Mohon tunggu...
Ananda Abro Wiant
Ananda Abro Wiant Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Manusia Prespektif Islam: Tinjauan Filosofis

10 November 2022   18:34 Diperbarui: 10 November 2022   18:35 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pemikiran yang berkenaan tentang hakikat manusia telah dimulai sejak jaman dahulu dan terus berlangsung sampai saat ini. pemikiran hakikat manusia belum berakhir dan tidak akan pernah berakhir. 

Ternyata orang dimanusia dalam alam semesta merupakan bagian yang sangat penting karena dengan deskripsi ini dapat diketahui dengan jelas tentang potensi yang dimiliki manusia serta peran yang harus dilakukan dalam alam semesta. dalam Islam, hakekat manusia adalah perpaduan antara badan dan ruh. kedua masing-masing merupakan substansi yang berdiri sendiri dan tidak saling bergantung satu sama lain. Islam secara tegas mengatakan bahwa kedua substansi tersebut adalah substansi alam, sedangkan alam adalah makhluk, maka keduanya juga makhluk yang dibuat oleh Allah SWT.

Manusia memiliki banyak kesamaan dengan makhluk hidup lainnya, namun manusia berbeda sekali dengan mereka. Manusia adalah makhluk bahan maupun rohani. Hal yang benar-benar membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah kemampuan untuk membentuk dimensi baru dalam diri manusia.

Secara etimologi fitrah berarti suci, bersih, murni. Tuhan menciptakan manusia dalam kondisi fitrah, artinya dalam kondisi yang suci, bersih, dan murni. Seperti yang dikemukakan oleh banyak ahli yang dapat dapat dipercaya. Maknanya sudah ada bahwa sesungguhnya manus ia lahir dengan membawa watak dan karakter yang siap menerima agama. sekiranya dia dibiarkan berada dalam wataknya yaitu tidak dia akan sampai pada apa yang semestinnya terjadi pada dirinya(menerima agama) kecuali jika terdapat faktor-faktor luar yang penting terhadap dirinnya dan menyimpangkannya dari itu yang alami dan fitri.

Hakikat Manusia

Pemikiran tentang hakikat manusia telah dimulai sejak jaman dahulu dan terus berlangsung sampai saat ini. pemikiran tentang hakikat manusia belum berakhir dan tidak akan pernah berakhir. Ternyata orang dimanusia dalam alam semesta merupakan bagian yang sangat penting karena dengan deskripsi ini dapat diketahui dengan jelas tentang potensi yang dimiliki manusia serta peran yang harus dilakukan dalam alam semesta.

    Uraian ini selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar bagi perumusan tujuan pendidikan, pendekatan yang harus dicapai dalam proses belajar mengajar serta aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pendidikan. selain itu, deskripsi ini juga penting dilakukan karena manusia dalam kegiatan pendidikan adalah merupakan subjek dan objek yang terlibat didalamnya. Karena tentu saja adanya konsep tentang manusia maka akan sulit ditentukan arah yang akan dituju dalam pendidikan. dalam berbagai sastra, ditemukan berbagai pandangan para ahli tentang hakekat manusia. Salah satu ahli dibidang filsafat dan antropologi Sastra Prateja mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang historis. Hakikat manusia sendiri adalah suatu sejarah, suatu acara yang bukan sendiri-matadata.

Hakekat manusia hanya dapat dilihat dalam perjalanan sejarahnya, dalam sejarah bangsa manusia menurut Sastra Prateja lebih lanjut, apa yang kita diperoleh dari pengamatan kita atas pengalaman manusia adalah suatu rangkaian antropologis konstanta yaitu dorongan-dorongan dan orientasi yang tetap dimiliki manusia. Ada 6(enam)antropologis, konstanta yang dapat ditarik dari pengaman sejarah manusia, yaitu:1)hubungan manusia dengan kejasmanian, alam, dan lingkungan ekologi. 2)Keterlibatan dengan sesama 3)Keterikatan dengan struktur sosial dan institusional, 4)Ketergantungan masnyarakat dan budaya pada waktu dan tempat, 5)hubungan timbal balik antara teori dan praktis, 6)kesadaran religius dan para-religius.

Keenam konstanta antropologis tersebut merupakan satu saudara perempuan adalah danmasing-masing saling penting satu dengan lainnya.Pendapat tersebut berkesan memberikan gambaran tentang manusia dari sudut empiris, yaitu dari sudut dimana manusia itu hidup dan bereksistensi dalam kehidupan. Hal ini akan membantu untuk menjelaskan proses perjalanan yang harus dicapai manusia pada umumnya. Keenaan masalah tersebut muncul merupakan rangkaian kegiatan yang bisa ditinggalkan oleh manusia, yang secara umum dapat dikatakan bahwa dalam bereksistensi manusia tidak bisa melepaskan dari tergantunganya untuk orang lain.

Menurut saya pendapat ini menunjukan diperkecil sulitnya mengerti manusia secara tuntas dan secara menyeluruh. Sehingga setiap kali seseorang selesai mengerti dari satu aspek tentang manusia maka akan muncul aspek yang lainnya yang belum ia diskusikan. 

Pandangan Islam tentang Hakekat Manusia

Dalam Islam, hakekat manusia adalah perpaduan antara badan dan ruh. kedua masing-masing merupakan substansi yang berdiri sendiri dan tidak saling bergantung satu sama lain. Islam secara tegas mengatakan bahwa kedua substansi tersebut adalah substansi alam, sedangkan alam adalah makhluk, maka keduanya juga makhluk yang dibuat oleh AllahSWT. 

Hal ini dapat dilihat dari ayat Al-Al-Qur'an surat Al-Mukminun:12-14 yang menggambarkan sebuah proses kejadian manusia, yang artinya:"Dan sesungguhnya kami ciptakan manusia dari sari pati tanah. Kemudian Kami ini dari tanah itu udara mani(terletak)dalam tempat simpanan yang teguh(rahim). Kemudian dari udara mani itu Kami ciptakan segumpal darah lalu segumpal darah itu Kami ini segumpal daging dan dari segumpal daging itu Kami ciptakan tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu kamu tutup(balut)dengan daging. Sesudahnya itu Kami ini dia makhluk yang baru yakni manusia sempurna. Maka Maha Berkat (suciAllah) pembuat yang laing baik".(Al-mukminun:12-14)

Kemudian Nabi Muhammad SAW. mengulas ayat suci tersebut dengan sabdanya:"Bahwasanya seseorang kamu dihimpun kejadiannya didalam perut ibu selamat 40hari, kemudian merupakan alaqah

(segumpal darah) seumpama demikian(selama 40 hari), kemudian mudgatan (segumpaldaging) seumpama demikian(selama 40 hari). Kemudian Allah mengutus seorang Malaikat maka diperintahkan dia(Malaikat) empati kata kata mutiara dan dikatakan untuk Malaikat engkau tulislah amalannya, dan rezekinya dan ajalnya, dan celaka atau bahagianya Kemudian ditiupkan untuk makhluk itu..."(HR.Bukhori)

Dari al-Qur'an dan al-Hadits tersebut diatas, jelaslah bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan fisik manusia, tidak ada bedanya dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada hewan. semuanya berproses menurut hukum-hukum alam yang bahan. Hanya saja pada kejadian manusia, sebelum makhluk yang baru manusia itu lahir dari rahim ibu, Tuhan telah hembuskan ruh ciptaan-Nya kedalam tubuh manusia.

Ruh yang berasal dari Tuhan itu yang baru hakekat manusia. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan, karaena Tuhan tidak hembuskan ruh pada hewan. Hakekat manusia secara umum penjelasan oleh ayat al-Qur'an yang pertama sekali turun, yang artinya:"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan, menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah. Mengajar manusia yang tidak tahu (jangan sekali-kali demikian. bahkan sesungguhnya manusia itu kaki dholim. kapan ia merasa terkaya (dari Tuhan dalam ajaran-Nya). sungguh-sungguh ya untuk Tuhanlah kamu akan kembali".(QSAl-Alaq:1-8). 

Jadi jelas dijadikannya manusia oleh Allah adalah sebagai khalifah. Khalifah berarti kuasa. Dengan demikian pada hakekatnya manusia adalah kuasa atau wakil Allah di bumi. Dan didalam diri manusia terdapat tidak-tidak ketuhanan,karena dalam proses pembuatannya telah ditiupkan ruh dari Tuhan.Tidak-tidak yakin ketuhanan itu yang membawa manusia pada Perbuatan-perbuatan untuk realisasikan potensi-potensi yang ada kedalam tingkahlaku keseharian dan Perbuatan nyata.

Bararti bisa disimpulkan bahwa hakikat manusia diciptakan dimuka bumi yaitu seperti difirman Allah QS.Adz-Dzariaat: 56). Yang berbunyi:

"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)" (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun