Pelajaran pada Kematian
"Tiap-tiap yang bernyawa pasti  akan merasakan mati..." (Q.S. Al-Anbiya)
Berdasarkan ayat diatas, kita sebagai manusia, makhluk yang diberi nyawa, secara otomatis akan merasakan kematian. Dan sejatinya hidup ini adalah menunggu kematian. Menunggu giliran kita tiba untuk kembali pada sang Maha Kuasa.
Mungkin hari ini kita menyaksikan orang yang ada di sekitar, meninggal. Bahkan, mungkin hari ini kita mengantarkan orang yang kita sayang menuju peristirahatan terkhirnya. Melihatnya tak berdaya lagi, tergolek lemah, dan terbujur kaku. Begitulah kondisi kita nanti, ketika Izrail mencabut nyawa kita.
Sesungguhnya, pada setiap kematian itu memberi kita pelajaran. Pelajaran tentang tujuan terakhir hidup. Akhir sebuah perjalanan yang kita rasa panjang, namun sejatinya sangat pendek.
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa 'Urip nang donyo iku mung mampir ngombe' (hidup di dunia itu sekedar mampir minum), kemudian ada beberapa orang yang menyelewengkan/mlesetno (dalam bahasa Jawa) dengan memberi tambahan 'mbok yo tuku gorengan pisan' (sekalian beli gorengan). Kalimat ini memang sangat sederhana, namun maknanya sangat mendalam. Hingga rasanya kurang pantas jika dijadikan bahan candaan.
Namun sebaliknya, seyogyanya kita menela'ah menjadikannya sebagai pengajaran hidup, hingga kita mampu berhati-hati dalam menapaki setiap langkah, agar tidak terpeleset dalam kubang dosa yang membawa pada nista dan berakhir pada neraka.
Mari kita belajar pada sebuah kematian, yang tak dapat diminta kedatangannya, ataupun diundur barang sesaat saja ketika dia datang. Mati itu pasti. Maka persiapkanlah bekalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H