Kemampuan bergaul dan menangani emosi ini diperoleh anak dengan berbagai macam kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di sekitarnya, baik orangtua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Orangtua diperlukan mampu menjadi mitra kerja yang baik bagi anak karena bimbingan yang diberikan orangtua kepada anak yang positif akan melahirkan anak yang berkompeten.Â
Apabila lingkungan dalam keluarga yang kurang menyodorkan kenyamanan pada anak seperti perbuatan orangtua yang kasar, sering marah-marah, tidak peduli pada anak, tidak menyampaikan pengajaran, bimbingan, teladan, atau pembiasaan terhadap anak dalam mempraktikkan norma-norma, baik agama maupun tata krama, maka akan melahirkan anak yang kurang baik dalam perilakunya. Anak-anak dengan perilaku sosial yang rendah akan mengalami beberapa masalah seperti penolakan, masalah perilaku dan menurunkan status pendidikan ketika memasuki sekolah.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional sejatinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kata lain, membahas perkembangan emosi harus berhubungan dengan perkembangan sosial anak. Demikian juga sebaliknya, membahas perkembangan sosial harus melibatkan aspek emosional karena emosi tidak akan keluar jika kita tidak berada dilingkungan sosial dan manusia tidak akan bisa apa-apa jika tidak bersosialisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H