Bahasa mengikuti perkembangan zaman, dan orang tua juga harus memperhatikan pembelajaran bahasa untuk anak-anak mereka. Jika orang tua berhasil mengenalkan bahasa ibu yang baik kepada anak, maka perkembangan bahasa anak selanjutnya tentunya akan sangat penting dan akan berbeda dengan anak yang belum mengenal orang tua.Â
Pembelajaran bahasa kedua berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak-anak mempelajari bahasa kedua setelah dia mempelajari bahasa pertamanya (Dona Aji K. dan Nuryani, 2013:179). Bahasa adalah sistem simbol suara, yang bersifat arbitrer dan konvensional. Baik bahasa pertama dan bahasa kedua memiliki tingkat kebutuhannya masing-masing untuk komunikasi lisan dan tertulis.
Pembahasan dalam bahasa kedua (B2) tidak terlepas dari pembahasan dalam bahasa pertama (B1). Bahasa kedua diperoleh setelah menguasai bahasa pertama. Penguasaan bahasa kedua berbeda dengan penguasaan bahasa pertama. Perbedaannya terletak pada proses akuisisi.Â
Penguasaan B1 melalui proses akuisisi, dan penguasaan B2 melalui proses pembelajaran. Pembelajaran B2 hanya dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan informal secara sengaja dan sadar. Ini berbeda dari penguasaan bahasa pertama yang alami, tidak disengaja, dan tidak disadari.Â
Pengajaran bahasa kedua telah ada selama berabad-abad, dan telah berubah seiring waktu. Perubahan ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti persepsi tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa.Â
Perbedaan cara pandang ini akan mempengaruhi tujuan pembelajaran bahasa. Steinberg (2013:190) menyatakan bahwa metode pengajaran bahasa kedua dapat dilihat dari beberapa hal seperti: fokus pengajaran bahasa, pengajaran makna, pengajaran tata bahasa.
Teori pembelajaran bahasa kedua (B2) berasal dari dunia Barat, sedangkan teori yang terlibat dalam B2 adalah bahasa Inggris. Untuk bisa mengaplikasikan teori tersebut, walaupun memungkinkan untuk membuat teori berdasarkan pengalaman kita, kita harus lebih bijak.Â
Dalam hal ini B2 adalah bahasa Indonesia (BI) yang banyak diperbincangkan, apalagi sebagian besar teori tersebut berasal dari dunia Barat dan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan kita di Indonesia. Untuk beberapa pertimbangan, item pertama untuk pembelajaran B2 dan item kedua untuk bahasa ibu (B1).Â
Padahal, pembelajaran selalu dikaitkan dengan guru, pengaturan kurikulum, alokasi waktu, dll, dan ini tidak ada dalam proses memperoleh B1.Â
Ada juga fakta bahwa saat mendapat B1, anak mulai dari awal; Saat mempelajari B2, pelajar sudah memiliki sebuah bahasa. Pembelajaran bahasa adalah proses penguasaan bahasa pertama dan bahasa kedua.Â
Saat mempelajari bahasa pertama, perlu diketahui bahwa seorang anak tidak akan tiba-tiba memiliki tata bahasa B1 dalam pikirannya dan telah menguasai semua aturan.Â