mereka imbang melawan West Ham, setelah Chelsea kalah melawan Arsenal.
Lima pekan mereka tetap berada di puncak, sampai di pekan ke-21 mereka meraih hasil imbang melawan Stoke City. MU yang saat itu di peringkat 2 berhasil menyalip raihan poin dan unggul 1 poin di atas Liverpool setelah mengalahkan peringkat 3, Chelsea.
Hasil buruk kembali di dapatkan pada dua pekan berikutnya. Hasil imbang melawan everton dan wigan semakin memperlebar jarak mereka dengan MU menjadi 5 poin. Pekan-pekan berikutnya mereka gagal memangkas jarak poin dengan MU, sampai pekan ke-35 pun jarak poin mereka masih 6 poin. Hingga Akhir musim mereka hanya bisa memangkas sampai 4 poin dan harus puas di posisi runner-up.
Liga Premier 13/14
Inilah musim yang bisa dikatakan adalah musim mereka paling berpeluang juara Liga Premier. Perjalanan mereka dari awal musim yang terus masuk 4 besar harus berakhir dengan momen yang tidak terlupakan yaitu ketika Steven Gerrard harus terpeleset, bola kemudian berhasil dicuri Demba ba dan merelakan gelar juara pada detik itu juga.
Pekan ke-10 mereka berada di posisi ke 3 dengan jarak 5 poin dari pemuncak klasmen, Arsenal. Sampai pekan ke-15 jarak poin mereka tetap sama, namun peringkat klasmen naik ke posisi 2. Arsenal sendiri pun hanya sanggup memimpin klasmen sampai pekan 22.
Pekan ke-25 Liverpool masih di peringkat 4 dengan selisih 6 poin dari Chelsea yang menjadi pemuncak klasmen dengan 56 poin. Lima pekan berikutnya mereka berhasil mengikis jarak menjadi 2 poin dari pemuncak yang diambil alih City.
Bahkan mereka berhasil menyamai poin City pada pekan ke 32 dengan 71 poin. Puncaknya berhasil menduduki pucuk klasmen setelah mengalahkan City dengan skor 3-2 pada pekan ke-34. Coutinho menjadi bintang pada malam itu dengan gol penentunya menit 78.
Menjadi pemuncak selama dua pekan membuat para pendukung optimis akan mengakhiri musim dengan gelar juara. Mereka lupa akan berhadapan dengan Chelsea di pekan ke-36. Petaka muncul pada injury time babak pertama dan cerita tentang kesalahan Steven Gerrard akan tetap dikenang selamanya.
Pemuncak klasmen diambil alih oleh City. Meskipun poin keduanya sama, Liverpool kalah selisih gol. Mereka tampaknya sudah melemah mentalnya. Pekan ke-37 hanya meraih hasil imbang melawan Crystal Palace dan mengakhiri musim dengan selisih dua poin. Lagi-lagi harus puas menjadi runner up.
Musim tersebut adalah musim terbaik Luis Suarez dengan 31 golnya dan menjadi top skor di akhir musim. Akhir musim yang menyakitkan baginya dan pada musim berikutnya dia menerima pinangan Barcelona.