Banyak sekali manipulasi yang dilakukan untuk saling menjatuhkan dan menaikan citra dari para paslon, manipulasi ini meliputi penggunaan teknologi pengubah suara dan wajah palsu untuk membuat skenario yang dapat menjatuhkan lawan politik dari paslon tersebut serta kegiatan suap menyuap media digital publik untuk terus memberitakan hal - hal positif tentang paslon yang bersangkutan di media sosial.
Literasi media digital yang baik tentunya dapat mengatasi kedua tantangan etika diatas, literasi media digital membantu kita semua untuk dapat mengidentifikasi terkait dengan informasi yang beredar di media sosial selama masa kampanye pilpres, literasi media digital juga dapat membantu kita untuk mengidentifikasi teknologi digital yang sekarang ini semakin pesat perkembangannya, dengan literasi media digital kita dapat mendeteksi dan mengetahui apakah informasi yang kita baca/lihat terdapat interfensi teknologi digital palsu di dalamnya atau tidak.
Pembelajaran terkait literasi media digital tentunya harus kita semua tingkatkan secara terus menerus guna mendapatkan ilmu terkait dunia digital terutama media sosial yang dapat menjadi wadah untuk kreatifitas semua orang, perlunya kesadaran kita untuk lebih melek terhadap literasi media digital untuk dapat menopang demokrasi yang adil dan jujur di Indonesia baik itu di dunia nyata maupun di dunia digital seperti media sosial, kita semua bertanggung jawab atas informasi yang kita sebarkan di media sosial, pemahaman masyarakat terkait literasi media digital harus terus ditingkatkan agar kita semua dapat menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H