3. Dengarkan dan Tanggapi mereka
Ketika anak meluapkan emosi mereka dengan kata-kata, dengarkan dan katakan bahwa kalian mengerti dengan apa yang mereka ucapkan. Hal ini dapat meredakan anak temperamental. Jika kalian merasa bahwa anak sedang berusaha untuk berbicara, tawarkan pada mereka untuk membantu menemukan jawaban apabila terdapat masalah yang harus dipecahkan, masalah yang harus diperbaiki, atau permintaan maaf yang perlu dibuat. Anak yang merasa dirinya didengarkan, dipahami, dan dipedulikan sering kali membuat mereka menjadi lebih tenang.
4. Berilah Pengertian Pada Mereka
Memberi pengertian pada anak adalah cara meredakan emosi anak yang selanjutnya. Ketika anak sudah mengakui emosinya, beritahu mereka bahwa emosi bukanlah alasan untuk dapat berperilaku buruk. Katakan pada mereka bahwa tidak apa-apa marah, akan tetapi tidak baik jika marah sambil berteriak, memukul, melempar atau membanting barang untuk meluapkan amarah mereka.
5. Beritahu Cara Lain untuk Meluapkan Amarah
Carilah cara yang aman yang bisa digunakan si kecil untuk meluapkan amarah mereka supaya mereda. mungkin tidak dengan memukul atau membanting, akan tetapi sarankan pada mereka untuk menggunakan cara yang baik dan tepat bagi anak untuk melampiaskan amarah mereka. seperti pergi keluar, lari-lari, mengambil air wudlu, duduk, berbaring dan lain sebagainya.
Demikian adalah beberapa cara untuk mengatasi emosi anak. Selain mengetahui caranya, kita juga dapat menguasai karakteristik anak mulai dari aspek fisik, moral, sosial dan emosional.
Dengan mempelajari psikologi perkembangan anak usia dini kita dapat memperoleh beberapa manfaat seperti memahami karakter anak juga dapat memilah dan memilih solusi yang tepat dalam permasalahan yang dihadapi oleh anak.
Anak yang memiliki perilaku temperamental adalah sebuah kepribadian yang jelas berbeda dengan anak yang beremosional tinggi atau pemarah. kepribadian yang temperamental juga bukan pribadi yang sensitif, akan tetapi kepribadian yang temperamental adalah pribadi yang mana kita harus bersikap berhati-hati ketika berinteraksi atau bersosialisasi dengan mereka. Anak yang temperamen memang mempunyai jiwa yang sensitif, tapi anak yang sensitif belum tentu temperamental. Hal ini untuk menegaskan bahwa adanya perbedaan pada kedua sifat tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H