Mohon tunggu...
Ananda Sendi Darmawan
Ananda Sendi Darmawan Mohon Tunggu... -

Fakultas FEBI| Ekonomi Syariah| ES3| NIM:E20172131

Selanjutnya

Tutup

Money

Kamu Kira Konsumsi Itu Cuma Soal Makanan?

24 Februari 2018   12:01 Diperbarui: 24 Februari 2018   12:06 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejalan dangan firman Allah dalam surah Al-Baqarah (2) ayat  (168) yang artinya:

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi."

Dalam ayat diatas, Allah memerintah manusia agar makan dan minum sebagai syarat untuk hidup dan memilah makanan yang halal dan baik. Walau bahan makanan disediakan untuk keperluan itu sangat banyak oleh Allah, namun harus dipilih yang halal saja dan tidak boleh dilakukan secara boros.

Cara hidup tidak boros dan kebutuhan terhadap barang yang dikonsumsi harus diteliti terlebih dahulu. Sebagaimana tadi sudah dijelaskan bawasannya perilaku boros itu merupakan perilaku yang dilarang oleh Rasulullah. Pada dasarnya, dalam pandangan islam seseorang pemilik harta (individu) tidak memiliki hal mutlak terhadap harta yang dimilikinya, dengan demikian , penggunaan harta tersebut haruslah sesuai dengan kebutuhannya. 

Kalaupun seseorang sanggup untuk memperoleh barang-barang mewah (kebutuhan tersier) hendaklah terlebih dahulu meneliti kehidupan masyarakat dikeselilingnya. Tidak akan mungkin seorangg muslim hidup mewah-mewahan ditengah masyarakat  yang serba kekurangan. Sebab perbuatanya tersebut akan dapat menimbulkan kecemburuan dan fitnah.

Ada aspek yang sangat penting, yaitu tujuan utama daripada pemenuhan kebutuhan umat islam  adalah sebagai sarana penolong untuk beribadah kepada Allah SWT. Pemenuhan kebutuhan (konsumsi) dengan niat untuk meningkatkan stamina dalam bingkai ketaatan dan pengabdian kepada Allah akan manjadikannya bernilai ibadah yang berpahala. 

Sebab hal-hal yang mubah, apalagi wajib, bisa menjadi ibadah jika disertai niat yang niat pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah seperti, makan, minum, tidur, dan bekerja jika dimaksudkan untuk menambah potensi dalam pengabdian kepada ilahi. maka dari itu kita sebagai seorang muslim dan muslimah hendaknya menjaga kesehatan jasmani dan rohani, karena dua - duanya pun butuh asupan nutrisi, ruh kita pun butuh diberi makan seperti dzikir, dan beribadah. agar segala sesuatu yang kita kerjakan dapat bernilai positif bagi diri kita dan orang-orang disekitar kita. alangkah baiknya jika jasmani kita sehat dan rohani kita pun juga sehat.

Sekian artikel dari saya, jika ada kesalahan saya pribadi memohon maaf, terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya. Dan semoga bermanfaat  .
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh .

sumber :
Lubis, Surahwadi. 2012. HUKUM EKONOMI ISLAM. Jakarta: Sinar Grafika
Dr. Monzer Kahf. 1995. EKONOMI ISLAM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Prof. Dr. H. Idri, M.Ag. 2015. HADITS EKONOMI. Jakarta: Kencana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun