Mohon tunggu...
ananda kania
ananda kania Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya tidur dan check out shopee

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial Menurut Karl Marx

12 Januari 2024   12:17 Diperbarui: 12 Januari 2024   12:57 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karl Heinrich Marx adalah seorang filsuf, ekonom, sejarawan, pembuat teori politik, sosiolog, jurnalis dan sosialis revolusioner asal Jerman. Lahir di Trier dalam keluarga kelas menengah, Marx belajar filsafat Hegelian. Karl Marx berpendapat bahwa perubahan sosial menurut Marx adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena perkembangan teknologi atau kekuatan produktif dan hubungan antara kelas-kelas sosial yang berubah.

Kehidupan sosial itu sendiri tidak pernah bisa terlepas dari adanya suatu proses untuk menuju dalam perkembangan. Sebagaimana perubahan sosial itu sendiri akan dipandang sebagai sebuah konsep yang mana mencakup dan menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat sebagaimana pada perubahan fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia dan masyarakat. Perubahan yang terjadi pada suatu tempat tentunya tidak terlepas dari ide atau pemikiran serta keinginan untuk berubah.  

Karl Marx berpendapat bahwa struktur masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu infrastruktur dan suprastruktur. Infrastruktur merupakan dasar suatu masyarakat dalam berproduksi di bidang ekonomi. Sedangkan suprastruktur terdiri atas lembaga sosial, gagasan dan nilai. Infrastruktur adalah fundamental (dasar) untuk membentuk suprastruktur. Sifat produksi ekonomi memunculkan berbagai institusi sosial dan politik, agama, keluarga, dan pendidikan. Lembaga-lembaga ini mengembangkan gagasan dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini dilakukan agar lembaga-lembaga tersebut dapat masuk ke dalam kerangka sosial dan diterima oleh masyarakat Saat itu, Karl Marx  hidup di tengah masyarakat industri yang maju.

Menurut pengamatannya, terdapat dua kelas dalam masyarakat pada saat itu: kelas kapitalis (kelompok yang memiliki alat produksi) dan proletariat (kelompok yang tidak memiliki alat produksi atau pekerja). keadaan ini tidak berbeda dengan zaman tuan tanah dan perbudakan, zaman tuan tanah, tuan tanah feodal, dan  buruh. Situasi konflik juga ditandai dengan adanya uang. uang hanyalah simbol yang secara alamiah membuat orang menjauh. Sebelum adanya uang,  manusia mempunyai hewan ternak (alami), kebun, dan gerobak. Apa yang dimiliki manusia adalah keadaan yang sangat berbeda yang memanifestasikan dirinya sebagai kealamian.

Namun dengan adanya uang, kealamian tersebut hilang dan seluruh harta benda manusia diubah menjadi uang. Sapi diubah menjadi uang, kebun diubah menjadi uang,  gerobak diubah menjadi uang, semuanya diubah menjadi uang. Inilah pengaruh kaum kapitalis yang mengubah hak milik masyarakat menjadi uang. Orang tidak bekerja  untuk mendapatkan kebutuhan hidup, mereka menggunakan tenaganya untuk bekerja  hanya  untuk mendapatkan uang. Segalanya berubah ketika masyarakat menyadari bahwa uang itu ada dan uang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Apa yang diwakili oleh uang sudah tidak tepat lagi untuk mewakili benda-benda alam. Situasi keuangan ini menyebabkan manusia mengalami keterasingan dari alam.

Selain uang, sebagai penyebab keterasingan manusia, Karl Marx juga memperinci keterasingan (alienasi) lain dalam masyarakat, yaitu :
1. Alienasi dari tindakan bekerja, menurut Marx, dalam bekerja orang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, sekaligus bisa mengembangkan potensi individualitas. Akan tetapi dalam pola kerja pabrik, manusia tidak menghasilkan barang dan skill yang dibutuhkan untuk bekerja sehingga menyebabkan kemampuan kreatifitas menurun. Pola seperti ini menjadikan manusia bergerak dalam ruang lingkup yang sempit, karena apa yang dikerjakan berdasarkan instruksi, bukan menurut kehendak diri sendiri.
2. Alienasi dari hasil pekerjaan, produk yang dihasilkan pekerja bukan miliknya, akan tetapi produk itu milik si kapitalis, dan produk tersebut akan dijual oleh si kapitalis demi mendapatkan keuntungan. Marx berpendapat, bahwa semakin banyak pekerja yang menginvestasikan tenaganya untuk bekrja, sesungguhnya dia telah kehilangan penghasilan yang banyak.
3. Alienasi dari pekerja lain, sebenarnya denga melalui tindakan bekerja, dimaksudkan akan tercipta hubungan sosial dalam suatu institusi atau kelompok.Akan tetapi tindakan bekerja dalam konteks industrial mengarahkan pola kompetitif, sehingga kemungkinan tercipta suatu ikatan sosial sangat minim.
4. Alienasi dari potensi kemanusiaan, dalam masyarakat industri, manusia di ibaratkan mesin, dan mereka akan merasakan diri yang sesungguhnya dikala ia istirahat. Keadaan seperti ini yang menurut Karl marx adalah keadaan yang sebenarnya manusia dalam keterasingan.

Dari sini kita dapat  dengan jelas menyimpulkan bahwa  ideologi Marxis sangat sesuai dengan kenyataan saat ini. Pasalnya, teori yang  dikemukakan  Karl Marx mengandung unsur kebenaran yang pada akhirnya dibenarkan oleh bukti-bukti yang berkembang di masyarakat. Kenyataan  ini  masih menyelimuti kota-kota. Banyaknya jumlah pabrik otomatis memerlukan jumlah tenaga kerja yang banyak pula, sehingga perkembangan angkatan kerja semakin pesat. Ketergantungan terhadap industri (pabrik) masih sangat dominan sehingga  pabrik  memanfaatkan situasi tersebut untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Namun masyarakat belum sepenuhnya memahami situasi, masyarakat lebih bangga dengan profesinya, pekerjaannya.

Namun, jika ingin kreativitas maksimal dalam pengolahan dan rendering, hasilnya mungkin  tidak akan sama seperti di sini. Karyawan pabrik mempunyai tingkat pemahaman kemanusiaan yang tinggi. Mereka tidak memandang berdasarkan kelas sosial, melainkan berdasarkan pendapatan yang diterimanya. Semakin banyak penghasilan yang Anda peroleh dari bekerja,  semakin tinggi pula citra diri sosial Anda. Pemahaman masyarakat yang condong ke arah tersebut merupakan contoh ketidakmampuan masyarakat  memperbaiki kehidupannya melalui eksploitasi kapitalis Padahal, masyarakat saat ini lebih mengedepankan kepraktisan, sehingga mengubah pola pikir yang sudah mengakar tersebut bukanlah hal yang mudah. 

Secara khusus, sebagian besar penduduk dari daerah pedesaan bermigrasi ke kota-kota yang telah berkembang sebagai pusat industri. Meski tidak ke luar negeri, Anda bisa meningkatkan kreativitas dan mengembangkannya dengan memanfaatkan lahan pertanian lokal. Ini berarti Anda dapat memanfaatkan kebebasan Anda untuk bekerja tanpa persyaratan yang memberatkan. Hal ini tidak  menjadi masalah di desa-desa yang identik dengan profesi pertanian, namun menjadi petani pun bisa memenuhi kebutuhan Anda, namun Anda juga bisa mendapatkan sesuatu yang lebih dari hasil panen Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun