Mohon tunggu...
ANANDA ALFIKRO
ANANDA ALFIKRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Seorang Pengajar, Peneliti, dan Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi dan Korelasi Lagu "Runtah" terhadap Perilaku Sex Bebas dalam Kultur Jawa Barat

18 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 18 Juni 2023   09:06 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik merupakan belahan atas aktivitas masyarakat juga tidaklah situasi yang baru. Semua rakyat menginginkan instrument juga non musik tidak akan hadir dalam rakyat atau adat-budaya. Aktivitas manusia tetap tidak lepas dari lagu. Mendengarkan lagu bukan saja bersifat pribadi sebab memengaruhi orang dan menyentuh segalanya: nafsu, emotional, kepribadian manusia, education, juga fantasi. Lagu  tampil bagaikan lantunan yang mampu diaplikasikan guna mengkomunikasikan, memuaskan, juga mengenali karakteristik adat-budaya tertentu. 

Di luar bagian instrumen, ketukan, harmonisasi juga lirik merupakan poin keselarasan dari lagu. Padahal, syairnya mampu membawa situasi hati penikmatnya. Melalui upaya ini, penyair bisa bercengkrama dengan pendengar karena liriknya. Maksud dalam perlagu memang intens berbeda. Lagu telah mencocokan dengan keinginan penduduk pada mekanisme pernyebarannya dan memilah lagu sebagai budaya lainnya fungsinya magnet daya pikat sendiri juga mengusung gradasi berbeda guna kemajuan budaya musik Indonesia.

Selaku sebuah naskah yang ditulis oleh penyair, rumusan lagu  memuat (encode) maksud yang diantarkan oleh penyusunqlirik dan ditafsirkan (decoded) atas penikmatnya. Lagu  adalah karya seni insan yang spesial serta menarik banyaknya kebudayaan lain akibat memainkan peran yang terlalu essensial di mayoritas aspek. Tampaknya, mulai bidang kejiwaan, lagu seringkali menggambarkan instrumen pemuas keinginan rakyat terkait ketrampilan dan inspirasi. Dalam bidang social, lagu bisa dikatakan gambaran struktural masyarakat ketika musik lahir. 

Dari segi ekonomi, musik merupakan perdagangan yang terlalu bernilai. Lagu juga syair sebuah musik merupakan sarana penyampaian berita berupa syair musik. Sebuah instrument merupakan kegiatan komunikatif karena adanya proses penyampaian pesan pencipta lagu kepada pendengarnya, dan informasi yang tersirat dalam musik tersebut merupakan rakitan gagasan juga kejadian pencipta lagu selaku komunikator. Rancangan catatan boleh berasal atas emosional riang, kecewa atau terluka, bisa juga opini misalnya menyanjung ataupun mencela peristiwa guna menarik ketertarikan orang.

Tentu saja, pesan yang disampaikan oleh seorang penyair lewat karya- karyanya enggan muncul dari luar sang pencipta, karena ia berasal dari pola pikirnya, kerangka acuannya dan medan pengalamannya, yang hasilnya dibentuk oleh lingkungan sosialnya. Penelitian ini diawali dengan anggapan bahwasannya hubungan adalah ikatan manusia lewat moral. 

Pentingnya makna dalam peristiwa menyusun syair lagu untuk sebuah produk budaya berbeda dengan peristiwa lainnya, misalnya pemaknaan biasa tiap harinya. Perbedaannya tampak pada struktur kalimat yang mengandung makna tersembunyi, seperti makna lirik lagu ini yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Maka dari sinilah ikatan aspirasi, gagasan dan emosional yang terikat berasal, sehingga melengkapi rancangan yangwdilaksanakan. 

Ketika syair ditulis, rancangan prostitusi enggan diterlewatkan. Karena mimik seksualitas dianggap sepele, maka menggambarkan komponen penting penjualan akan essensial , dilakukan penyair (perancang musik) untuk membuat syair yang laku pada masyarakat. Suatu skema, ialah sesuatu yang lazim akan dilaksanakan. Permasalah ada saat penyusun syair tidak bisa mengira seberapa besar gender dalam produk hak cipta penyusun syair. Bisa itu maksiat atau pornografi.

