Mohon tunggu...
Ananda Fadhila
Ananda Fadhila Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

likes dinosaur a lot

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Small Step Matter: Eco-Friendly Living untuk Selamatkan Bumi

22 Mei 2023   23:02 Diperbarui: 22 Mei 2023   23:05 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Let's Take Action for Our Environment! (Dokpri)

"Dalam merayakan World Environment Day tahun ini, penulis akan membahas tentang Small Step Matter: Eco-Friendly Living untuk Selamatkan Bumi"

Perubahan iklim merupakan perubahan variabel iklim, tepatnya curah hujan dan suhu udara, yang terjadi secara perlahan namun terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama sekitar 50 sampai 100 tahun. Ini dimulai dengan revolusi industri yang dipimpin oleh Inggris pada tahun 1750-1850, dan industri ini dijalankan dengan memanfaatkan tenaga manusia dan kemudian beralih ke tenaga mesin sebagai alternatif baru. Mesin ini digerakkan dengan menggunakan bahan bakar fosil. Perubahan ini terjadi secara besar-besaran di bidang manufaktur, teknologi, pertanian, dan transportasi. Perubahan ini membawa dampak dan efek bagi Inggris dan seluruh masyarakat dunia, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Negara-negara berkembang umumnya bergantung pada sektor-sektor yang sensitif terhadap fluktuasi perubahan iklim, yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan. Di negara-negara ini, penduduk miskin terutama menggantungkan penghidupan mereka pada sektor-sektor iklim yang sensitif (Willmoare, 2022). Green theory mengkritik perkembangan ekonomi dan teknologi yang merusak alam. Oleh karena itu, ahli green theory, atau ahli ekologi, berpendapat bahwa pengembangan teknologi merupakan ancaman bagi keberadaan manusia dan spesies lainnya juga  (Mller-Rommel, 2002)..

Menurut Borras dan Franco, sejak konferensi krisis energi, pangan, lingkungan, dan keuangan skala global pada tahun 2008, telah terjadi gelombang baru pembebasan lahan dan spekulasi keuangan besar-besaran untuk berbagai proyek investasi "kapitalisme hijau", seperti proyek investasi "kapitalisme hijau". produksi biofuel, REDD+ atau perdagangan karbon, komersialisasi jasa lingkungan, dan sebagainya. Menstabilkan perubahan iklim dan mengakhiri kemiskinan secara bersamaan akan menjadi dua langkah signifikan menuju pembangunan berkelanjutan dan pencapaian global yang belum pernah terjadi sebelumnya: pembangunan yang menyeimbangkan lingkungan sosial, dan pertimbangan ekonomi, juga, keduanya harus ditangani bersama melalui strategi terpadu. Saat ini, kondisi iklim sudah terlibat dalam banyak kasus di mana rumah tangga jatuh miskin. Ini termasuk guncangan harga yang terkait dengan produksi pertanian yang lebih rendah (seperti yang terjadi setelah kekeringan Rusia pada tahun 2010), bencana alam yang menghancurkan aset orang miskin dan memengaruhi kesehatan dan pendidikan, kondisi lingkungan memengaruhi guncangan kesehatan (seperti kematian dan penyakit)  (Borras & Franco, 2012).

Selain itu, risiko iklim memengaruhi perilaku orang-orang, yang mungkin mengurangi investasi dan akumulasi aset karena kemungkinan kerugian dan memilih aktivitas berisiko rendah tetapi menghasilkan lebih rendah---strategi rasional untuk menghindari hasil bencana, tetapi yang dapat mempertahankannya. kemiskinan. Karena menghadapi masalah tersebut, Pemerintah Inggris telah membentuk Dana Iklim Internasional (ICF) akan melakukan program khusus yang berfokus pada hasil yang akan mendukung masyarakat lokal untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan Inggris sangat percaya dalam menerapkan kebijakan ini dan mengoptimalkan UNDP panitia seperti media yang bekerja sama, dapat menangani masalah ini dengan baik. Pemicu perubahan iklim ialah: (1) mengkonsumsi bahan bakar overaktif seperti kendaraan mobil atau pesawat, lantaran yang paling sedikit kemungkinan merusak iklim ialah berkelana dengan kapal, (2) laju deforestasi (3) keperluan pertanian yang semakin intens. Lalu apakah selain ketiga perkara tadi ada lagi yang menyebabkan pergantian iklim? tentu. Prevalensi manusia seperti menumpuk limbah sisa makanan, plastik, bakar sampah, melempar sisa sampah organik dan anorganik ke sungai dan saluran air juga turut menjadi pemicu (National Geographic, 2019).

Saking pentingnya keamanan lingkungan bagi manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia guna menyoroti bahwa perlindungan dan kesehatan lingkungan adalah masalah yang sangat krusial, yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi di seluruh dunia. Perayaan hari lingkungan hidup tersebut memberi kita kesempatan untuk memperluas dasar untuk mencerahkan opini dan perilaku yang bertanggung jawab oleh individu, perusahaan, dan komunitas dalam melestarikan dan meningkatkan lingkungan (Azoulay, 2022). Setiap harinya, manusia tidak terlepas dari beragam jenis sampah yang semakin hari semakin membludak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini berakar dari kebiasaan manusia yang membuang sampah tidak di tempat yang benar seperti misalnya sampah organik diolah menjadi pupuk atau anorganik didaur ulang atau lebih parahnya tidak pada tempatnya. Dalam hal ini, ada banyak cara untuk hidup ramah lingkungan, terutama dalam membuang sampah rumah tangga. Kita bisa mensortir sampah-sampah bekas rumah tangga sesuai dengan tempat yang seharusnya ia berakhir. Sebagai contoh, sampah sisa makanan kita jadikan sebagai pupuk organik yang bisa membantu pertumbuhan tanaman. Selain itu, saat ini sudah banyak sekali tempat yang menyediakan pengumpulan sampah anorganik seperti bekas botol skincare yang bisa kita kirim ke perusahaan yang menyediakan media daur ulang seperti Sociolla atau organisasi lingkungan non-profit seperti di Waste4Change. 

