Mohon tunggu...
Ananda Abrowiant
Ananda Abrowiant Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang santri yang hobi mengaji

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revitalisasi Kurikulum PAI Moderat dalam Merdeka Belajar, Menyongsong Pendidikan Agama yang Berkelanjutan dan Progresif

3 Juli 2024   20:34 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:55 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk mengintegrasikan Merdeka Belajar dalam kurikulum PAI moderat, beberapa langkah strategis dapat dilakukan:

  • Pengembangan Materi Ajar yang Kontekstual: Materi ajar PAI harus dikembangkan dengan memperhatikan konteks sosial dan budaya peserta didik. Pendekatan kontekstual ini membantu peserta didik memahami ajaran Islam secara relevan dengan kehidupan sehari-hari.
  • Penerapan Metode Pembelajaran Aktif: Merdeka Belajar mendorong penggunaan metode pembelajaran aktif yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses belajar. Metode seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan studi kasus dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai moderasi.
  • Pelatihan dan Pengembangan Guru: Guru sebagai fasilitator pembelajaran memegang peran kunci dalam penerapan kurikulum PAI moderat. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi dalam mengajar dengan pendekatan moderat.
  • Evaluasi dan Umpan Balik: Evaluasi pembelajaran harus mencerminkan prinsip-prinsip Merdeka Belajar dan moderasi. Umpan balik yang konstruktif dari peserta didik dan guru dapat digunakan untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum.

Implikasi dan Tantangan

Revitalisasi kurikulum PAI moderat dalam era Merdeka Belajar memiliki implikasi yang signifikan bagi pendidikan agama di Indonesia. Pendidikan agama yang moderat dapat membantu mencegah radikalisme, memperkuat toleransi, dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif. Namun, tantangan seperti resistensi terhadap perubahan, keterbatasan sumber daya, dan kesenjangan akses pendidikan perlu diatasi melalui kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat.

Kesimpulan

Revitalisasi kurikulum PAI moderat dalam konteks Merdeka Belajar merupakan langkah penting dalam menciptakan pendidikan agama yang relevan, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai moderasi dan prinsip-prinsip Merdeka Belajar, kurikulum PAI dapat membantu membentuk karakter peserta didik yang toleran, terbuka, dan siap menghadapi tantangan global.

Penerapan kurikulum ini memiliki implikasi positif, seperti pencegahan radikalisme, penguatan karakter toleran, adaptasi terhadap perkembangan teknologi, dan peningkatan kompetensi guru. Namun, terdapat juga tantangan yang harus dihadapi, termasuk resistensi terhadap perubahan, keterbatasan sumber daya, kebutuhan akan pelatihan guru yang berkelanjutan, kesenjangan akses pendidikan, serta pentingnya evaluasi dan monitoring yang komprehensif.

Dengan kerjasama yang sinergis antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi, sehingga tujuan untuk menciptakan pendidikan agama yang berkelanjutan dan progresif dapat tercapai. Generasi muda yang dihasilkan dari kurikulum PAI moderat diharapkan akan memiliki pemahaman agama yang mendalam, toleran, inklusif, dan siap berkontribusi positif dalam masyarakat yang semakin kompleks dan beragam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun