Fenomena childfree mengacu pada tren yang berkembang di mana individu atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Seiring perkembangan masyarakat, begitu juga perspektif kita tentang Keluarga Berencana. Sementara memiliki anak pernah dianggap sebagai harapan masyarakat, sekarang semakin banyak individu memilih untuk menjalani gaya hidup tanpa anak.
Namun, pilihan tersebut masih sulit diambil di indonesia, mengingat bahwa kuatnya budaya patriarki dan juga masih bertahannya stigma sosial bahwa perempuan yang sudah menikah harus mempunyai anak atau memberikan keturunan pada suaminya. Keputusan ini sering mendapat kritik dan penilaian dari orang lain.
Sudah waktunya untuk berdamai dengan gagasan bahwa memilih untuk tidak memiliki anak adalah pilihan yang valid dan terhormat. Mari kita jelajahi alasan dibalik pilihan ini dan manfaatnya bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu alasan mengapa orang memilih untuk menjalani kehidupan tanpa anak adalah keinginan untuk kebebasan pribadi dan fleksibilitas. Tanpa tanggung jawab membesarkan anak-anak, individu dapat fokus pada karir, hobi, dan pertumbuhan pribadi mereka. Selain itu memilih untuk tidak memiliki anak dapat memiliki dampak lingkungan yang positif dengan mengurangi jejak karbon dan melestarikan sumber daya.
Namun terkadang childfree pun bisa diambil karena memang harus diambil. Seperti pasangan yang memiliki kekurangan misal penyakit tertentu. Karena tidak semua pasangan bahagia hanya karena memiliki anak. Bahagia itu dari hati dan diri sendiri yang diciptakan bersama pasangan. Tidak semua orang cocok untuk menjadi orang tua, dan memaksa individu untuk memiliki anak dapat menyebabkan hasil negatif bagi orang tua dan anak-anak.
Penting untuk dicatat bahwa menjadi childfree adalah pilihan yang sah dan tidak boleh dinilai atau dikritik oleh orang lain. Setiap orang memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri tentang kehidupan dan masa depan mereka. Stigma masyarakat memang kuat, tetapi sebagai individu yang bermoral harusnya kita lebih bisa menghargai satu sama lainnya. Pada akhirnya menghormati dan menerima keputusan untuk tidak memiliki anak dapat mengarah pada masyarakat yang lebih inklusif dan pengertian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H