Berikut cara-cara yang biasa aku lakukan untuk paling tidak mengurangi jejak emisi karbon! 1) menggunakan Light Rail Transit (LRT) atau kendaraan umum untuk bepergian; 2) mengumpulkan bekas botol skincare, minuman dan lain sebagainya untuk dikirim ke pengepul sampah anorganik atau Sociolla setempat; 3) belanja menggunakan reusable bags; 4) menyediakan home composting bin (tempat pengomposan) untuk sampah organik; 5) mengganti sabun yang kurang ramah lingkungan dengan sabun lerak; 6) membawa botol minuman kemanapun dan dimanapun saat bepergian.

Saat ini, ada banyak organisasi dan yayasan yang bergerak di bidang lingungan selain yang disebutkan sebelumnya, seperti Greeneration yang akrab dengan sapaannya "Generasi Hijau". Greeneration merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan yang memilih fokus perhatian pada masalah produksi dan pola konsumsi di Indonesia. Dalam rangka menyukseskan penjagaan lingkungan di Indonesia, Greeneration bekerja sama dengan banyak pihak seperti lembaga pemerintah, swasta, hingga masyarakat lokal. Salah satu program kerja Greeneration dalam mengurangi perubahan iklim adalah Driving Refill Solution. Program ini bertujuan mengurangi polusi kemasan plastik sekali pakai (single use-plastic) dengan menyediakan edukasi tentang produk isi ulang kepada ibu rumah tangga dan pemimpin komunitas perempuan di Jabodetabek. Program ini selain bertujuan menjaga lingkungan, juga berhasil untuk program pemberdayaan perempuan. Selain itu, Greeneration menyediakan platform yang berlaku bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dengan tujuan mewujudkan Indonesia tanpa bencana iklim di masa depan. Pernahkah kalian merasa kepanasan disaat cuaca yang seharusnya dingin? Inilah yang menjadi salah satu akibat perubahan iklim. Jika tidak segera ditanggulangi maka akan berdampak pada kehidupan kita sendiri. 

Greeneration melalui program Green Fund Digital Philantrophy (GFDP) mendukung pendanaan keberlanjutan aksi penanggulangan krisis iklim. Ada banyak hal yang sangat penting tapi jarang disoroti dalam penanggulangan krisis iklim, seperti optimalisasi pendanaan. Dalam program GFDP, selain bisa berdonasi untuk kemaslahatan lingkungan, kita juga diajarkan tentang isu lingkungan kontemporer. Pada laman GFDP, kita tidak perlu risau karena pihak Greeneration dengan pihak pendonasi selalu menjaga transparansi penyaluran dana kepada para penerima manfaat melalui laporan keuangan. Masyarakat tidak perlu khawatir ketika berdonasi, karena Greeneration Foundation adalah yayasan yang sudah beroperasi secara sah berdasarkan hukum Indonesia. Jadi, kesimpulannya adalah banyak sekali cara yang bisa kita lakukan sebagai aksi penanggulangan krisis iklim. Sebagai contoh, dengan bergabung dalam program Green Fund Digital Philantrophy (GFDP) untuk berdonasi demi lingkungan (Saraswati, 2022).

So, sound the eco-friendly living alarm and spread a sense of urgency seperti mengikuti lomba penulisan essay yang dilaksanakan oleh Greeneration Foundation. Hal ini merupakan sebuah gerakan sederhana dengan dampak yang luar biasa dan insightful bagi pembaca apabila dilakukan secara berkelanjutan. Untuk Greeneration Foundation, thank you so much for this wonderful essay competition. So we can raising awareness through this competition. Because this is a lot for all of us and our earth. Don't forget to take action, because small action matter!

Bibliography

Azoulay, A. (2022, Juni 5). World Environment Day. Retrieved from UNESCO: https://www.unesco.org/en/days/environment

Borras, J., & Franco, J. (2012). Global Land Grabbing and Trajectories of Agrarian Change: A Preliminary Analysis. Journal of Agrarian Change, 12(1), 34-59.

Mller-Rommel, F. (2002). The Lifespan and the Political Performance of Green Parties in Western Europe. EnvironmentalPolitics, 1-16.

National Geographic. (2019, Maret 28). Climate Change. Retrieved from National Geographic: https://www.nationalgeographic.org/encylopedia/climate-change

Saraswati, A. W. (2022, Juli 14). Solusi Perubahan Iklim: Green Fund Digital Philanthropy. Retrieved from Greeneration Foundation: https://greeneration.org/publication/green-info/solusi-perubahan-iklim-green-fund-digital-philanthropy/

Willmoare, B. (2022). The Evolution of Everything. In B. Willmoare, The Evolution of Everything (pp. 582-602). Cambridge University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun