Mohon tunggu...
Anang Setiawan
Anang Setiawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bercerita semoga ada arti dan makna di dalamnya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Oma-oma Petualang

11 November 2014   00:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:08 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang pertama terlintas di benak ketika mendengar kata Oma? Angel Lelga? Soneta?

Terlaluuu...bukaaan itu yang gue maksudkan, Oma alias nenek aka eyang putri? Tua renta? Lemah dan tak berdaya?

Pertanyaan kedua, apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata Petualang?

Muda? Perkasa? Mandiri? Bagaimana jika oma petualang? Emang ada selain Oma Irama Berkelana mencari Angel Lelga?

Di tulisan kali ini gue tidak akan berkisah tentang cerita Emak Ijah pengen ke Mekkah...wakwaaaw...tetapi cerita tentang 3 simbah-simbah yang masih kuat menjelajah. Ketiga oma dalam cerita ini sempat gue temui di Turki jadi cerita ini nyata bukan fiksi belaka. Sebelum mulai bercerita mari kita dengarkan terlebih dahulu soundtrack dari Olang, Oma Petualang.

"Olang si Olang
Si oma petualang
Kuat kakinya
seperti kaki kijang
Hup hup hup hup, uhuu.."

Gue ketemu ketiga oma-oma ini di sebuah mixed dormitory hostel di Selcuk, sebuah kota kecil di Turki yang terkenal dengan reruntuhan kota kuno Ephesus. Buat yang belum tahu hostel adalah nama keren dari penginapan berharga murah, dan kamar mixed dormitory berarti satu kamar di isi banyak tempat tidur dengan penghuni campur antara laki dan perempuan. Kamar mixed dormitory walau tidak sesuai kaidah syariah selalu mempunyai satu keunggulan, harga yang paling murah. Alasan inilah yang membuat kami (gue dan 4 temen gue) memilih kamar jenis ini. Kamar kami kali ini berisi 11 tempat tidur, selain kami berlima di isi oleh 3 oma dan sisanya oleh pengelana dari Korea yang selalu berganti setiap harinya.

Oma pertama yang akan gue ceritakan bernama Nancy, berasal dari Brasil. Oma Nancy ini berlatar belakang broker property. Untuk membiayai perjalanan ini Oma Nancy dengan tekun menabung selama 2 tahun.doi berkelana seorang diri selama 30 hari mulai dari Yunani dan sekarang di Turki. Gayanya funky juga suka merokok persis mentri Susi. Buat oma Nancy sepakbola sudah menjadi aliran di nadi bukan lagi sekadar hobi, hanya saja kegagalan brasil di Piala dunia tahun ini membuat Oma Nancy patah hati.

Setelah berkenalan kami cepat akrab dengan oma Nancy, dan akhirnya doi mau ngikut bareng kami ke Sirince, sebuah desa di atas bukit dengan jarak kurang lebih 30 menit dari Selcuk. Karena faktor usia oma Nancy tidak ikut kami ke jalan yang mendaki, cukup keluar masuk toko souvenir dan pemandangan di sekitar Sirince yang oma Nancy nikmati.

Di antara kami berlima hanya satu teman gue.yang merokok, di Turki harga rokok.mahalnya aujubile, paling murah sekitar 60 ribu rupiah. Temen gue hanya pasrah gak mampu beli dan sakaw rokok membuat doi sudah mulai berhalusinasi, jalannya sudah mirip zombi. Sebelum keadaan semakin parah gue minta ke Oma Nancy apakah bersedia berbagi satu batang rokok yang dia miliki? Dengan senang hati oma Nancy mau membagi rokoknya ke temen gue yang langsung seperti terlahir kembali, senyum sumringah, bergairah dan berjalan gagah.

[caption id="attachment_373910" align="aligncenter" width="600" caption="Perjumpaan kedua kami dengan oma Nancy di Goreme"][/caption]

Di Selcuk kami hanya sempat pergi bersama oma Nancy ke Sirince tapi kami kembali berjumpa kembali di Goreme. Ketika kami sedang menunggu bus ke Istanbul oma Nancy mengabari kalo juga sedang berada di kota ini, kami janjian ketemuan kemudian ngobrol bareng di sebuah rumah makan. Oma Nancy ini takut akan ketinggian, sehingga ragu-ragu untuk menaiki balon udara yang merupakan salah satu atraksi utama di Goreme, kami provokasi akhirnya oma Nancy berani dan she's happy! Sebuah pertemanan yang terjalin dari perjalanan. Melalui facebook kami tetap menjaga hubungan pertemanan dengan oma Nancy.

Malam hari ketika balik ke penginapan dari Sirince kami bertemu dengan Oma kedua dan.ketiga. Mereka adalah pasangan oma dari China, oma yang satu bernama Tui Hui Ming (68 tahun) doi masih dapat berkomunikasi dengan kami melalui bahasa Inggris yg terbata-bata. Oma Tui Hui Ming ini merupakan seorang pensiunan dokter dari Shanghai. Sedangkan parternya sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan kami jd gue gak tau namanya. Bagaimana kalo kita namain Miyabi? Itu nama Jepang, Nenek gayung? Malah makin gak nyambung, gue namain aja beliau oma Gong Li.

Oma Tui Hui Ming baru bertemu dengan oma Gong Li saat akan memulai perjalanan dari Shanghai, selama 102 hari sudah mereka lalui, mulai dari Eropa timur dan sekarang giliran Turki akan mereka jelajahi dengan 10 ribu USD sudah mereka habiskan selama perjalanan. Sebagai informasi perjalanan mereka berdua kebanyakan menggunakan transportasi darat, overland! Sebelum ke Eropa, Oma Tui Hui Ming ternyata sudah berkelana di benua Amerika.

[caption id="attachment_373904" align="aligncenter" width="329" caption="oma Tui Hui Ming dan oma Gong Li ngadem di Ephesus"]

14156145761141407666
14156145761141407666
[/caption]

Malam itu kedua oma tersebut langsung memutuskan untuk ikut jadwal kami. Akhirnya esok paginya kami bertujuh pergi bersama dalam satu taksi. Oma Tui Hui Ming juga berdandan fungky dengan sunglass kuning menyala dan kerudung biru tak lupa di kenakan. Hari ini rumah Bunda Maria, Ephesus, Goa Al Kahfi, Kuil Artemis selesai kami jelajahi. Sore hari kami balik ke Selcuk dan kami tawarkan kepada mereka jika sudah capek mereka dapat langsung pulang ke hostel, sedangkan kami masih akan terus menjelajah. Mereka menolak dan keukeuh akan ikut kemana kami pergi. Akhirnya kami bertujuh meneruskan berjalan kaki ke Basilika St.John dan ke benteng Ayasoluk. Benar-benar oma perkasa! Gue gak tau mereka pake ramuan apa sehingga masih kuat berkelana meski sudah renta, gue yang masih muda saja sudah kepayahan jalan dengan napas yang satu dua. Sayangnya omaTui Hui Ming dan oma Gong Li tidak mempunyai facebook atau akun sosial media lainnya jadi begitu kami berpisah komunikasi dengan kami berakhir sudah.

[caption id="attachment_373916" align="aligncenter" width="600" caption="Foto bareng kedua oma Perkasa sebelum berpisah"]

14156153801613746243
14156153801613746243
[/caption]

Oma Nancy, oma Tui Hui Ming dan oma Gong Li emang oma petualang sejati. Mereka berani pergi mandiri ke luar negeri dengan stamina yang juga prima layaknya anak muda. Jadi apa.yang kamu tunggu? Ketiga Oma ini sudah membuktikan bahwa usia dan bahasa bukan halangan untuk berkelana menjelajahi dunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun