Mohon tunggu...
Anang Susilowanto
Anang Susilowanto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas UPTD SDN Ketapang Barat 5

Membaca dan mencoba hal baru adalah hal yang mengasyikkan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Parenting Ala Bapakku

2 Juni 2023   20:08 Diperbarui: 8 Juni 2023   15:01 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kedekatan bapak dan anak (SHUTTERSTOCK) 

Bapakku dilahirkan pada tahun 1950 di sebuah dusun kabupaten paling selatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lahir dan dibesarkan di lingkungan pertanian menjadikannya pola hidup sederhana sebagai motto hidupnya. 

Lahir sebagai anak tertua dari empat bersaudara membuatnya harus mampu mengayomi dan melindungi adik-adiknya. Ditinggal ayah pada kelas lima SD menjadikannya sebagai pribadi yang tangguh.

Ditinggal sang ayah pada usia yang sangat belia dan sang simbok tidak berkenan untuk menikah lagi menjadikan sang simbok menjadi singel parent. Kecuali dituntut untuk mencari nafkah, Sujiyo kecil dituntut untuk bisa menggantikan peran bapak serta melindungi adik-adiknya. Bagi simbok pendidikan adalah sesuatu yang paling penting.

Saya adalah anak tertua dari 3 bersaudara. Pola asuh yang cenderung keras dan disiplin betul-betul terasa. Disamping itu, profesinya sebagai guru selalu memberi kesempatan kepada anak-anaknya untuk senantiasa belajar, melakukan perubahan sedikit demi sedikit serta menghargai proses yang terjadi dalam diri anak-anaknya.

Hidup prihatin, itulah yang selalu ditanamkan kepada anak-anaknya. Tujuannya satu, apabila suatu saat berada dalam situasi yang serba terbatas, maka tidak akan kaget lagi karena sudah terbiasa mengalaminya. Namun apabila mengalami situasi yang serba kecukupan, maka tidak akan menjadikan diri kita sombong.

Serba bisa

Mungkin bapak adalah salah seorang yang serba bisa. Tentunya membuat atau melakukan sesuatu yang sederhana. 

Misal membuat mainan, perabot rumah tangga ataupun yang lainnya. Kami juga diajari untuk bisa melakukan pekerjaan rumah  tangga. 

Walaupun kami laki-laki, memasak sederhana, mencuci perabot, mencuci pakaian, menyapu, mengepel adalah pekerjaan sehari-hari kami. 

Menguasai ilmu pertukangan juga merupakan kehausan bagi kami. Menyemen, mengecat, menggergaji dan lainnya merupakan keterampilan yang harus kami kuasai.

Tidak perlu ngoyo

Orang tua bisanya menuntut anaknya harus bisa ini dan itu. Tanpa memikirkan dampak psikologis dalam jiwa anak tersebut. Tetapi tidak bagi bapak. Sang anak hanya dituntut berbuat sesuai dengan kemampuannya. Sehingga si anak tidak merasa tertekan. Hasilnya, saya sendiri tidak pernah lepas masuk the best ten dari SD sampai SMA. Bukan bermaksud menyombongkan diri ya....

Tak segan memberi reward

Hadiah biasanya diberikan kepada seseorang apabila yang bersanggkutan mampu meraih atau melampaui target tertentu. Tetapi bapak tidak. Yang beliau ukur adalah kerja kerasnya. 

Pernah suatu ketika, pada saat kuliah saya pernah bilang minta sepeda motor kalau mencapai IPK 3 keatas. Berhubung tidak sampai, maka saya urungkan niat minta sepeda motor. Eh bapak malah bilang, "Ayo balik ke Madura ambil sepeda motor." Pada waktu itu bisa memiliki sepeda motor di tempat saya adalah sesuatu banget.

Berusaha selalu membahagiakan orang tua

Sebagai anak tentunya ingn selalu membahagiakan orang tua. Caranya? Salah satu cara yang dilakukannya sebagai anak rantau dengan gaji pas-pasan adalah pulang kampung setiap lebaran dan libur kenaikan kelas. 

Dulu libur lebaran selama 2 minggu dan kenaikan kelas selama 40 hari penuh. Dengan modal utang dari KPN, ongkos bis dan utang tersebut dicicil selama setahun. 

Menjelang lebaran berikutnya utang lagi. Utang dan mencicil tersebut terjadi selama puluhan tahun. Yang jelas sang simbok bangga anaknya bisa tilik keluarga setiap tahun.

Terbuka terhadap pengalaman orang lain

Dalam hal mendidik anak rupanya sang bapak juga berupaya mencari "pembanding" dari teman seprofesi yang juga merantau. 

Ada kisah menaarik pada saat  sang bapak menerapkan pola hidup prihatin terhadap anak-anaknya justru sang teman "memanjakan" apa yang diminta anak-anakya. 

Sang teman beralasan, "Kita dulu hidup susah, biar aku saja yang susah asal anak-anakku jangan, tapi syaratnya mereka harus pintar dan nurut sama orang tua."

Tumbuhkan rasa malu

Sebagai anak tentunya sering berbuat salah. Kesalahan yang dilakukan sebaknya jangan dijadikan alasan untuk berbuat, tetapi jadikanlah pelajaran pada masa berikutnya. Demikian juga sang bapak, setiap ada kesalahan yng dilakukan anak-anaknya jarang memarahi, mungkin cuma bilang, "Malu sama yang lain."

Kerja asalkan tekun akan berbuah manis

Sebelum merantau dan diangkat sebagai guru di Madura, bapak juga pernah menjadi tenaga sukarelawan di Lampung. 

Pada saat mau diangkat, ada kabar pengangkatan di Madura. Mungkin karena ketekunan, prihatin dan kerja kerasnya selama di Lampung berbuah manis dengan diangkatnya sebagai PNS di Madura.

Sharing pengalaman pekerjaan

Mungkin sayalah yang mewarisi pekerjaan bapak. Bagaimana tidak. Bapak hampir selalu sharing apa yang terjadi di tempat kerjanya dan selalu minta pendapat apa yang harus dikerjakan. Mau tidak mau saya harus memberikan jawaban. Mungkin dari sanalah sikap kekritisaku muncul. Sehingga paada saat ini apabila saya menemukan permasalahan dalam pekerjaan cepat teratasi.

Sekarang inilah kami anak-anaknya baru merasakan alangkah luar biasanya didikan bapak kami.

Saya sebagai anak tertua diharapkan menjadi penerus keluarga. Kedua orang tua kami adalah guru, sehingga anak-anaknya pula diharapkan menjadi guru, apabila menginginkan wiraswasta umpamanya, bapak bilang, "Silahkan wiraswasta sehabis pulang dari sekolah, pagi sampai siang mengajar, siang sampai malam silahkan nyambi apa saja."

Jadilah saya menjadi tenaga sukarelawan di sebuah sekolah menengah pertama negeri yang pada waktu itu awal dibuka. Wajib hadir setiap hari dan diperbantukan sebagai tenaga tata usaha saya terima dengan senang hati. Bayaran yang saya dapatkan pada waktu itu hanya cukup untuk beli bensin. Tapi ingat pesan bapak, pekerjaan tersebut saya jalankan.

Hasilnya, tahun 2008 mulai menjadi tenaga sukarelawan, tahun 2013 ikut PLPG, tahun 2019 terjaring impassing. Semoga tahun ini terjaring PPPK, amin amin amin.

Adik saya yang kedua, mulai menjadi tenaga sukarelawan sejak tahun 2004 di sebuah sekolah dasar. Melamar dengan menggunakan ijazah D3 Manajemen karena harus linear, tahun 2009 kuliah D2 PGSD yang diselenggarakan pemerntah daerah, lulus lanjut ke S1 PGSD. Alhamdulillah tahun 2020 kemarin terjaring PPPK.

Si bungsu perjuangannya juga luar biasa. Setamat SMA kemudian melanjutkan ke sebuah politeknik. Beda dengan kakaknya, dia lebih menyukai otomotif. Kuliahlah dia D3 jurusan otomotif. Lepas wisuda pergilah ke Malaysia. Tentu menjadi TKI resmi dan bekerja di sebuah pabrik yang memproduksi komponen elektronik.

Sepulang dari merantau, dia bekerja di Tangerang di sebuah pabrik otomotif. Suatu saat dia melamar sang gadis pujaan. Pada waktu pertama datang, pertanyaan bapak si gadis adalah, "Apa rokokmu?" yang dijawab dengan, "Bapak saya mengajarkan pada saya untuk tidak merokok."

Alhamdulillah, kami sekarang sudah mampu meniti jalur hidup masing-masing dan menjadi bagian dari masyarakat. Semua itu berkat doa dan bimbinganmu. 

Terima kasih bapak, terima kasih atas doa dan kasih sayangnya semoga bapak dan ibuk senantiasa menjadi inspirasi bagi anak keturunanmu kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun