Mohon tunggu...
Anandha Ayu
Anandha Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

haloooooooooooooooooooooooooooooooo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Misteri Gangguan Kepribadian Ambang (BPD): Pemahaman, Disorder dan Gejala

3 Juli 2024   20:01 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:19 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan kepribadian ambang (BPD) adalah gangguan mental serius yang memengaruhi perasaan dan pemikiran pasien. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang terus berubah, sulit dikendalikan, serta perilaku  impulsif. Gangguan kepribadian ambang dapat memengaruhi citra diri, emosi, perilaku, pemikiran, dan hubungan seseorang dengan orang lain.

Saat ini belum pasti apa yang menjadi penyebab gangguan kepribadian ambang, namun beberapa ahli menduga kondisi ini terjadi karena beberapa hal berikut :

  • Pelecehan dan trauma
  • Seseorang yang permah mengalami pelecehan seksua, emosional atau fisik memiliki risiko BPD yang lebih tinggi
  • Genetika
  • Gangguan kepribadian ambang bisa terjadi karena keturunan dari anggota keluarga.
  • Perubahan otak
  • Bagian otak yang mengontrol emosi dan perlaku tidak tersinkronisasi dengan baik. Masalah ini dapat mempengaruhi cara kerja otak.

            Gejala penderita BPD antara lain yaitu :

  • Perubahan suasana hati secara intens
  • Takut ditinggalkan dalam sebuah hubungan
  • Sulit mempertahankan hubungan
  • Perilaku implusif yang berbahaya
  • Menyakiti diri sendiri
  • Terdapat juga gejala lain yang umum terjadi yaitu :
  • Depresi : penderita sering merasa sedih, bosan, tidak terpenuhi atau kosong
  • Paranoia : penderita sering khawatir terhadap pemikiran orang lain dan takut bahwa orang lain tidak menyukai penderita.

Dari beberapa gejala tersebut jika anda sedang merasakan ada yang aneh dari dalam diri anda segera menemui psikolog atau psikiater agar mendapat penanggan lebih lanjut.

Pencegahan BPD tidak dapat dicegah sepenuhnya, tapi resikonyadapat dikurangi dengan menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, menanyakan secara rutin kondisi anak dan mencari dukungan dari orang lain ketika mengalami peristiwa traumatis.

Sumber :

https://www.alodokter.com/bpd-borderline-personality-disorder

https://www.halodoc.com/kesehatan/bpd-borderline-personality-disorder

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun