PERSPEKTIF SOSIOLOGI AGAMA DALAM TRADISI SEDEKAH BUMI
DESA GEDANG KULUT
Anik Safitri ( 204104040017 )
Program Studi Peradaban Islam
Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora
UNIVERSITAS KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
aniksafitri012@gmail.com
Abstrak
Sedekah bumi merupakan salah satu tradisi yang telah turun temurun dilestarikan oleh masyarakat khusunya masyarakat Jawa. Sedekah bumi merupakan bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan semua karunianya yang telah diberikan kepada masyarakat. Sedekah bumi adalah salah satu simbol  penghormatan dan juga penghargaan dari masyarakat kepada alam semesta sebagai karunia yang besar. Karena menurut para masyarakat bumi yang telah kita pijak dan tinggali ini serta kita kotori juga telah mengambil manfaat darinya maka sebagai bentuk perawatan maka kita simbolkan dengan cara memberinya sedekah. Dalam agama sedekah bumi memiliki nilai-nilai agama yang cukup tinggi diantaranya nilai keimanan, nilai persatuan, nilai silaturahmi, nilai tolong menolong, nilai bersyukur, nilai kebersamaan, nilai tasyakur, nilai berbagi, nilai kebermanfaat dan berdo'a.
Kata Kunci : Agama, Sedekah Bumi
Abstract
Alms of the earth is a tradition that has been passed down from generation to generation by the community, especially the Javanese. Alms of the earth is a form of gratitude to God Almighty for giving all the gifts that have been given to the community. Alms of the earth is one of the symbols of the show and also the appreciation of the community to the universe as a great gift. Because according to the people of the earth that we have stepped on and lived in and we have polluted have also benefited from it, as a form of care, we symbolize it by giving alms. In the earth alms religion, there are quite high values including the values of togetherness, the value of friendship, the value of helping, the value of gratitude, the value of togetherness, the value of sharing, the value of being useful and praying.
Keywords: Religion, Alms of the earth
PENDAHULUAN
Sosiologi keagamaan adalah Sosiologi agama berupaya menguasai arti yang diberikan oleh warga kepada sistem agama tertentu, dengan meletakkan agama serta keberagaman manusia selaku gejala sosial. Sosiologi agama mencakup usaha pengembangan dan pencarian konsep yang lebih pas cocok dengan maksud buat lebih menguasai fenomena agama, supaya manusia dapat menguasai agama selaku kepentingan serta kegiatan manusia. Agama terpaut dengan kebutuhan, perasaan, aspirasi, serta menyangkut sebagian aspek esensil keadaan manusia, hingga uraian menimpa sosiologi agama hanya berhubungan dengan efeknya dalam pengalaman historis manusia serta dalam pertumbuhan warga. Pada dasarnya agama hendak melahirkan warga serta tumbuh, tumbuh menghasilkan suatu budaya sehingga pada dinamika perkembangannya melahirkan suatu masyarakat serta pada kesimpulannya bisa kembali menimbulkan agama dan perihal ini terus berbalik dan selaku kausal yang saling berhubungan antara variabel yang satu serta yang lain, ini disebabkan dari perputaran ketiga variabel besar yang silih berhubungan serta tercantum selaku aspek luar yaitu agama, budaya serta sosial. Sebaliknya aspek di dalam adalah gen, jadi bisa dikatakan kalau budaya sangat dipengaruhi oleh agama.
 Sedekah bumi ialah salah satu tradisi yang sudah turun temurun dilestarikan oleh warga khusunya warga Jawa. Sedekah bumi ialah wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebab sudah membagikan seluruh karunianya yang sudah diberikan kepada warga. Sedekah bumi merupakan salah satu simbol penghormatan serta pula penghargaan dari warga kepada alam semesta selaku karunia yang besar. Sebab bagi para warga bumi yang sudah kita pijak serta tinggali ini dan kita kotori pula sudah mengambil khasiat darinya hingga selaku wujud perawatan hingga kita simbolkan dengan metode memberinya sedekah. Dalam agama sedekah bumi mempunyai nilai- nilai agama yang lumayan besar antara lain nilai keimanan, nilai persatuan, nilai silaturahmi, nilai tolong membantu, nilai bersyukur, nilai kebersamaan, nilai tasyakur, nilai berbagi, nilai kebermanfaat serta berdo' a.
Keterkaitan sosiologi agama dengan sedekah bumi dalam tradisi sedekah bumi ada beberapa nilai-nilai yang terkandung diantaranya ialah nilai kebersamaan dan juga nilai agama dimana setiap lapisan masyarakat bersama-sama menyelenggarakan dan mengadakan tradisi ini dengan suka rela, gotong royong pun terlihat pada tradisi ini, serta nilai religi yaitu dilihat dari tujuan tradisi ini diadakan yakni sebagai wujud rasa syukur atau terima kasih kepada tuhan atas nikamt yang telah diberikan. Artikel ini di buat untuk memaparkan dan menjelaskan mengenai sosiologi agama dalam tradisi sedekah bumi.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan segala informasi mengenai aspek-aspek yang mendukung penelitian baik dari sumber internet ataupun naskah-naskah. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus dalam model penelitian ini adalah informasi dari kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti pada salah satu anggota Nahdatul Ulama di Gresik serta sumber referensi dari berbagai penelitian jurnal, skripsi, artikel ilmiah ataupun buku-buku teks ilmiah yang berhubungan dengan judul penelitian yang dilakukan.
Ada dua macam sumber dalam penelitian ini yakni sumber primer berupa hasil wawancara dan juga sumber sekunder, dimana sumber primer adalah pengalaman peneliti sedangkan sumber sekunder berasal dari sumber-sumber internet, artikel ilmiah, buku ataupun naskah dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN
Sosiologi Agama dalam Tradisi
Sebutan sosiologi agama terdiri dari 2 kata kunci ialah sosiologi serta agama. Uraian atas konsep bawah teori sosiologi agama harus diawali dari definisi tiap kata kunci. Secara etimologi, kata sosiologi berasal dari 2 suku kata, socius serta logos. 2 suku kata ini awal kali ditemukan di karya August Comte tahun 1798- 1857 bertajukCours De Philosophie Positive ( Pramono, 2017). August Comte merupakan seseorang filsuf berkebangsaan Prancis serta ialah seseorang tokoh yang mengenalkan buat pertama kali sebutan sosiologi ke khalayak universal sehingga setelah itu disepakati di golongan para ahli August Comte selaku Ayah Sosiologi. Socius maksudnya warga serta logos berarti ilmu. Hingga bila dilihat dari aspek etimologis, secara simpel sosiologi bisa diartikan selaku ilmu yang menekuni warga( Fauzi, 2017). Menurut Sindung Haryanto( 2015), sosiologi menekuni gimana manusia silih berhubungan secara tertib. Keteraturan interaksi hendak melahirkan pola tertentu ataupun prinsip bawah yang mengendalikan ikatan sosial antara manusia selaku orang serta warga selaku kelompok sosial. Ada pula kata kunci kedua ialah agama.
Terdapat banyak ahli yang mendefinisikan agama selaku hal- hal yang berkaitan dengan supranatural. E. B. Taylor misalnya. Dalam bukunya yang populer, Primitive Culture, ia mendefinisikan agama selaku kepercayaan terhadap terdapatnya wujud- wujud spiritual( Tualeka, 2011). Emile Durkheim memaknai agama selaku sistem yang menyatu menimpa bermacam keyakinan serta yang terpisah serta terlarang, kepercayaan- kepercayaan serta peribadatan- peribadatan yang berkaitan dengan benda- benda sakral. Sebaliknya Radclife Brown mengemukakan definisi agama secara lebih substansial. Baginya, agama ialah ekspresi sesuatu bentuk ketergantungan pada kekuatan diluar diri manusia ialah kekuatan spiritual( Scharf, 2004). Lain halnya dengan 2 tokoh di atas, Hans Kung menegaskan kalau agama bukan hanya menyangkut hal- hal teoritis( Safei, 2017).
Tetapi agama menyangkut perilaku serta metode hidup bersumber pada pedoman yang bersumber pada norma serta agama berfungsi selaku salah satu sumber norma kehidupan. Berangkat dari paparan definitif dari 2 kata kunci tersebut maka sosiologi agama bisa dimengerti selaku ilmu yang mempelajari fenomena agama dengan memakai perspektif, pendekatan dan kerangka teori sosiologi. Kerangka teori ini dapat berfokus di ranah individual ataupun kelompok organisasi keagamaan. Sederhananya, agama merupakan objek analisa serta sosiologi ialah pisau analisanya.
Tradisi Sedekah Bumi
Tradisi Sedekah bumi umumnya diadakan masing- masing tahun sekali ini melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan yang maha esa yang sudah membagikan rezeki- Nya lewat tanah/ bumi serta seluruh wujud hasil bumi yang sangat melimpah dan permohonan supaya tanah senantiasa produktif, tolak bala, serta panen berikutnya diberikan kelancaran. Bertujuan buat mengenali sejarah, proses penerapan, arti tradisi sedekah bumi dan metode penanaman nilai syukur pada warga lewat tradisi sedekah bumi serta dalam kajian indigenous psikologi. Sedekah bumi dilestarikan turun temurun dengan tujuan serta pemaknaan yang sakral ialah selaku pengingat supaya masyarakat buat senantiasa bersyukur serta berperilkai baik cocok ajaran- Nya. Riset ini menguatkan pemikiran meyakinkan kalau hakikat manusia, warga, serta kebudayaan betul- betul berhubungan langsung secara dialektik tradisi dengan nilai- nilai yang tercantum jadi budaya yang hendak memunculkan sikap baik pada masyarakat.
Pemikiran Islam tentang budaya yang telah mentradisi di dalam warga selaku bentuk ataupun metode warga untuk mengaktualisasikan rasa syukurnya kepada Allah SWT. Tradisi tersebut juga ialah wujud rasa sayang dan hormat kepada alam serta leluhur yang telah berjasa pada kehidupan warga Sraturejo, Bojonegoro yang teraktualisasi dalam tradisi sedekah bumi( Nyadran). Perihal tersebut pasti tidak jadi masalah apabila dalam penerapan Nyadran tidak dikira kelewatan, serta pelaku sedekah bumi (Nyadran) tidak menyimpang dari syariat Islam. Pasti manusia ialah makhluk tempatnya kurang ingat serta salah, sehingga butuh terdapatnya suatu ciri ataupun pengingat untuk manusia untuk tetap berbuat cocok dengan apa yang sudah diperintahkan Allah SWT.
Tradisi Sedekah Bumi yang ada di Desa Gedang Kulut adalah Tradisi tahunan yang wajib di adakan, biasanya tradisi ini mengundang tokoh-tokoh politik Desa, tokoh-tokoh agama, dan masyarakat setempat. Tradisi sedekah bumi di adakan setelah panen pertama selesai hal ini dilakukan sebagai bentuk perwujudan dari rasa syukur kepada Allah SWT atas segalah limpahan rizki yang diberikan berupa hasil panen yang melimpah. Masyarakat Gedang Kulut meyakini bahwa jika tradisi sedekah bumi tida dilasanakan maka hasil panen musim depan tidak akan berhasil, karena kepercayaan inilah masyarakat Desa Gedang Kulut tidak pernah meninggalkan Tradisi Sedekah Bumi sama sekali, Tradisi ini telah di lakukan puluhan tahun lamanya, dan dilestarikan hingga sekarang.
Dahulunya memang masyarakat Desa Gedang Kulut sangat meyakini bahwa jika tida melaukan Tradisi ini maka hasil panen yang di dapat di musim selanjutnya akan buruk. Namun berjalannya waktu masyarakat mulai menyadari bahwa niat tersebut tidak sejalan dengan ajara agama, oleh karenannya masyarakat meyakini bahwa Tradisi Sedekah Bumi ini hanya simbol perwujudan rasa syuur kepada Allah SWT atas rizki yang di dapat.
Nilai-Nilai dalam Tradisi Sedekah Bumi
Budaya yang sudah jadi tradisi warga, ialah sedekah bumi( Nyadran) ialah pengingat untuk warga buat tetap bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang sudah dikaruniakan- Nya. Tidak hanya itu, supaya supaya warga menghormati jasa- jasa leluhur yang berjasa membuka lahan( babat alas) tempat tinggal warga, dan selaku pengingat buat senantiasa melindungi area( alam) selaku tempat warga mencari penghidupan
Nilai- nilai religius yang tercantum dalam tradisi sedekah bumi ialah meliputi:
a. Nilai Syukur
Wujud rasa syukur yang diungkapkan masyarakat ialah dengan melakukan tradisi sedekah bumi yang diadakan tiap satu tahun sekali. Ungkapan rasa syukur tersebut dapat ditafsirkan kala warga melakukan syukuran atau selametan, dimana dalam syukuran di tradisi sedekah bumi tersebut dengan memanjatkan doa- doa yang diperuntukan kepada Allah SWT, karena alam serta segala isinya ialah ciptaan Allah SWT.
b. Nilai Sedekah
Dalam penerapan tradisi sedekah bumi ini warga dapat berbagi serta bertukar santapan dengan warga lain. Memberikan sebagian hasil panen dalam tradisi sedekah bumi tersebut merupakan wujud sedekah dari warga. Umumnya berupa santapan yang telah dimasak, semacam, urab sayur, tumis, serta lauk pauk semacam ketahui, tempe, serta daging. setelah itu makanan- makanan tersebut di tata dalam nampan. Tiap anggota kepala keluarga bawa satu nampan yang berisi santapan. Terdapat pula yang disajikan dalam besek buat dibungkus serta diberikan kepada bapak- bapak yang menjajaki selametan dalam tradisi sedekah bumi.
c. Nilai Silaturahmi
Dalam tradisi sedekah bumi, tidak hanya selaku fasilitas untuk sedekah pula selaku fasilitas buat silaturahim. Silaturahim merupakan selaku tempat berkumpulnya masyarakat buat melindungi tali persaudaraan diantara warga setempat. Sebab manusia selaku makhluk sosial sebaiknya berhubungan antar invidu dengan warga, guna menyambung tali silaturahmi dengan masyarakat warga dekat.
d. Nilai Ibadah
Ibadah pula bisa diimplementasikan lewat tradisi sedekah bumi ini yang mana bisa menjadikan warga dekat dengan Allah SWT selaku penciptanya. Nilai ibadah dalam tradisi sedekah bumi ini ialah berdoa kepada Allah sebab berdoa ialah ruhnya ibadah.
e. Nilai Ukhuwah Islamiyah
Tradisi sedekah bumi ini bisa menyatukan persaudaraan pada warga, karena persaudaraan itu berarti. Sebab pada zaman modern ini banyak manusia yang lebih mengutamakan kepentingan individu serta meninggalkan kepentingan universal. Sehingga dengan terdapatnya tradisi sedekah bumi ini bisa melenyapkan watak keegoisan pada warga dan bisa mempunyai watak yang terbuka pada kepentingan warga buat persatuan umat Islam
KESIMPULAN
Emile Durkheim memaknai agama selaku sistem yang menyatu menimpa bermacam keyakinan serta yang terpisah serta terlarang, kepercayaan- kepercayaan serta peribadatan- peribadatan yang berkaitan dengan benda- benda sakral. Tetapi agama menyangkut perilaku serta metode hidup bersumber pada pedoman yang bersumber pada norma serta agama berfungsi selaku salah satu sumber norma kehidupan.
Tradisi Sedekah bumi umumnya diadakan masing- masing tahun sekali ini melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan yang maha esa yang sudah membagikan rezeki- Nya lewat tanah/ bumi serta seluruh wujud hasil bumi yang sangat melimpah dan permohonan supaya tanah senantiasa produktif, tolak bala, serta panen berikutnya diberikan kelancaran. Sedekah bumi dilestarikan turun temurun dengan tujuan serta pemaknaan yang sakral ialah selaku pengingat supaya masyarakat buat senantiasa bersyukur serta berperilkai baik cocok ajaran- Nya.
Riset ini menguatkan pemikiran meyakinkan kalau hakikat manusia, warga, serta kebudayaan betul- betul berhubungan langsung secara dialektik tradisi dengan nilai- nilai yang tercantum jadi budaya yang hendak memunculkan sikap baik pada masyarakat. Pemikiran Islam tentang budaya yang telah mentradisi di dalam warga selaku bentuk ataupun metode warga untuk mengaktualisasikan rasa syukurnya kepada Allah SWT. Tradisi tersebut juga ialah wujud rasa sayang dan hormat kepada alam serta leluhur yang telah berjasa pada kehidupan warga Sraturejo, Bojonegoro yang teraktualisasi dalam tradisi sedekah bumi( Nyadran).
DAFTAR PUSTAKA
Faesol, Achmad. 2020 : Diktat Sosiologi Agama. Jember
Pinihanty, Sabty. 2020: Penanaman Rasa Syukur Melalui Tradisi Sedekah Bumi Di Desa  Tegalarum, Demak : Kajian Indigenous Psikologi. Semarang
Arinda, Ichmi Yani. 2014 : Sedekah Bumi (Nyadran) Sebagai Konvensi Tradisi Jawa Dan Islam Masyarakat Sraturejo Bojonegoro . Malang. hlm. 100
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H