Gunakan konsep seksualitas bergairah akut dalam syair, yaitu dorongan seksualitas, misalnya perbuatan atau sikap, senggama, rangsangan, hasrat berseksual, daya tarik, sugesti, respons fisik, persepsi emosional, dll. Gagasan yang sangat seksual, seringkali dalam bentuk implisit, memiliki banyak interpretasi. Bisa saja ataupun dimungkinkan enggan dikatakan seksualitas. Pergaulan palsu bisa menarik orang dalam free sex, menuju ke pergaulan bebas juga minimnya simpati keluarga, didukung kurangnya pengetahuan pergaulan guna mengarahkannya. Kehidupan pacaran dini tanpa pengawasan keluarga bisa memicu pergaulan senonoh. Kemajuan diseluruh negeri bisa dianggap menjadi penyebab utama pergaulan senonoh, hingga berdampak menjadi Free sex yang terjadi kerap kali. Dampak yang timbul saat seorang belajar terkait pengetahuan seks mungkin dapat menyebabkan menurunnya prestasi akademik. 

Dinas Pendidikan Kota Bandung memaparkan angket survei free sex terhadap 60 ABG di bawah usia 14 tahun yang menunjukkan 56 persen di antaranya pernah atau pernah berhubungan seks. Dinas Kesehatan Jabar di Bandung menjelaskan, Bandung merupakan kota dengan masalah  HIV/AIDS terbanyak dengan 410 kasus. Dalam studi Good Mention (GM) Institute, sejumlah 40% kehamilan pada Indonesia tidak disesuaikan stabil pada tahun 2022. Pada tempo tarikh 2015-2019, 40% kehamilan di luar nikah terjadi, 30% di antaranya tidak direncanakan. Satgas Pelayanan Kesehatan Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular (PMS) menyebutkan, ada 3.744 kasus HIV dari Januari 2022 hingga Juni 2022, rincian 365 kasus diberikan oleh Pemkab Bogor, Kab. Indramayu 252 masalah, Kab. Tercatat 217 skandal pada 25 Agustus 2022.

www.parapuan.co
www.parapuan.co

Lagu Runtah merupakan sebuah hasil karya dari seorang musisi terkenal Doel Sumbang yang mana lagu tersebut kini kembali menjadi bahan hangat bincangan publik di Indonesia. Sebagian menganggap bahwa substansi dari lagu tersebut merupakan tindakan pelecehan dan penghinaan martabat seorang perempuan namun, sebagian lagi menganggap lagu tersebut bernilai tidak mendidik dan mengandung unsur-unsur pornografi. Sang penyanyi Doel Sumbang memberikan klarifikasinya mengenai lagunya yang pada saat ini kembali viral di media massa khususnya Internet. Beliau menegaskan bahwa lagu tersebut bukan berisi tentang penghinaan martabat wanita tetapi, menjadi sebuah Pepeling (pengingat) bagi seorang perempuan agar jangan sampai mempunyai karakteristik yang terdapat dalam lagu Runtah. 

Lagu "Runtah" berkisah tentang seorang wanita yang cantik tapi bertingkah seperti "sampah" karena dia sangat mudah tergoda dan banyak berganti laki-laki sebagai pasangan yang kemudian, si wanita tersebut rela diperbuat apapun asalkan laki laki tersebut mau dan menerima si wanita itu dan tak heran jika rela melepas kehormatannya demi laki laki yang dia suka.

Kemudian dalam lagu tersebut dikatakan bahwa si wanita selalu saja bergonta ganti pria setiap minggu nya dengan wajahnya yang dirias sedemikian rupa yang mana, dalam lagu runtah dikatakan kalau kulitnya sekuning kulit pisang, giginya seputih tepung terigu, bibirnya merah seperti jengger ayam dan matanya berwarna coklat susu. 

Jadi, lagu Runtah memiliki arti bahwa siapapun yang terlihat murahan adalah orang buangan atau sampah masyarakat. Banyak orang berasumsi bahwa esensi dari lagu Runtah yang diperkenalkan oleh Doel Sumbang menceritakan tentang kehidupan seorang Pelacur.(DetikJabar, 2022) Yang menurut penyusun merasa kasihan adalah ketika yang mendengarkan lagu ini tidak mengerti dan memahami isi yang tersirat kemudian, didengarkan oleh anak anak dibawah umur membuat mereka mendapatkan doktrin sesuai yang terdapat dalam lagu tersebut. Karena sejatinya Tetempoan (tontonan), kekrunngon (pendengaran) adalah tuntunan. 

Kata silih asih silih asah silih asuh adalah semboyan orang Sunda atau Jawa Barat, dan semboyan ini dimaksudkan untuk mempererat persatuan Jawa Barat. Orang Sunda yang menanamkan dalam diri mereka peribahasa silih asih silih asah silih asuh yakni fundamen kehidupan yang harus selalu dipegang teguh.

Padahal, kalimat ini lahir dari budaya atau karakter orang Sunda sendiri yang selalu memperlakukan orang dengan kebaikan, perlindungan dan saling berbagi. Yang pertama adalah silih asah kalimat ini memiliki arti jatuh cinta atau jatuh cinta. Karakter pertama yang harus dimiliki setiap orang adalah saling mencintai, saling mencintai, saling mencintai. Ketika watak welas asih ini ditanamkan pada setiap orang, maka setiap orang akan merasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-harinya. 

Yang kedua merupakan Silih asih yang dimaksudkan bahwa kita manusia saling mengasah atau saling berbagi ilmu, dan bisa juga diartikan sebagai arti lain untuk saling mengajar, artinya kita harus saling mendidik dengan memberi petunjuk. Jadi kemakmuran terjadi ketika semua orang sudah memiliki ilmu, dan tidak mudah dibodohi oleh orang lain. Misalnya, negara menyediakan fasilitas pendidikan yang tersedia bagi masyarakat. Dan yang ketiga sekaligus yang terakhir yakni Silih asuh merupakan kita semua harus memiliki kasih sayang, kita akan melengkapinya dengan pengasuhan. Silih asuh ini artinya saling melindungi, saling menjaga, saling memelihara dan membimbing semua insan.

Masyarakat sunda sejatinya mempunyai Pepakem yang didalamnya sudah mengatur hubungan masyarakat melalui fundamen silih asah, silih asih dan silih asuh dimana didalamnya sudah mengatur moralitas dan substansinya telah mengatur pula nilai dan norma yang berlaku di masyarakat Jawa Barat (Sunda). Jika dikaitkan dengan lagu Runtah menurut penyusun adalah sebuah ketidakbenaran dan ketidakbolehan suatu lagu yang mana didalamnya cukup mengandung hal yang tabu dan tidak etis untuk didengarkan bagi orang orang yang tidak mengetahui esensi yang terdapat dalam lagu tersebut. Namun sebenarnya lagu Runtah ini diciptakan karena adanya keresahan yang dialami oleh pencipta lagu terhadap perilaku perempuan yang tidak seharusnya dan kurang mencerminkan moralitas, nilai, dan norma dalam penduduk Sunda dengan aliran silih asah, silih asih, dan silih asuh. 

Representasi mulai lagu Runtah merupakan hal yang nyata dan terjadi di kenyataan hal ini bisa dibuktikan dengan data data yang telah penyusun ambil yang mana, tindakan pelacuran masih marak terjadi dan terulang di wilayah Jawa Barat. Lalu, bagaimana korelasi lagu ini dengan dasar silih asah, silih asih, dan silih asuh untuk penduduk Jawa Barat.

kumparan.com
kumparan.com

Sejatinya, persepsi pokok lagu Runtah merupakan suatu penyimpangan dari semboyan itu sendiri. Disini pencipta lagu berusaha memberikan gambaran bagi masyarakat terhadap perilaku yang tidak sepatutnya ada dengan perilaku yang sepatutnya diterapkan. Hadirnya lagu Runtah ini menjadi bukti bahwa ternyata aliran silih asah, silih asih, dan silih asuh belum seutuhnya diimplementasikan nilainya. Semboyan ini sudah memiliki makna, nilai, dan dampak yang baik bagi kehidupan dalam masyarakat, akan tetapi masih diperlukannya pembenahan dalam perilaku masyarakat yang memiliki semboyan tersebut. Satu versi yang mampu dilaksanakan guna membuat semboyan terkandung semakin diaktualisasikan nilainya ialah dengan meningkatkan rasa peduli dan kasih sayang antar sesama melalui kesadaran dalam memahami arti semboyan itu sendiri. 

Jika dicermati filosofi Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh pada suku Sunda memang sarat dengan perhitungan  spiritual, kerukunan dan kedamaian. Perhitungan tersebut harus hidup sampai saat ini, bukan nilai-nilai intoleran yang dipakai oleh masyarakat yang enggan menanggung akibatnya. Upayaqmemulainya adalah dengan mendukung keberadaan pembelajaran budaya. Guna tidak kehilangan adat-budaya yang dipunyai masyarakat Indonesia, jika kajian mendalam terhadap budaya lokal dapat menjadi dasar yang kokoh untuk menjalin kembali persatuan yang kini mulai hilang.

Pemuda didorong untuk aktif di bidang seni dan diberi akomodasi seluas-luasnya untuk membuka giliran unjuk kebiasaan. Dan menggandeng seluruh penduduk untuk belajar dan mempelajari istiadat lainnya, lantaran adat-budaya lainnya punya keunikan khasnya tersendiri. hadirnya rongga untuk mengklarifikasi dan memberitahu bagian mana yang tidak diperbolehkan/dilarang. 

Menceritakan proses menambah wawasan yang menghasilkan makna yang sungguh luar biasa. Selaku diantara wilayah terpusat di Indonesia, Jawa Barat telah menarik banyak pendatang untuk mencoba peruntungan, mewarisi keluarga dan mencari pengetahuan. Ketibaan penduduk hingga perantau darigberbagai latar belakang menjadi rintangan baru, meski di satu sisi dapat menopang keuangan hingga sanggup mencetuskan wilayah yang maju.

Proses perpindahan enggan dapat dihentikan, dan adat perantau bisa merampas kebudayaan yang eksis. Keberadaan para perantau ini seharusnya dijadikan sarana penyebaran filosofi Silih Asah, Silih Asih, dan Asuh. Ada pepatah mengatakan “Dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung”. Artinya dimana masyarakat tinggali, disitu memiliki tempat tinggal, maka penduduk perantauan mesti mengawal kebudayaan lokal (akulturasi). Ketika penduduk setempat dan pendatang diterima, diperlukan dialog yang intens untuk menghindari kecurigaan. Banyak anak yang sangat dekat dengan teknologi, informasi dan komunikasi.

Kemajuan technology yang sedang berlangsung telah menciptakan generasi orang yang telah mengembangkan keengganan terhadap pembangunan di sekitarnya, kemiskinan, kekacauan, banyak di antaranya segera ditangani dalam organisasi, sehingga menghasilkan generasi yang kurang berkarakter dan bermartabat. Penyusun menghimbau agar semboyan ini bisa menjadi filterisasi untuk diajarkan dari jauh jauh hari guna anak mempunyai sekat pembatas dalam berbuat di masyarakat. Lalu, pengaruh media juga harus diperhatikan dengan selalu mengontrol anak sesuai umur sehingga, anak bisa menonton atau mendengar hiburan sesuai dengan kadar usia yang dimiliki dan sesuai sasarannya. 

Adanya kenakalan remaja tidak semuanya disebabkan oleh lagu ‘ Runtah’ menurut penyusun yakni hal tertera ditimbulkan oleh berbagai unsur. Pertama, kurangnya pengawasan orangtua kemudian kedua, kurangnya filterisasi dalam kehidupan dan yang terakhir kurangnya pengaruh pendidikan agama dalam hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun