Mohon tunggu...
Nanda Rahmat
Nanda Rahmat Mohon Tunggu... Lainnya - Penjaga suplai imajinasi otakmu

Hai aku Nanda, tapi suka-suka kalian manggil siapa. Punya hobi mikirin hal-hal random nan halu yang tiba-tiba aja kepikiran. Semoga kita semua tetap imajinatif sampai tua

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenapa Kita Percaya "Besok"?

25 Maret 2022   00:09 Diperbarui: 25 Maret 2022   00:12 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah ga sih kepikiran kalo besok ternyata bukan masa depan? Selama ini kita percaya kalo besok adalah masa depan dan kemarin adalah masa lalu. Apa iya? Sejak kecil kita sudah terbiasa menganggap bahwa "besok" adalah yang akan terjadi dan tentunya berada di garis waktu masa depan. Mungkin sejak TK sudah ditanamkan bahwa setelah Senin adalah Selasa dan setelah Kamis adalah Jumat.

Tapiii gimana kalo ternyata "besok" adalah kemarin. Jadi bukan seperti garis waktu umum yang percaya kalo "besok" adalah masa depan, malah kita hidup bergerak mundur ke belakang. Mungkin sekarang kita berada di masa depan dan besok adalah masa lalu. Mungkin sekarang hari Rabu dan besok adalah Selasa, bukan hari Kamis. Toh nama-nama hari adalah hasil kreatifitas manusia. Kalo dibayangkan dengan haluku ini, maka semesta bergerak mundur bukan bergerak maju.

Gimana kalo "Big-Bang" itu bukan awal penciptaan tapi fase berakhirnya semesta dan kiamat adalah awal semesta. Bisa jadi kiamat adalah awal rekonstruksi awal semesta menuju alam yang baru. Kiamat berperan sebagai titik tolak awal jembatan yang menghubungkan kehidupan dunia dengan akhirat. 

Yang pasti semua ini bergerak lurus entah besok adalah masa depan maupun besok adalah masa lalu

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun