Mohon tunggu...
Anang Fathoni
Anang Fathoni Mohon Tunggu... Lainnya - Long-Life Learner

IG : @anang_fathoni Email : ananglight@gmail.com https://linktr.ee/anang_fathoni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkenalan dengan Taman Kanak-Kanak yang ada di Jepang dan Rusia

12 Desember 2021   08:20 Diperbarui: 12 Desember 2021   08:53 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taman Kanak-kanak di Jepang

Informasi taman kanak-kanak di Jepang diambil dari Artikel Journal yang berjudul "Tech-Knowladge in Japanese Early Childhood Education" oleh Ogawa & Taylor (2010: 49-69 ). Taman kanak-kanak di jepang berorientasi pada permainan, berpusat pada kelompok lingkungan dan keterampilan sosial anak. 

Pendekatan ini didukung standar dari National Curriculum Standards for Kindergartens yang menyatakan bahwa anak-anak dapat belajar dengan baik melalui permainan dan aktivitas hari-hari mereka. Pendidikan bermain di Jepang mengintegrasikan teknologi untuk pengembangan dan pembelajaran yeng berorientasi kelompok lingkungan. Fokus utama orang jepang dalam pendidikan anak di usia kanak kanak adalah untuk membimbing anak-anak masuk dengan mengembangkan atribut dasar manusia (seperti sosial, keterampilan, empati, kerja sama dll) bukan pada pengajaran akademisi. Sehingga para guru menggunakan teknoologi sesuai usai untuk meningkatkan bermain kooperatif.

Taman kanak-kanak di jepang masuk lima hari dalam satu minggu. Guru-guru di kawasan Kawasaki semuanya perempuan di usia awal dua puluhan. Anak0anak akan tinggal dari pukul 8:30 sampai jam 2 siang. Khusus hari rabu pukul 8:30 sampai jam 11:00, karena pada sore sesi pelatihan bagi guru. Kelas diidentifikasikan dengan cara yang penuh warna dan unik, misalnya penamaan kelas A nanas, sementara kelas yang lain Stroberi, Persik, Apel Hijau dan lain sebagainya. Ketika masuk kelas, guru menyambut dengan nada ceria. Kelas anak yang berusia lima tahun dimulai dengan guru yang bermain piano dan anak-anak yang bernyanyi lagu pagi. Ketika ada satu dua anak yang menyanyi dengan berteriak kencang, guru tidak pernah menyuruh mereka berhenti berteriak atau berhenti dengan mengecilkan suara. Tapi guru hanya bertanya, "Siapa disini yang bisa bernyanyi selembut burung kenari kecil?".

Pada saat istirahat, anak-anak membuka bekalnya dan memakan makanannya. Tak satu pun anak-anak diminta untuk berbaris mencuci tangannya, tetapi anak tersebut melakukannya dengan tertib dan lancar. Ketika sesi makan siang, guru duduk di piano dan memainkan lagu makan siang. Lagu itu menunjukkan anak-anak penghargaan atas persiapan orang tua mereka menyajikan makanan. Kemudian setalah lagu selesai, serempak anak-anak mengucapkan, "Ayah dan Ibu yang terhormat, terima kasih makan siangnya. Saya akan perlahan mengunyah dan memakan dengan baik tanpa meninggalkan atau menumpahkan apapun. Terima kasih makan siangnya, aku akan makan sekarang." Setelah selesai makan anak-anak akan bernyanyi 'Gochisosamadeshita' yang artinya "Terima kasih untuk makanannya, sangat lezat". Pukul 12:40 -- 1:40 menjadi waktu luang, dimana anak-anak bebas melakukan kegiatan seni, bermain adonan, membaca buku, bermain balok, kartu atau manipulatif. Selama waktu itu akan merasa senang dengan berkeliaran di sekitar gedung sekolah. Pada saat pulang guru menyanyikan lagu pulang. Setelah lagu selesai, anak-anak akan berkata "Sensei Sayonara" dan berkata "Minasan Sayonara". Menjadi catatan disini, bahwa semua guru Taman kanak-kanak harus tahu cara bermain piano untuk mengajar di anak usia taman kanak kanak.

Belajar di taman kanak-kanak di Jepang memiliki lima pedoman menurut Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technlogy (2000) dalam Ogawa & Tylor (2010: 57) yaitu:

  1. Mengajarkan anak kebiasaan dan sikap dasar yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi yang sehat, aman dan hidup bahagia, dan mengembangkan fondasi pada pikiran dan tubuh yang sehat.
  2. Bantuan anak-anak untuk mencintai dan mempercayai orang lain, mengembangkan kemandirian dan mempromosikan kerjasama dan moral yang baik.
  3. Mengembangkan minat dan perasaan anak-anak menuju alam dan lingkungannya, dan memelihara kemampuan mereka untuk melakukan perenungan.
  4. Mengembangkan minat anak-anak dalam mendengarkan, keterampilan berbicara dan pemahaman mereka tentang bahasa dalam kehidupan sehari-hari mereka
  5. Mengembangkan kepekaan dan kreativitas anak-anak melalui berbagai pengalaman.

Budaya di Jepang juga turut dalam pendidikan yang ada. Pada dasarnya jepang adalah negara yang memiliki banyak anak usia campuran dalam bermain sementara orang dewasa bekerja di ladang. Orang jepang cenderung menghargai suatu kelompok atau komunitas kehidupan, dan nilai-nilai tersebut tercermin ketika akan-akan bermain secara kooperatif, dengan mengesampingkan bermain individual (Ogawa & Tylor, 2010: 57). Filosofi budaya anak di Jepang berpusat pada kegiatan bermain yang membimbing perkembangan anak dalam kehidupan sehari-hari mereka. Bahkan catatan puisi berjudul "Imayo" sebuah puisi kuno dari jepang, mengatakan bahwa "Anak-anak dilahirkan untuk bermain, dan orang dewasa merasakannya di hati mereka ketika mereka mendengar suara anak-anak saat bermain". Gagasan dari jepang sejak dulu juga pada Konstruktivisme dimana orang tua membiarkan anak untuk membangun pengetahuan mereka melalui lingkungan. Di Jepang ada suatu pemahaman konsep "The theory is that if children have close bonds with their teachers they won't misbehave because they'll be afraid of disappointing them." (Muth, 2009 ). Teorinya bahwa jika anak-anak memiliki ikatan dekat dengan guru mereka, maka mereka tidak akan berperilaku buruk karena mereka akan takut mengecewakan gurunya.

Taman Kanak-kanak di Rusia

Foto Taman Kanak-kanak di Rusia, sumber gambar: https://www.learnrussianineu.com
Foto Taman Kanak-kanak di Rusia, sumber gambar: https://www.learnrussianineu.com

Informasi ini diperoleh dari Artikel yang berjudul "Developmental Patterns of Cognitive and Non-Cognitive Skills of Russian First Graders", oleh Orel, Brun, Kardanova & Antipkina (2018: 297-314). Di dalam artikel disebutkan bahwa keterampilan kognitif anak-anak Rusia dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran di rumah. Karakteristik orang tua seperti faktor lingkungan rumah dan sekolah memberikan kontribusi variasi yang signifikan dalam kinerja akademik siswa. Hasil analisis dari 213 sosial-emosional yang menjadi program pembelajaran di TK sampai SMA memberikan efek positif pada kinerja akademik. Hasil dari sosial dan emosioanl siswa diatur dalam standar pendidikan federal Rusia. Anak usia 7 tahun haru memiliki percaya diri, mandiri dan terbuka; menunjukkan sikap positif pada dirinya dan anak-anak serta orang dewasa; merasa nyaman saat berkomunikasi dengan orang lain; mampu mengikuti aturan terutama berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan; dan mampu mempertahankan konsentrasi pada kegiatan yang diarahkan sendiri dan orang dewasa. Namun dari peraturan yang ada, dalam praktiknya, tingkat keterampilan sosial, emosional dan kognitif anak sangat berbeda. Prinsip dasar pendidikan Rusia yang dinyatakan dalam Undang Undang Federal No. 273, 2012 dalam Bidang ke 3 point 7 menyatakan bahwa "kebebasan pilihan dalam pendidikan yang harus dipimpin oleh bakat dan kemampuan siswa".

Artikel lain dari Melnik & Sidlovskaja (2002: 341 ) di Russia taman kanak-kanak menerima usia 1-7 tahun dimana anak-anak dibagi dalam 8 kelas sesuai usia anak. Taman kanak-kanak dibuka mulai pukul 7:00 pagi, anak-anak datang mulai pukul 8 pagi sampai 9 pagi. Anak-anak yang datang kemudian melakukan Morning Exercises dengan mencuci muka dan menyikat gigi mereka. Kemudian mereka bersama makan pagi. Pada pukul 9 Pagi aktivitas permainan disertai dengan belajar dimulai. Pembelajaran yang diberikan adalah matematika dan skill berkomunikasi, serta memperkenalkan anak-anak pada alam dan dunia. Sebagai tambahan, anak-anak bebas melakukan pengembangan diri terhadap ekologi, musik, teater, menggambar, applique, mendesain, olahraga atau belajar bahasa inggris. Pembelajaran juga dilakukan di alam dalam beberapa kali dalam sepekan. Mereka melakuakn observasi terhadap alam, bermain, melihat teater, museum dan lain sebagainya. Anak-anak juga setelah makan siang melakukan istirahat dengan program take a nap after lunch, yaitu untuk anak anak yang lebih muda 2,5-3 jam dan untuk anak yang lebih tua 1,5 -- 2 jam. Setelah tidur siang, anak-anak melakukan olahraga pernafasan dan health-improvment dengan meminum susu atau jus dan makan buah. Pukul 5 sore -- 6 sore anak-anak pulang. Taman kanak-kanak buka sampai jam 6.30 malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun