Mohon tunggu...
Anandito Reza
Anandito Reza Mohon Tunggu... Editor - Seorang pria yang hobi olahraga pingpong, membaca, menulis, jalan-jalan, dan penyayang keluarga yang selalu berpikir positif dan bersyukur dalam segala hal

Menulis adalah menyampaikan pesan positif kepada pembaca

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Masjid Jami Al-Ihsan, Destinasi Tempat Ibadah yang Unik di Ciloto

10 Juni 2018   10:53 Diperbarui: 20 Juni 2018   12:41 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 3 Juni 2018, hari itu cuaca terlihat sangat cerah. Aku masih berada di rumah bersama istri dan anakku tercinta. Kami menikmati kebersamaan dengan bermain bersama di lapangan Nusantara Polo Club, yang tak jauh dari rumah. 

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 12 siang, aku di bantu istri menyiapkan barang-barang keperluanku selama di Bandung. Setelah menunaikan Salat Zuhur, aku akan berangkat ke Bandung. 

Berat rasanya meninggalkan keluarga, tapi itu harus ku lakukan karena Bandung tempat mencari rezeki untuk menafkahi keluarga. Sebelum berangkat ke Bandung, aku gendong Baim yang menangis. 

Aku katakan kepadanya, ‘Baim, papah berangkat kerja dulu ya ke Bandung, papa mencari rezeki untuk kebutuhan Baim. Minggu depan papa pulang lagi, jadi jangan sedih ya’. Lalu, ku cium pipi Baim dan ia menyium tanganku sebagai tanda perpisahan. Tak lupa ku pamit dengan istri dan mertua.

Dengan mengendarai motor, aku mengambil rute Bogor-Bandung melalui jalur Puncak. Perjalanan kurang lebih berjarak 150 Km. 

Tujuanku mengambil jalur Puncak karena pemandangannya bagus dan udaranya segar sehingga tidak mudah stres dan jenuh selama di perjalanan. Aku membawa motor dengan kecepatan 80-100 Km/jam untuk mengejar waktu agar tidak terlalu malam sampai Bandung. 

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 55 Km, tibalah aku di Ciloto. Ketika berada di wilayah Ciloto, waktu telah menunjukkan pukul 03.15 sore, sayup-sayup terdengar suara Azan Ashar berkumandang di masjid.

Di sebelah kiri jalan wilayah Ciloto, aku melihat menara dan kubah Masjid. Tanpa berpikir lama, aku segera ke Masjid yang bernama Masjid Jami Al-Ihsan. Masjid ini berada di lingkungan Wisma Haji Ciloto milik Kementerian Agama.

dokpri-9-5b1ca05716835f3bff09f8b3.jpg
dokpri-9-5b1ca05716835f3bff09f8b3.jpg
dokpri-3-5b1c9f49f133443a85081963.jpg
dokpri-3-5b1c9f49f133443a85081963.jpg
Aku segera memarkirkan motor, melepas sandal, dan langsung mengambil wudu agar bisa ikut Salat Azhar berjamaah. Air wudu di Masjid Al-Ihsan sangat dingin bisa menghilangkan kantuk dan stres.

Setelah selesai Salat Azhar, aku rehat sambil mengelilingi lingkungan Masjid Al-Ihsan. Masjid Al-Ihsan memiliki nilai estetika yang bagus dengan tempat wudu yang besar, tempat salat yang nyaman, taman yang luas, lingkungan yang bersih, serta udara yang sejuk.

dokpri-7-5b1c9ffecf01b47eab6e7b12.jpg
dokpri-7-5b1c9ffecf01b47eab6e7b12.jpg
dokpri-13-5b1c9ef8dd0fa87f3a602f02.jpg
dokpri-13-5b1c9ef8dd0fa87f3a602f02.jpg
dokpri-11-5b1c9f88f133443a845d1342.jpg
dokpri-11-5b1c9f88f133443a845d1342.jpg
dokpri-10-5b1ca02ecf01b47eb66a43f2.jpg
dokpri-10-5b1ca02ecf01b47eb66a43f2.jpg
Uniknya di Masjid ini kita bisa menjumpai beberapa pedagang yang menjajakan sayuran dan buah di pelataran masjid sambil mengatakan, ‘Sayuran dan buah-buahan segar baru dipetik dari kebon’. 

Berbagai sayuran segar dan buah dijajakan oleh pedagang, wortel, labuh, tomat, sawi putih, bayam, cabai, dan sebagainya. Banyak para pendatang yang selesai menunaikan salat di Masjid langsung membeli sayur dan buah-buahan yang dijajakan pedagang.

dokpri-6-5b1ca13016835f04940a6c52.jpg
dokpri-6-5b1ca13016835f04940a6c52.jpg
dokpri-4-5b1ca161caf7db56c738f103.jpg
dokpri-4-5b1ca161caf7db56c738f103.jpg
dokpri-12-5b1ca112cf01b440ea0437b2.jpg
dokpri-12-5b1ca112cf01b440ea0437b2.jpg
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 4.30 sore, aku pun segera mengisi air putih ke tempat minumku dari dispenser yang ada di Masjid. Air putih untuk perbekalan buka puasa di jalan. 

Aku segera menuju parkiran motor dan melanjutkan perjalanan ke Bandung. Parkiran motor Masjid Jami Al-Ikhsan ini tidak dikenakan biaya.

Itulah kisah pengalamanku menunaikan salat di Masjid Jami Al-Ihsan Ciloto. Semoga kisahku ini bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih

***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun