Dalam ke perawatan komunitas, terdapat terapi terapi yang digunakan untuk mengatasi masalah yang dialami pasien. Salah satunya adalah terapi musik yang dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan dan nyeri. Mari bersama sama kita baca penjelasan dibawah ini ya!Â
Cemas adalah perasaan tidak nyaman atau rasa takut, dan bingung cara menghadapinya. Kecemasan dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu, cemas ringan, cemas sedang, cemas berat, dan panik. Cemas ringan biasanya dialami sehari hari, dapat terjadi peningkatan kewaspadaan namun seseorang tersebut masih dapat menyelesaikan masalah tersebut. Kecemasan ringan ini dapat mendukung atau memotivasi belajar dan pengembangan kreativitas.Â
Kecemasan sedang biasanya ditandai dengan seseorang hanya berfokus dalam satu hal yang terpenting pada dirinya dan kurang mampu dalam mempersepsikan sesuatu. Seseorang tersebut masih dapat mengikuti perintah apabila diperintahkan untuk melakukannya. Cemas berat seseorang lebih fokus secara detail dan tidak mampu berpikir ke hal yang lain, biasanya ditandai dengan susah tidur, secara kognitif tidak mampu menyelesaikan masalah, nafas pendek. Selanjutnya panik, panik biasanya ditandai dengan ketakutan dan mengatakan teror, seseorang yang mengalami panik tidak mampu melakukan arahan dan perintah.
Nyeri adalah salah satu rasa tidak nyaman yang timbul ketika jaringan sedang mengalami kerusakan. Nyeri terbagi menjadi dua, nyeri akut dan nyeri kronis, nyeri akut ditandai dengan timbulnya secara mendadak, peningkatan tegangan otot, dan biasanya kurang dari enam bulan, nyeri kronis yaitu ditandai dengan timbul secara perlahan lahan dan lebih dari enam bulan.
Terapi musik adalah salah satu terapi yang dapat digunakan untuk setiap pasien mulai dari usia mudah hingga usia tua.Terapi musik dapat disesuaikan dengan tempo atau kecepatan musik yang digunakan, untuk relaksasi biasanya digunakan dengan kecepatan musik yang lambat, ritme yang cepat dapat mendorong stimulasi saraf simpatik.Â
Musik dalam tempo yang lambat berkisar 25 - 80 bpm, adalah rentang yang efektif dalam meredakan kecemasan. Mendengar musik dapat merangsang struktur limbik yang terhubung kedalam sensorik di korteks. Mendengarkan musik dapat menurunkan kadar kortisol yang berada di dalam darah, selain itu terapi musik juga dapat mempengaruhi laju pernafasan, nadi dan tekanan darah.Â
Terapi musik dapat mempengaruhi kecemasan?, secara fisiologis musik akan memutasi otak, sehingga dapat melancarkan proses analisa terhadap lagu yang didengar, musik dapat ditangkap melalui saraf koklearis dan diteruskan ke saraf otak dengan mengaktifkan kan saraf parasimpatik yang kemudian mempengaruhi kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon beta-endorfin yaitu hormon bahagia, menurunkan kortisol yaitu hormon pemicu kecemasan. Sehingga membuat menenangkan bagi seseorang memberikan rasa aman dan membantu menurunkan kecemasan.
Terapi musik dapat mempengaruhi nyeri?, secara fisiologis otak memproses musik dan rasa sakit melalui jalur saraf yang sama, dimana sinyal rasa nyeri yang dikirimkan melalui reseptor saraf di sumsum tulang belakang merangsang sinapsis untuk menginformasikan ke otak, sinapsis ini dianggap sebagai gerbang yang membuka dan menutup sebagai respon terhadap impuls nyeri.Â
Ketika gerbang ditutup, sinyal masuk ke otak akan diblokir. Namun jika gerbang tersebut terbuka maka, impuls dapat berjalan ke otak, tempat otak memahami sensasi nyeri. Kemudian musik diperkirakan mengirimkan masukan sensorik di sepanjang jalur otak, menyebabkan Batak otak melepaskan sinyal untuk menutup gerbang yang mengurangi rasa sakit saat mendengar musik.Â
Musik tidak hanya mencegah otak menerima menerima sinyal rasa sakit, tetapi juga menyebabkan pelepasan endorfin melalui proses modulasi otonom. Neurotransmitter dilepaskan di otak ketika ada impuls musik yang merangsang sistem biologis lain, seperti kelenjar endokrin yang melepaskan endorfin. Memblokir respons nyeri dan merangsang pelepasan opioid endogen tubuh. Musik juga mempengaruhi sistem limbik, yang mengarah ke sistem saraf. Mengatur kontraksi otot sehingga kontraksi otot menurun.
Pelaksanaan Terapi musik sebanyak 20 kali tiap dua Minggu sesi terapi musik ini biasanya individual dengan terapis musik yang terlatih dan berlangsung selama 60 menit masing masing sisinya. Dan biasanya terapis memberikan pilihan untuk memilih musik sesuai yang disukainya.
Sumber Referensi :
Fikri, M., & Fitriani, D. R. (2021). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Kanker di Rumah Singgah Kanker Samarinda. Borneo Studies and Research, 3(1), 66-75.
Laksamana Marshal, T. (2023). Pengaruh Terapi Musik Dalam Mengatasi Kecemasan Pada Pasien Tindakan Odontektomi (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/kelainan-mental/gangguan-kecemasan-umum
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3288/kriteria-seseorang-yang-mengalami-gangguan-kecemasan
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1052/manajemen-nyeri
https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/kelainan-mental/gangguan-kecemasan-umum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H