Mohon tunggu...
Ana Ndita Septy Dwi Cahyani
Ana Ndita Septy Dwi Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tips Mengatasi Anak yang Tidak Suka Makan Sayur

25 Oktober 2024   13:25 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayuran sangat penting untuk tubuh kita. Sayuran kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh kita. Mengonsumsi sayuran secara teratur dapat membantu mencegah berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Sayuran mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, C, K, dan folat, serta mineral seperti kalium, magnesium, dan zat besi. Serat dapat membantu pencernaan, menjaga kesehatan usus, dan membuat kita merasa kenyang lebih lama. Antioksidan dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Kebanyakan sayuran rendah kalori, sehingga baik untuk menjaga berat badan. Sayuran juga memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan mata, dan mencegah kanker. Namun, banyak anak-anak yang tidak suka makan sayur karena dianggap sebagai makanan yang kurang memiliki rasa dan aroma yang menarik. Mau diolah dalam bentuk apa pun, kebanyakan anak-anak akan menolak brokoli, kubis, kembang kol, juga jenis sayuran lain. Anak-anak, yang sekali merasakan aroma yang tak sedap, akan langsung menghindari sayuran tersebut. Terlebih, anak-anak juga lebih sensitif terhadap aroma dan rangsangan rasa tertentu, baik aroma sulfur, rasa pahit, juga rasa asam. Anak yang susah makan sayur dalam jangka panjang, akan menimbulkan berbagai efek, seperti berpengaruh pada perkembangan anak, akibat anak kekurangan gizi. Anak juga akan menjadi kekurangan vitamin atau avitaminosis. Dampaknya anak akan sering sariawan, gusi berdarah, rambut mudah rapuh, dan anemia. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak tidak suka makan sayur diantaranya faktor rasa, tekstur, penampilan, pengalaman masa kecil, dan lingkungan. Banyak sayuran memiliki rasa pahit alami dan hambar yang tidak disukai oleh lidah anak-anak yang masih sensitif. Tekstur sayuran yang lembek atau berlendir akan membuat anak merasa tidak nyaman saat memakannya.Serat pada sayuran juga bisa menjadi kendala bagi anak-anak yang masih dalam tahap belajar mengunyah. Warna hijau pada banyak sayuran seringkali kurang menarik bagi anak-anak yang lebih menyukai warna-warna cerah. Bentuk sayuran yang tidak menarik akan mengurangi minat anak untuk memakannya. Selanjutnya faktor pengalaman masa kecil seperti dipaksa makan, mereka akan mengaitkan pengalaman tersebut dengan sesuatu yang tidak menyenangkan. Orang tua akan memarahi anak yang selalu menolak asupan sayur mayur. Anak juga akan cenderung meniru perilaku orang tua apabila orang tua tidak suka sayur. Faktor lingkungan seperti teman sebaya dan iklan makanan juga mempengaruhi anak untuk tidak suka makan sayur. Jika teman-teman sebaya tidak suka makan sayur, anak akan merasa ikut-ikutan. Iklan makanan yang menarik dan berwarna-warni seringkali menampilkan makanan yang tidak sehat, sehingga membuat anak tidak tertarik pada makanan sehat seperti sayur. Penyebab lain dari anak yang malas mengonsumsi sayuran adalah tidak dibiasakan oleh orang tua sejak dini. Selain itu, pola pikir sebagian orang tua yang menganggap bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat. Pola pikir ini membuat orang tua memberikan makanan kepada anak dengan porsi yang besar, khususnya berupa nasi dan lauk-pauk. Sayangnya, sayuran justru kerap kali tidak diberikan dengan cukup. Akibatnya, anak akan terbiasa dengan makanan-makanan yang justru bisa membuat mereka gemuk hingga dewasa nantinya.

 Dampak negatif yang akan terjadi apabila anak tidak makan sayur diantaranya kekurangan nutrisi. Sayur mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kurangnya serat dalam makanan dapat menyebabkan sembelit dan masalah pencernaan lainnya. Vitamin dan mineral dalam sayur berperan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Apabila kekurangan vitamin dan mineral, system kekebalan tubuh anak akan melemah. Anak-anak yang tidak suka makan sayur cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan olahan yang tinggi gula dan lemak, sehingga meningkatkan risiko obesitas. Cara mengatasi anak yang tidak suka sayur:

1. Melibatkan anak dalam proses memasak seperti mengajak anak memilih sayuran, mencucinya, atau memotongnya.

2. Buat sayur menjadi menarik seperti memotong sayur menjadi bentuk-bentuk yang lucu, campurkan dengan makanan favorit anak, atau gunakan saus yang menarik.

3. Jadikan makan sayur sebagai pengalaman yang menyenangkan seperti makan bersama keluarga, beri pujian, dan hindari pemaksaan.

4. Orang tua harus suka dan sering makan sayur. Sehingga anak akan mengikuti perilaku tersebut.

5. Perkenalkan berbagai jenis sayuran kepada anak.

6. Sabar dan konsisten karena membutuhkan waktu bagi anak untuk menyukai sayur.

7. Sembunyikan sayuran dalam makanan dengan cara menghaluskan sayuran dan campurkan ke dalam makanan seperti sup, pasta, atau nugget. 

Ketidaksukaan anak terhadap sayur seringkali disebabkan oleh faktor rasa, tekstur, penampilan, pengalaman masa kecil dan lingkungan. Namun, dengan kreativitas, kesabaran, dan konsistensi, kita dapat membantu anak-anak untuk lebih menyukai sayur-sayuran dan mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan. Hal yang terpenting adalah membuat proses makan sayur menjadi pengalaman yang menyenangkan dan positif bagi anak. Setiap anak itu berbeda, jadi perlu penyesuaian untuk menemukan cara yang paling baik dan efektif untuk masing-masing anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun