Mohon tunggu...
Ananda Rezky Wibowo
Ananda Rezky Wibowo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku hanyalah aku dan tak jauh beda dari seperti kebanyakan orang lainnya ! Belajar dari segala hal yang bermakna !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebakaran Rappocini

29 Oktober 2014   19:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebakaran Rappocini

Terlihah jeritan

Terbias kesedihan yang mendalam

Dari curahan hati yang terdegar

Mereka menangis

Kami,

Kami ingin memeluk mereka

Ingin merangkul dengan kasih dan sayang

Memberikan apa yang bisa kami lakukan

Dari sebuah sentuhan, Berbagi cinta.

Catata dari para korban kebakaran rappocini :

Berawal dari satu kompor gas yang meletus pada salah satu rumah warga jam 1 siang hari, dari letusan itu muncul percikan api yang segera merembet ke rumah warga yang lain, kebetulan di dekat letusan itu terdapat warung di rumah warga yang menjual gas 3-kiloan, maka dari itu pulalah yang semakin memperbesar kobaran api. Dan yang semakin parahnya lagi, di dekat kedua sumber api itu juga terdapat tower telkomsel di kerumunan perumahan kumuh warga setempat. Kenapa bisa-bisanya ada tower yang menjulang tinggi di kerumunan perumahan warga yang padat?? Berkat tower itu ledakan api menjadi semakin keras, karena adanya gardu genset yang meletus dengan keras di dalam area tower itu yang semakin melebarkan perluasan rembetan api.

Entah siapa yang harus disalahkan? Karena memang tidak ada yang mesti disalahkan, sebab semua telah terjadi, tidak diperlukan lagi teori-teori tentang apa, mengapa, siapa dll. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita harus cepat tanggap untuk turun langsung ke lokasi dan melakukan pendekatan dan merangkul mereka para korban kebakaran.

Sebab nyatanya, mereka kekurangan bantuan-bantuan langsung, mereka para korban kebanyakan hanya mengharap bantuan dari sesama kerabat dan keluarga mereka sendiri.

Bantuan dari pemerintah yang mestinya lebih menyentuh kepada para korban nyatanya masih kurang bahkan  terbilang tidak ada, karena berdasarkan pemaparan dari beberapa korban kebakaran bantuan yang cepat tanggap kelokasi pasca kebakaran hanyalah dari mahasiswa dan para pemerhati sosial lainnya, hingga tanggal 28 oktober 2014 seminggu setelah kejadian terjadi masih belum ada juga aksi tanggap nyata dari pemerintah secara menyeluruh ke semua sektor korban kebakaran.

Hingga saat ini, para korban kebakaran masih sangat membutuhkan bantuan, sebab mereka nyatanya sudah tidak punya apa-apa lagi, maka jangan berhenti membantu, sebab ini adalah misi kemanusiaan.

Kami Rumah PeKa mengharapkan kepada siapa saja kalian semua, agar mari kita sama-sama turun langsung ke lokasi untuk langsung menyentuh mereka memberikan bantuan secara langsung, jangan pernah berhenti memperhatikan, aksi yang nyata di butuhkan untuk membasuh luka dan kembali memberikan motivasi semangat kepada para korban kebakaran rapoocini.

Ananda Rezky wibowo

Posko Rumah Peka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun