Orang tua bisanya menuntut anaknya harus bisa ini dan itu. Tanpa memikirkan dampak psikologis dalam jiwa anak tersebut. Tetapi tidak bagi bapak. Sang anak hanya dituntut berbuat sesuai dengan kemampuannya. Sehingga si anak tidak merasa tertekan. Hasilnya, saya sendiri tidak pernah lepas masuk the best ten dari SD sampai SMA. Bukan bermaksud menyombongkan diri ya....
Tak segan memberi reward
Hadiah biasanya diberikan kepada seseorang apabila yang bersanggkutan mampu meraih atau melampaui target tertentu. Tetapi bapak tidak. Yang beliau ukur adalah kerja kerasnya.Â
Pernah suatu ketika, pada saat kuliah saya pernah bilang minta sepeda motor kalau mencapai IPK 3 keatas. Berhubung tidak sampai, maka saya urungkan niat minta sepeda motor. Eh bapak malah bilang, "Ayo balik ke Madura ambil sepeda motor." Pada waktu itu bisa memiliki sepeda motor di tempat saya adalah sesuatu banget.
Berusaha selalu membahagiakan orang tua
Sebagai anak tentunya ingn selalu membahagiakan orang tua. Caranya? Salah satu cara yang dilakukannya sebagai anak rantau dengan gaji pas-pasan adalah pulang kampung setiap lebaran dan libur kenaikan kelas.Â
Dulu libur lebaran selama 2 minggu dan kenaikan kelas selama 40 hari penuh. Dengan modal utang dari KPN, ongkos bis dan utang tersebut dicicil selama setahun.Â
Menjelang lebaran berikutnya utang lagi. Utang dan mencicil tersebut terjadi selama puluhan tahun. Yang jelas sang simbok bangga anaknya bisa tilik keluarga setiap tahun.
Terbuka terhadap pengalaman orang lain
Dalam hal mendidik anak rupanya sang bapak juga berupaya mencari "pembanding" dari teman seprofesi yang juga merantau.Â
Ada kisah menaarik pada saat  sang bapak menerapkan pola hidup prihatin terhadap anak-anaknya justru sang teman "memanjakan" apa yang diminta anak-anakya.Â