Bahkan konyolnya lagi, pimpinan DPR seperti Fahri Hamzah (FH) dan Fadli Zon (FZ) bukannya berusaha menjaga marwah MKD dan DPR agar terlihat berwibawa di mata publik, namun mereka malah ikut sibuk berbadut-ria dengan mengerahkan jurus-jurus retorika andalan mereka -- sampai berbusa-busa -- untuk menyelamatkan SN. Disini publik bisa melihat betapa sangat memalukan dan sungguh memuakkan perilaku kedua pimpinan DPR itu.
Pengurus Partai Golkar pun tak kalah konyolnya. Selepas mundur dari kursi Ketua DPR, alih-alih dikarantina atau diberi sanksi partai atas tindakan tidak beretikanya yang membuat geger, SN malah diganjar pengurus DPP PG dengan kursi Ketua Fraksi PG DPR. Tindakan konyol PG jelas menunjukkan kebebalan mereka untuk bisa mendengar suara publik.
Masih tentang kekonyolan, beberapa hari yang lalu, rupanya PDIP -- yang katanya partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK -- pun tak mau kalah dari PG. Sang Ketua Pansus Pelindo II, Rieke Diah Pitaloka (RDP), yang berasal dari PDIP pagi-pagi bahkan sudah berani mengancam untuk memakzulkan Presiden Jokowi bila tidak memenuhi rekomendasi Pansus Pelindo II. Salah satu rekomendasi mereka adalah supaya presiden mencopot Menteri BUMN Rini Soemarno.
Lho-lho-lho, bukankah mengangkat dan memberhentikan Menteri adalah hak prerogatif Presiden? Kenapa pansus mengintervensi hak prerogatif presiden? Main ancam pula. Lalu, benarkah PDIP adalah partai pendukung pemerintah Jokowi-JK? Kok malah sering mengancam presiden dibanding KMP?
Konyolnya pula, kerja pansus Pelindo II ternyata belum kelar. Mereka baru menyampaikan progress report. Namun naifnya mereka sudah menyampaikan rekomendasi ke pemerintah. Kata pengamat politik Refly Harun, laiknya sebuah skripsi, baru sampai bab 3 kok sudah memberikan saran dan kesimpulan. Nah,lho!
Begitulah perilaku para politisi kita di Senayan. Sangat konyol dan suka berbadut ria. Menjelang pergantian tahun dari 2015 ke tahun 2016, mari kita putar kembali lagu "Badut-badut Jakarta" God Bless untuk 'menyemangati' para politisi Senayan agar segera menanggalkan mental badut jaman yang selama ini mengungkung jiwa mereka.
Â
Ada badut-badut jaman
Dengan wajah transparan
Tersenyum sepanjang waktu
Walaupun tak bergincu
Bermain-main kata
Gila dihormati
Cari posisi
Penuh ambisi
Lupakan diri
Sampai yang paling hakiki
Kau tak perduli
Oooo, oooo...