PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KOTA DAN KAITANNYA DENGAN EKONOMI SOSIAL
Apa itu infrastruktur? Bank Dunia (1994) membagi infrastruktur ke dalam tiga kategori utama, yaitu:
1. Infrastruktur ekonomi, yakni infrastruktur fisik yang mendukung kegiatan ekonomi. Ini mencakup utilitas publik seperti listrik, telekomunikasi, air bersih, sanitasi, dan gas, serta pekerjaan umum seperti jalan, bendungan, kanal, irigasi, dan drainase. Selain itu, sektor transportasi seperti jalan raya, rel kereta, pelabuhan, dan bandara juga termasuk dalam infrastruktur ekonomi.
2. Infrastruktur sosial, yang mencakup sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan fasilitas rekreasi.
3. Infrastruktur administratif, yang terdiri dari elemen-elemen seperti penegakan hukum, kontrol administratif, dan koordinasi pemerintahan.
Pemerintah Indonesia, melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur, menjabarkan beberapa jenis infrastruktur yang diatur oleh pemerintah. Infrastruktur yang diatur tersebut meliputi transportasi, jalan raya, dan pengelolaan sumber daya air.
Jadi, Infrastruktur adalah berbagai fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk mendukung berjalannya suatu masyarakat atau sistem ekonomi. Ini mencakup hal-hal seperti jalan, jembatan, sistem transportasi, jaringan listrik, air bersih, serta telekomunikasi. Fasilitas-fasilitas tersebut berfungsi untuk memperlancar aktivitas masyarakat sehari-hari dan mempermudah distribusi barang dan jasa. Infrastruktur yang baik juga menjadi faktor penting dalam menarik investasi dan memajukan perekonomian suatu wilayah.
Lalu, apa itu Pembangunan Infrastruktur?
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu faktor krusial yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu kota. Infrastruktur yang memadai tidak hanya memperlancar mobilitas penduduk dan barang, tetapi juga mendorong aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Kota yang memiliki infrastruktur modern dan berkualitas baik cenderung menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Nah, apa kaitan pembangunan Infrastruktur kota dengan ekonomi sosial?
 Jadi, Pembangunan Infrastruktur kota dan ekonomi kota sangat erat, mengapa? Karena Infrastruktur memainkan peran penting dalam meningkatkan akses dan mobilitas masyarakat, yang secara langsung memperlancar arus barang dan orang. Ketika mobilitas meningkat, aktivitas ekonomi seperti perdagangan dan bisnis pun ikut berkembang, sehingga pendapatan masyarakat dan kesejahteraan sosial ikut meningkat.
 Selain itu, infrastruktur yang memadai dapat meningkatkan produktivitas di berbagai sektor ekonomi. Fasilitas seperti jalan, listrik, air bersih, dan internet menjadi fondasi bagi pertumbuhan sektor industri, perdagangan, serta jasa. Produktivitas yang lebih tinggi menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.Â
Pembangunan infrastruktur yang merata juga membantu mengurangi kesenjangan sosial antarwilayah. Akses yang setara terhadap fasilitas dasar memungkinkan masyarakat di wilayah terpencil atau terpinggirkan untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, yang berpotensi mengurangi ketimpangan pendapatan dan sosial. Â Infrastruktur sosial seperti sekolah, rumah sakit, dan perumahan juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
 Fasilitas ini mendukung kebutuhan dasar masyarakat, menciptakan komunitas yang lebih sehat, berpendidikan, dan sejahtera.  Secara keseluruhan, pembangunan infrastruktur kota mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di sektor- sektor seperti UKM, pasar tradisional, dan industri kreatif. Infrastruktur yang baik memungkinkan bisnis lokal berkembang, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mendorong siklus ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, pertumbuhan tersebut tidak menjamin terwujudnya keadilan dan kesejahteraan sosial dalam masyarakat. Adalah tidak adil jika pembangunan hanya berfokus pada peningkatan angka pertumbuhan ekonomi, pembangunan semacam itu bahkan bisa menjadi salah satu contoh karya manusia yang berdiri tepat di hadapan kita. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi karena itu akan menjadi kontribusi kita terhadap ketidakadilan dalam kehidupan sosial. Pertumbuhan ekonomi tidak boleh dijadikan sasaran akhir dari pembangunan. Salah satu tantangan utama pembangunan Indonesia saat ini adalah mengatasi masalah ketimpangan. Masalah ini tidak hanya terjadi di tingkat individu atau rumah tangga, tetapi bahkan antara wilayah-wilayah.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pada kenyataannya, meskipun rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi selama lebih dari tiga dekade terakhir, kesenjangan pendapatan juga masih tinggi. Data kemiskinan yang dilaporkan oleh BPS sejak tahun 1970 hingga 2017 yang masih satu-satunya data kemiskinan yang saya perhatikan mencatat bahwa rata-rata tingkat kemiskinan di daerah perkotaan adalah 13,9% —sedangkan tingkat kemiskinan di pedesaan jauh lebih tinggi mendekati 19,0%. Dengan kata lain, orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan, yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian, cenderung miskin. Selain itu, terdapat ketimpangan antar pedesaan dan perkotaan dan antara wilayah barat dan timur Indonesia yang terjadi—serta perbedaan antara Jawa dan bukan Jawa.
Infrastruktur yang baik benar-benar memengaruhi minat investor. Kota yang punya infrastruktur mendukung seperti jalan tol yang terhubung dengan pelabuhan atau bandara, serta internet yang cepat, biasanya lebih menarik bagi investor. Contohnya, proyek jalan tol dan kereta cepat di Jakarta-Bandung yang bikin investor makin tertarik dengan properti, industri, dan pariwisata di sana.
Selain itu, infrastruktur yang oke juga bikin biaya produksi dan distribusi jadi lebih rendah, jadi perusahaan bisa lebih efisien. Misalnya, pabrik manufaktur lebih milih kota yang punya transportasi dan utilitas yang memadai supaya biaya logistik dan operasionalnya bisa dipangkas.
Infrastruktur yang baik juga berdampak positif ke ekonomi lokal. Pasar tradisional, UKM, dan sektor informal sangat bergantung pada infrastruktur yang ada. Contoh nyata adalah di pasar tradisional Situbondo. Setelah akses jalan ke pasar diperbaiki, jumlah pengunjung dan pedagang meningkat, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Tantangan:
1. Ketimpangan Infrastruktur: Ada perbedaan infrastruktur yang mencolok antara barat dan timur Indonesia, serta Jawa dan luar Jawa, yang bikin ketimpangan dalam investasi dan pertumbuhan ekonomi.
2. Biaya dan Efisiensi: Pembangunan infrastruktur sering kali mahal dan kurang efisien, terutama di daerah-daerah terpencil.
3. Pengelolaan dan Pemeliharaan: Infrastruktur perlu pemeliharaan terus-menerus. Kurangnya manajemen yang baik bisa bikin manfaatnya berkurang dalam jangka panjang.
Solusi yang bisa kita pertimbangkan adalah sebagai berikut,
1. Peningkatan Infrastruktur di Daerah Tertinggal: Fokuskan pembangunan di daerah timur Indonesia dan luar Jawa untuk menyamakan kesempatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
2. Pendanaan dan Teknologi: Cari cara kreatif untuk pendanaan dan gunakan teknologi modern untuk mengurangi biaya serta meningkatkan efisiensi dalam pembangunan dan pemeliharaan.
3. Manajemen Berkelanjutan: Terapkan sistem manajemen yang baik untuk pemeliharaan infrastruktur dan pastikan proyek sesuai dengan rencana jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H