Mohon tunggu...
Ananda Dwi Saskiya
Ananda Dwi Saskiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 2, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang

Saya adalah Mahasiswa Sastra Indonesia Semester 2. Saya suka membaca buku dan menulis, saya juga cukup aktif dalam organisasi yang ada di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Sastra Serius dan Sastra Populer pada Novel Cantik itu Luka dan Gadis Minimarket

2 Juli 2024   10:10 Diperbarui: 2 Juli 2024   13:32 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sastra adalah cerminan kehidupan, sebuah jendela yang memungkinkan kita melihat, merasakan, dan memahami dunia dengan cara yang berbeda. Dalam dunia sastra, kita mengenal dua kategori besar, sastra serius dan sastra populer. Meskipun keduanya seringkali dilihat dari sudut pandang yang berbeda, keduanya memiliki peran penting dalam membentuk budaya dan pemikiran masyarakat.

Sastra serius sering kali dikaitkan dengan karya-karya yang memiliki kedalaman filosofis, estetika yang tinggi, dan seringkali membahas tema-tema kompleks seperti eksistensialisme, moralitas, dan identitas. Sastra serius tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk refleksi diri dan kritik sosial. Karya-karya ini menuntut pembacanya untuk merenung, menganalisis, dan mempertanyakan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan mereka.

Sastra serius misalnya, pada novel "Cantik itu Luka" karya Eka Kurniawan, pembaca diajak untuk merenungkan makna isu sosial, ketidakadilan gender dan menampilkan isu feminisme yang sangat kompleks dan kritis. Novel tersebut memiliki tujuan yang lebih serius dan kompleks dengan membawakan cerita tentang Dewi Ayu, seorang perempuan yang menjadi pelacur dan memiliki kecantikan yang membawa malapetaka bagi dirinya dan keturunannya. 

Cerita ini berjalan melalui empat masa yaitu masa penjajahan belanda, masa penjajahan jepang, masa kemerdekaan, dan masa pasca kemerdekaan. 

Eka Kurniawan membawakan novel ini dengan berbagai isu-isu yang terjadi di Indonesia dengan konflik yang unik di balik novel fiksi yang menarik. Novel ini juga memiliki plot yang kompleks dan beragam, dengan unsur-unsur sejarah, magis, dan realisme membuatnya menjadi sebuah karya sastra yang lebih serius dengan membawakan kritik sosial dan berisi nilai-nilai sejarah dan budaya Indonesia.

Di sisi lain, sastra populer adalah karya sastra yang ditujukan untuk khalayak luas dan seringkali lebih berfokus pada hiburan. Genre ini mencakup novel romantis, fiksi ilmiah, misteri, thriller, dan fantasi. Sastra populer sering kali lebih mudah diakses dan dicerna oleh masyarakat umum. Karya-karya ini cenderung memiliki plot yang lebih cepat, karakter yang mudah dikenali, dan tema-tema yang lebih ringan. Meskipun demikian, sastra populer juga dapat menyentuh isu-isu penting dan menawarkan wawasan tentang kondisi manusia, hanya saja dengan cara yang lebih ringan dan menghibur.

Contoh sastra populer terdapat pada novel "Gadis Minimarket" karya Murata Sayaka. Novel ini termasuk dalam genre sastra populer, dengan mengangkat isu tuntutan sosial dan ketidaksetaraan gender juga, namun lebih ringan dan kritis, serta lebih berfokus pada kehidupan sehari-hari. 

Cerita ini menceritakan tentang kisah kehidupan tokoh Keiko. Keiko adalah seorang perempuan yang bekerja sebagai pegawai di minimarket. Dia digambarkan sebagai seseorang yang pekerja keras dan memiliki kebiasaan yang tidak biasa. Keiko tidak memiliki pekerjaan tetap di usianya yang mendekati kepala empat, membuatnya dianggap aneh oleh orang-orang. 

Novel ini juga mengandung unsur-unsur humor dan satire, membuatnya menjadi sebuah karya sastra yang lebih populer dan menghibur. Karakter-karakter dalam novel inimemiliki peran yang lebih terbatas. Novel "Gadis Minimarket" ini memiliki plot yang lebih sederhana dan menghibur dibandingkan dengan isu-isu kompleks yang terdapat pada novel "Cantik itu Luka".

Dalam perbandingan antara sastra serius novel Cantik Itu Luka dan sastra populer novel Gadis Minimarket, dapat dilihat bahwa novel Cantik Itu Luka memiliki tema dan plot yang lebih kompleks dan serius, serta memiliki pengaruh dan implikasi yang lebih besar terhadap pengajaran nilai-nilai karakter dan sejarah di Indonesia, sehingga menawarkan analisis yang lebih dalam dan berimplikasi pada masyarakat. Sementara itu, novel Gadis Minimarket memiliki tema dan plot yang lebih ringan dan menghibur, serta memiliki pengaruh dan implikasi yang lebih kecil terhadap budaya dan kehidupan masyarakat, sehingga lebih cocok untuk hiburan dan tidak memiliki dampak yang signifikan pada pengajaran nilai-nilai karakter dan sejarah.

Setiap karya sastra memiliki fungsi, keindahan dan tujuannya masing-masing tergantung dari perspektif pembacanya. Baik itu jenis sastra serius maupun sastra populer, keduanya memiliki peran yang seimbang dalam kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun