Mohon tunggu...
Ananda Felita Zefanya Elwarin
Ananda Felita Zefanya Elwarin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

I have a deep interest to contribute the country's development and being part of organization to impact society. I am eager to learn and adapt to different environments.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenaikan Iuran BPJS 2025: Strategi Cerdas atau Langkah Ceroboh?

20 November 2024   07:54 Diperbarui: 20 November 2024   08:13 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kenaikan iuran BPJS Kesehatan menjadi topik yang sangat penting dan penuh perdebatan, memicu diskusi yang intens di masyarakat. Sebagai program jaminan kesehatan terkemuka di Indonesia, BPJS Kesehatan memiliki tujuan mulia untuk memberikan akses kesehatan yang adil bagi seluruh warga negara. Namun, keputusan untuk menaikkan iuran ini menimbulkan pertanyaan mendalam: apakah ini merupakan langkah cerdas untuk memastikan keberlangsungan program, atau justru sebuah kebijakan yang dapat membebani masyarakat?

BPJS Kesehatan merupakan salah satu program unggulan pemerintah Indonesia yang diluncurkan untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan yang inklusif, merata, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Didasarkan pada prinsip gotong royong, BPJS Kesehatan mengandalkan iuran peserta yang dikumpulkan untuk membiayai kebutuhan pelayanan kesehatan. Sistem ini diharapkan mampu menjadi jawaban atas tantangan besar yang selama ini dihadapi dalam sektor kesehatan, seperti tingginya biaya pengobatan, ketimpangan akses antar wilayah, dan kurangnya perlindungan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu. 

Sejak awal diluncurkan pada tahun 2014, program ini berhasil menjangkau sebagian besar rakyat Indonesia, terutama mereka yang sebelumnya sulit mendapatkan akses kesehatan. Pemerintah menetapkan tiga kategori iuran berdasarkan kemampuan ekonomi peserta, dengan subsidi untuk kelompok masyarakat miskin. Namun, di balik pencapaian tersebut, BPJS menghadapi tantangan besar. Defisit anggaran yang terus berulang, rendahnya tingkat kepatuhan peserta dalam membayar iuran, dan tingginya jumlah klaim menjadi masalah yang mengancam keberlanjutan program ini. Selain itu, tarif yang dianggap rendah oleh penyedia layanan kesehatan membuat banyak rumah sakit, terutama swasta, membatasi kerja sama mereka dengan BPJS.

Tarif Iuran BPJS Kesehatan Saat Ini

Hingga November 2024, besaran iuran BPJS Kesehatan untuk peserta mandiri adalah sebagai berikut:

  • Kelas I: Rp150.000 per orang per bulan

  • Kelas II: Rp100.000 per orang per bulan

  • Kelas III: Rp35.000 per orang per bulan (setelah subsidi pemerintah sebesar Rp7.000 dari iuran asli Rp42.000)

Untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), iuran sebesar Rp42.000 per orang per bulan dibayarkan oleh pemerintah. 

Penyebab Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
1.  BPJS Kesehatan sering kali menghadapi masalah defisit akibat tingginya jumlah klaim yang harus dibayarkan, yang tidak sebanding dengan pendapatan dari iuran peserta.
2. Banyak peserta yang terlambat membayar iuran, baik karena kurangnya pemahaman bahwa keanggotaan bersifat seumur hidup maupun masalah keuangan.
3. Inflasi dan meningkatnya biaya operasional di fasilitas kesehatan juga berkontribusi pada beban keuangan BPJS Kesehatan.

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Kenaikan Iuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun