Mohon tunggu...
khoirulhuda
khoirulhuda Mohon Tunggu... Guru - Saarreehhh

Senang mengunjungi tempat-tempat bersejarah, kadang kadang giat menulis dan bagian kecil dari warga Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Kesalahan Arti Kata "Buruh" dalam Perspektif Masyarakat Luas

1 Mei 2020   12:45 Diperbarui: 1 Mei 2020   12:40 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku, Kamu dan kita semuanya adalah Buruh.

Satu mei adalah hari buruh atau yang biasa disebut dengan gerakan Mayday. Hari dimana seluruh masyarakat yang mengatasnamakan dirinya buruh bersama-sama turun ke jalan untuk mengekspresikan diri dalam barisan kelompok, serikat ataupun independen untuk mengaspirasikan tujuan ataupun tuntutannya. 

Namun di tahun ini tampak sedikit berbeda dari perayaan hari buruh internasional ditahun-tahun sebelumnya karena dampak dari Pandemi virus covid 19. 

Nampaknya para buruh harus merubah berbagai macam kebiasaan yang biasanya dilakukan seperti turun ke jalan dan sebaginya. Ketika para buruh tidak turun ke jalan, muncul dampak positif lain untuk merayakan hari buruh, yaitu dengan cara berdiskusi online via zoom ataupun media lain untuk bersama-sama berbicara dalam menanggapi berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan para buruh dewasa ini.

Berbicara tentang buruh kita pasti akan menyimpulkan bahwa hanya orang-orang yang bekerja di pabrik saja yang dapat dikatakan sebagai buruh. Padahal secara luas menurut KBBI buruh adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah: atau pekerja. 

Jadi kalau dapat disimpulkan buruh adalah orang yang bekerja dengan orang lain dengan maksud untuk mendapatkan uang. Kalau kita lihat lagi, dalam kehidupan sehari-hari hampir semua pekerjaan yang mengatasnamakan dirinya orang pekerja itu bisa dipastikan adalah seorang buruh. Walaupun orang tersebut bekerja di sebuah kantor mentereng sekalipun.

Penyempitan makna ini sering kali tidak dipahami oleh orang-orang yang bekerja di tempat yang enak atau terpandang. Mereka akan mengatasnamakan diri sebagai seorang pekerja kantor atau pekerja freelance misalnya. 

Tapi jika kita kembali lagi pada inti dari kata buruh yang tertera di dalam KBBI, segala aktivitas yang tujuannya mencari uang dengan cara bekerja dengan orang lain bisa dipastikan apapun pekerjaanya adalah seorang buruh. 

Hanya saja ada beberapa istilah tentang buruh yaitu seperti Buruh anak, buruh harian, buruh kasar, buruh lepas, buruh marginal, buruh migran, buruh musiman, buruh pabrik, buruh tambang, buruh tani, buruh terampil dan buruh terlatih. Jadi kita buruh yang mana?

Analogi contoh sederhana misalnya seperti ini. Saya bekerja di kantor bank asing. Teman  A bekerja di sebuah pabrik mobil. Teman  B bekerja sebagai seorang pedagang makanan di trotoar jalanan kota. 

Ketiga contoh diatas menunjukkan tingkat penghasilan dan gaya hidup yang berbeda. Kebanyakan masyarakat luas akan melihat bahwa Teman A yang bekerja di pabrik dan Teman B yang bekerja sebagai pedagang makanan dapat dikatakan sebagai buruh karena status mereka dalam kacamata masyarakat luas yaitu jaminan kualitas pendapatannya lebih sedikit dari pada saya yang bekerja di bank asing. Disini kita akan melihat penyempitan arti kata buruh. 

Padahal jika kita pahami lebih jauh, Saya yang bekerja di Bank asing yang dikatakan oleh sebagian orang pekerjaan yang enak karena bekerja di gedung dan ber ac adalah sama-sama seorang buruh karena saya bekerja untuk orang demi mendapatkan uang. 

Begitu juga teman A yang bekerja di pabrik dengan otomatis dapat dikatakan buruh karena bekerja di area pabrik. Tapi Teman B tidak dapat dikatakan buruh karena dia tidak bekerja untuk orang lain dan tidak menghabiskan waktunya bekerja untuk memperkaya orang lain. Teman B adalah seorang pengusaha. 

Masyarakat luas pada umumnya lebih memandang segala sesuatu dari tampilan mata, bukan arti kata apa yang sebenarnya membingkai suatu kejadian tersebut. 

Pemahaman kata ini banyak sekali disalah artikan atau mengalami penyempitan makna luas.  Orang bekerja untuk orang lain di tempat paling nyaman sekalipun orang tersebut tidak dapat mengelak bahwa dia adalah seorang buruh karena masih bekerja dengan orang lain. 

Jadi inti yang dapat diambil dari tulisan ini adalah kita semua adalah buruh jika status kita masih bekerja dengan orang lain, baik yang setiap hari bekerja menggunakan jas dan bersepatu ataupun menggunakan sekedar berkaos maupun seragam.  Kita tidak boleh malu atau mengkotak-kotakkan makna kata buruh hanya dari tampilan pekerjaan ataupun pendapatannya saja.  Karena sebaik baiknya orang adalah orang yang bekerja. sekian

"Berbahagialah orang yang bekerja dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamanya sendiri"

Pramoedya Ananta Toer - Bumi Manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun