Mohon tunggu...
Ananda Nashwa Prafitri
Ananda Nashwa Prafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

tidur

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Framing Text Curah Hujan di Kota Pekalongan yang Dapat Mengganggu Aktivitas Manusia

18 Maret 2024   21:46 Diperbarui: 18 Maret 2024   22:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Analisis framing text berita tentang curah hujan di Kota Pekalongan, menunjukkan bahwa berita tersebut berfokus pada dampak perubahan iklim di wilayah tersebut. Studi pada artikel ini melihat bagaimana berita tentang curah hujan yang terjadi di Kota Pekalongan yang diliput oleh media online. Salah satu jenis medianya adalah media massa. Artikel berita ini dari sepuluh media massa yang akan menjadi subjek penelitian dan dimasukan ke dalam tabel framing text.

Kota Pekalongan adalah kota beriklim tropis yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini memiliki rata-rata curah hujan berkisar antara 40 mm--300 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120 hari. Kota Pekalongan memiliki posisi strategis yang berada di antara Jakarta dan Surabaya, memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa, dan merupakan daerah dengan luas wilayah 45,25 km2. 

Kota Pekalongan memiliki beberapa masalah yang mengakibatkan dampak negatif pada aktivitas manusia, seperti:
1. Banjir dan banjir pasang: Kota Pekalongan terletak di kawasan pantai dengan topografi yang landai dan datar, yang menjadi faktor yang mengakibatkan masalah banjir pasang dan banjir hujan. Peningkatan curah hujan pada periode November hingga Januari dapat mengakibatkan banjir dan genangan, sementara di musim kemarau menimbulkan kelangkaan air bersih. Kota Pekalongan juga mengalami penurunan muka tanah atau land subsidence, yang meningkatkan
risiko banjir.
2. Perubahan cuaca sekali-sekali: Kota Pekalongan mengalami curah hujan tinggi sejak kemarin. Peningkatan curah hujan pada periode November hingga Januari dapat mengakibatkan banjir dan genangan sedangkan di musim kemarau menimbulkan kelangkaan air bersih.
3. Alih fungsi lahan: Perubahan alih fungsi lahan dan curah hujan memiliki efek yang kuat terhadap banjir di Kota Pekalongan.
4. Penurunan muka tanah: Penurunan muka tanah atau land subsidence di Kota Pekalongan tahun 2015-2020 sementara kenaikan muka air laut 4 mm per tahun.
5. Kelangkaan air bersih: Di musim kemarau menimbulkan kelangkaan air bersih.
6. Peningkatan biaya: Peningkatan curah hujan dan banjir memerlukan biaya tambahan yang sangat besar.
7. Implikasi pada pembangunan: Perubahan iklim meningkatkan kompleksitas permasalahan yang diakibatkan dari adanya bencana banjir dan banjir pasang/rob, yang akan membawa implikasi pada kehidupan pembangunan kawasan terutama di Kota Pekalongan
8. Dampak pada prioritas pembangunan: Perubahan iklim terhadap prioritas pembangunan Kota Pekalongan sampai dengan tahun 2020
9. Tingkat risiko: Tingkat risiko perubahan iklim terhadap prioritas pembangunan Kota Pekalongan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun