Sebelumnya saya tidak memikirkan prestasi, saya mampu maka saya akan melakukannya. Prestasi pertama yaitu ketika mengikuti pertandingan kelas junior di tingkat regional. Juara 1 dapat diraih hingga 15 kejuaraan berturut-turut sampai level nasional.
saya mampu maka saya akan melakukannya
Saya vakum dari beladiri ini ketika menginjak MA dan mondok di Tulungagung. Tempat latihan jauh dari tempat ini. Lebih dari 4 tahun saya vakum dari olahraga ini.
Lalu bagaimana bisa masuk di tim Asian Games?
Ada telepon dari pusat yang mengagetkan. Saya diundang seleksi nasional karena pengalaman juara waktu Mts dulu. Saya seleksi dan akhirnya lolos. Alhamdulilah.
Bagaimana proses latihan di karantina?
Kami latihan 6 hari seminggu dan libur pada hari minggu aja. Sehari bisa 2 kali latihan dengan recovery otot berupa renang ataupun pijat. Kami juga sparing dengan klub yang non timnas untuk mendapat pengamalan baru. Ada juga sparing dengan atlet luar lewat kejuaraan di Abu Dhabi dan Thailand dan yang terakhir di Jepang ini.
Tantangan terbesar?
Banyak sistem pertandingan dalam beladiri ini. Pelatih saya terdahulu hanya mengajarkan sistem fighting yaitu dengan pukulan, tendangan, bantingan dan kuncian.
Tantangan kali ini adalah saya akan bertanding di sistem Newaza atau bisa disebut Brazilian Jujitsu yang hanya menggunakan teknik posisi, bantingan, kuncian. Tendangan dan pukulan tidak diijinkan pada sistem ini. Saya juga harus mengembalikan kepercayaan diri seperti waktu juara Mts dulu.