Tak pernah cukup hanya menonton superhero. Kita juga sering membeli snack Chiki yang berhadiah Tazos. Semakin banyak punya koleksi, maka banyak yang bangga dengan kita. Dan katanya, pulpen besar-besar yang punya tali dan bisa dikalungkan itu isinya narkoba, nama kerennya waktu itu sabu-sabu. Sangat khas dengan baunya yang wangi sekali. Tapi tak harum seperti nama Kartini, ya! Sebagian kawan kita perempuan lebih banyak yang punya pulen itu. Secara gambarnya warna warni dan lucu. Dan wajib menuliskan biodata pribadi, kesan, pesan, serta hobby di buku diary kawan-kawan dengan judul “My Biodata”. Kalau tak bersedia mengisinya, diancam tidak akan ditemani dan tidak akan diingat untuk selamanya. Paling banter, dibilang gak gaul. Lagi-lagi. Pakai kunci gembok segala. Seakan-akan ada peta harta karun di dalamnya. Tapi ada juga yang pernah menghilangkan kuncinya. Hingga sekarang tak pernah lagi bisa membuka, atau tak mau membuka. Bahkan memang tidak ada bendanya karena sudah hilang entah kemana. Selamanya?
Kita itu paling hobi beli permen karet Yosan. Teman saya berani beli satu lusin. Hanya karena ingin dapat hadiah menarik. Kita harus berhasil menysun huruf yang terdapat dibalik bungkusan menjadi kalimat Y-O-S-A-N. Anehnya, dari zaman pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, sampai zaman Demokrasi SBY, huruf N itu memang tidak pernah ditemukan. Malahan isu dan Hoax yang tersiar ada orang yang menemukan huruf N itu tak pernah ada bukti nyata. Kawan saya bilang, kemungkinan perusahaan memang lupa memproduksinya. Tapi memang tidak ada kisah paling indah. Selama kita tak pernah mengingat atau menginginkan kisah itu indah.
Selamat bernostalgia kawan-kawan kelahiran 198o-1990.
Ananda Perdana Anwar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H