Mohon tunggu...
Dhea Anandita Damhudi
Dhea Anandita Damhudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Singaperbangsa Karawang

Mempunyai kucing lucu bernama empin, suka musik dan suka neptunus.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

(OPINI) Pemilu 2024 : Bagaimana Literasi Media Membentuk Pilihan Pemilih?

1 November 2023   22:31 Diperbarui: 7 November 2023   23:53 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, informasi bertebaran dengan sangat cepat melalui berbagai media, seperti internet dan media sosial. Ini menciptakan tantangan besar dalam pemahaman pemilu dan pengambilan keputusan yang informasional. Serangan hoax, berita palsu, serta informasi yang bias dapat dengan mudah mengelabui pemilih yang tidak memiliki literasi media yang kuat. Dalam bidang politik, penyebaran informasi hoax di berbagai negara maju dan berkembang dijadikan sebuah strategi untuk meraih kemenangan (Tchakount et al., 2020).

Di Indonesia sendiri, media sosial merupakan platform utama yang digunakan untuk memperluas persebaran berita hoax. Banyaknya berita hoax seputar politik yang beredar melalui sosial media ini membawa pengaruh kepada para pemilih yang masih pemula, dampak nyatanya adalah mudahnya terpengaruh oleh provokasi, terciptanya kubu saling membenci karena perbedaan pilihan politik, dan terjadinya perubahan pilihan atau dukungan yang didasarkan oleh pilihan yang irasional (Aminah & Sari, 2019). 

Penyebaran berita dan informasi saat ini juga cenderung sangat cepat, sehingga pemilih harus bisa mengikuti perkembangan terbaru dalam perjalanan kampanye pemilu. Selain itu algoritma media sosial juga memainkan peran penting dalam menentukan konten yang dilihat oleh pengguna. Hal ini membuat pengguna hanya memperoleh informasi yang cocok dengan preferensi pengguna, sehingga pengguna terbatas dalam penerimaan informasi melalui sosial media karena algoritma tersebut.

Dampak Literasi Media pada Pilihan Pemilih

Kemampuan literasi media dapat membantu kita sebagai pemilih dalam menentukan pilihan ketika pemilu nanti. Pemahaman informasi politik yang kuat memungkinkan pemilih untuk lebih memahami informasi politik yang diterima. Kemudian pengaruh sosial media juga memiliki peran yang besar dalam memengaruhi pilihan pemilih. Literasi media melibatkan pemahaman tentang bagaimana media sosial dapat memengaruhi pandangan dan keputusan. Pemilih yang tidak memiliki kemampuan literasi media yang baik akan mudah tertipu oleh informasi palsu yang akan mempengaruhi pilihannya. Selain itu literasi media juga memiliki peran untuk membantu masyarakat dalam menilai kandidat dan kampanye yang dilakukannya. Dengan kemampuan literasi media yang baik, masyarakat dapat membedakan antara kandidat yang mengandalkan kampanye berdasarkan fakta dan prestasi nyata dengan kandidat yang mengandalkan kampanye bermodal janji palsu semata. Literasi media memungkinkan pemilih untuk lebih cermat dalam melihat latar belakang, rekam jejak, dan posisi politik kandidat secara lebih mendalam. Pemilih dapat mengkaji tawaran politik secara kritis dan memahami implikasi kebijakan yang diusulkan. Oleh karena itu, literasi media memiliki peran penting dalam mempengaruhi keputusan pemilih dalam menentukan pilihan mereka. 

Dalam Seminar Nasional bertema “Pentingnya Literasi Media Menjelang Pemilu 2024 serta Perkembangan Politik Indonesia” yang diadakan oleh Universitas Pendidikan Nasional (2023). Nuning Indah Pratiwi S.Sos.,M.I.Kom., selaku narasumber dalam seminar tersebut membahas dari perspektif akademisi tentang pentingnya literasi media dalam menyikapi pemilu 2024. Ia menekankan bahwa literasi media tidak hanya berfokus pada kemampuan membaca dan menulis, namun juga kemampuan memahami dan menganalisis informasi yang diperoleh dari media. Literasi media memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat guna mencapai masyarakat cerdas dalam mengambil keputusan yang tepat dalam memilih pemimpin di pemilu 2024 nanti.  

Bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan literasi media? 

Meningkatkan literasi media bisa dilakukan dengan mengevaluasi sumber informasi yang diperoleh untuk memeriksa kejelasan sumber, dan menilai kredibilitas berita tersebut. Selalu berusaha memahami konteks isi berita yang dikonsumsi karena isu politik seringkali kompleks dan cukup rumit untuk dipahami, maka dari itu disarankan untuk mencari pengertian tidak berdasarkan pada satu sudut pandang saja melainkan mencari kesimpulan paling tepat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Melatih keterampilan kritis juga dapat dilakukan, termasuk kemampuan untuk menganalisis berita yang mungkin mengandung unsur tidak logis,serta mengenali mana berita palsu dan hoaks serta tidak ikut menyebarkan berita palsu tersebut. Kemudian hal lain yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi media adalah dengan mengikuti diskusi terbuka dan sehat mengenai isu politik dan pemilu yang ada dalam komunitas dan lingkungan sosial. Dengan begitu pemahaman mengenai politik kita akan menjadi lebih luas dan terbuka. 

Dalam era informasi yang penuh gejolak ini, literasi media adalah kunci untuk pemilihan yang lebih cerdas dan terarahkan. Memahami bagaimana literasi media memengaruhi pemahaman dan persepsi pemilih terhadap kandidat dan isu-isu pemilu adalah langkah penting menuju pemilihan yang lebih sehat dan berbasis informasi. Literasi media memberdayakan individu untuk membuat pilihan yang informasional dan bermakna, mengurangi kemungkinan penyebaran berita palsu, dan memelihara persatuan dalam masyarakat. Dengan literasi media yang baik pula, pemilih dapat menjadi agen perubahan yang lebih kritis dan berpengetahuan dalam proses pemilu, yang merupakan esensi dari demokrasi yang sehat. Mari kita wujudkan pemilu 2024 yang sehat dan cerdas agar pemimpin yang terpilih kelak dapat mewujudkan Indonesia maju di masa yang akan datang. 

Referensi

Elvinaro, A., Lukiati, K., & Karlinah, S. (2004). Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun