Mohon tunggu...
khoirulhuda
khoirulhuda Mohon Tunggu... Guru - Saarreehhh

Senang mengunjungi tempat-tempat bersejarah, kadang kadang giat menulis dan bagian kecil dari warga Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mudik dan Pulang Kampung Sama atau Beda?

23 April 2020   11:54 Diperbarui: 23 April 2020   12:09 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memahami arti kata Mudik dan Pulang kampung

Saat ini media sosial sedang ramai membahas pendapat Pak Jokowi tentang perbedaan mudik dan pulang kampung. Semua ramai-ramai mengingatkan Bapak Presiden kita bahwa dua kata itu mempunyai arti kata yang sama. Kalau kita bertanya kepada KBBI mudik adalah 1. (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dari palembang- sampai ke sakayu. 2. Pulang kampung ke kampung halaman: seminggu menjelang lebaran sudah banyak orang --. Kata turunan: memudik, memudikkan; pemudik; semudik. Gabungan kata: Mudik bersama. Jelas sudah secara konteks dua arti kata itu sama dalam hal pengertian bahasa. 

Sebagai orang yang sama-sama menjadi perantau, saya sedikit paham dengan apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi dalam hal melihat dua perbedaan arti kata Mudik dan Pulang kampung. Pendapat saya mengatakan memang berbeda jika melihatnya seperti ini: 

Mudik adalah suatu bahasa yang akan kita gunakan dikala situasi mendekati hari raya idul fitri atau hari raya agama. Dalam tradisi orang-orang indonesia mudik adalah situasi dimana kita akan pergi menuju kampung halaman dan bertemu dengan keluarga untuk merayakan hari besar agama. 

Konteksnya adalah mendekati libur hari besar agama dan secara umum semua orang berbondong-bondong pergi ke kampung halaman. Begitu juga dengan pulang kampung adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk pergi menuju kampung halaman. Bahasanya lebih sering digunakan di setiap waktu yang tidak terikat. Tidak mengharuskan semua orang untuk pergi ke kampung halaman dalam waktu bersama-sama. Bahasa pulang kampung sering digunakan oleh personal.

Saya memahami pengertian kata mudik dan pulang kampung secara nilai memang berbeda. Contoh ringan misalnya jarang sekali kita mendengar orang yang akan pulang kampung di hari biasa dengan menggunakan bahasa mudik. Mereka pasti akan mengatakan "Saya mau pulang kampung". Begitu juga disaat akan mendekati libur hari raya pasti, semua orang akan mengatakan "Mudik dulu". Dua arti kata yang sama namun diucapkan pada waktu yang berbeda, saya yakin Pak Jokowi melihatnya dari sudut pandang seperti ini.

Boleh lah semua orang mengingatkan Pak Presiden bahwa mudik dan pulang kampung memang mempunyai arti kata yang sama. Tetapi Pak Jokowi juga punya hak buat menafsirkan bahasa itu secara berbeda, mungkin beliau juga punya alasan dalam menafsirkan bahasa. Tapi coba sekali-kali biar adil kita ingatkan para reporter kalau sedang menjelaskan berita tentang arus mudik di televisi "Mbak / mas, jangan pakai kata mudik. Pakai saja kata pulang kampung, kan artinya sama." Pasti mereka juga akan menyanggupi dan melaksanakan juga misalnya seperti ini.                                                                                                     

"Di laporkan dari arus gerbang tol bahwa arus pulang kampung tahun ini cukup ramai dan padat, sekian" Jarang sekali ditemukan bahasa pulang kampung yang tersiar di televisi saat semua orang akan pergi menuju kampung halaman secara bersama-sama. Yang terjadi pasti Dilaporkan Arus mudik ramai lancar. hehehe terimakasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun