Mohon tunggu...
Ananda Farid Hidayat
Ananda Farid Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi pendidikan Matematika UNISSULA

Kejar terus impianmu !

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Memaknai Pentingnya Pancasila Dalam Islam

25 November 2021   14:02 Diperbarui: 25 November 2021   14:21 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memaknai Pentingnya Pancasila dalam Islam

 

Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H. (Dosen Fakultas Hukum Unissula), Ananda Farid Hidayat (Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unissula)

Pancasila merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pergaulan dengan sesama manusia maupun dengan mengelola lingkungan hidup. Semua agama menghargai manusia. Oleh karena itu, semua umat beragama wajib saling menghargai dan menghormati. Dengan demikian, dalam kehidupan masyarakat hendaknya dikembangkan sikap bekerja sama antarpemeluk agama sehingga terbina toleransi umat beragama. Dari sikap toleransi itu akan terpancar kerukunan hidup antar-umat beragama. Toleransi antar-umat beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu akan tercampur aduk dengan ajaran agama oranglain. Disadari bahwa agama telah berhasil menembus batas-batas kesukuan, kedaerahan, dan malah batas batas kebangsaan. Terlihat bahwa agama mempunyai potensi mempersatukan bangsa.

Agama adalah pembawa damai yang menyokong pembangunan. Namun sebaliknya agama dapat pula merupakan sumber pertentangan yang dapat mengganggu kesatuan bangsa, kestabilan dan ketahanan nasional yang diperlukan bagi pembangunan

 Bhineka Tunggal Ika merupakan representasi masyarakat Indonesia yang multietnis, multikultural dan multi-agama. Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara menjadi acuan nilai bagi kerukunan dan toleransi antar pemeluk agama. Prinsi-prinsip pancasila, yakni berketuhanan, berkemanusiaan, berkebangsaan, berdemokrasi, dan berkeadilan sosial, mesti menjadi visi bersama bagi tiap sendi kehidupan berbangsa. Melalui nilai-nilai tersebut dengan mudah akan terjalin kehidupan harmonis agama, politik, sosial, budaya, dan juga ekonomi. Mengingat Indonesia memiliki keragaman agama dan budaya, pancasila adalah jalan kunci bagi terbangunnya stabilitas nasional. Untuk menghindari konflik sosial, pancasila adalah salah satu dasar utama yang harus dipahami. Masa kini semakin marak oknum yang mengatas namakan agama untuk legitimasi tujuan sebaga iklaim kebenaran kelompok maupun pribadi.

Misalnya dalam politik, identitas agama, suku dan ras cenderung dipakai sebagai alat politik. Adapun munculnya aksi teror dan radikalisme agama adalah karena mulai pudar dan rapuhnya ideologi pancasila. Untuk itu pancasila harus dikuatkan sebagai mentalitas kehidupan berbangsa.

Asumsi bahwa kelompok atau agama mayoritas yang memiliki penganut lebih banyak dibanding dengan agama lainnya terkadang merasa lebih dibanding agama lain yang memiliki penganut yang lebih kecil. Tentu saja agama yang memiliki penganut lebih sedikit dibanding agama yang lain merasa terkucilkan.Terkadang dapat dirasakan juga agama mayoritas lebih menguasai pemerintahan diIndonesia, ini seharusnya tidak terjadi karena ada persamaan hak asasi manusia bag imasing-masing penganut agama walaupun ada yang menjadi penganut agama minoritas.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu: kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa, negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama serta untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannnya, negara menghendaki adanya toleransi dari masing-masing pemeluk agama dan aliran kepercayaan yang ada serta diakui eksistensinya di Indonesia.

Negara Indonesia memberikan hak dan kebebasan setiap warga negara terhadap agama dan kepercayaan yang dianutnya. Sebagai alasan mengapa pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh ialah karena setiap sila dalam pancasila tidak dapat disamakan satu samalain.

Sebagai kepercayaan orang Islam, kita percaya adanya hakikat Allah sebagai Tuhan semesta alam. Apapun yang terlintas didalam benak menyangkut hakikat zat Allah, maka Allah tidak demikian. Itu sebabnya ditemukan riwayat yang menyatakan, “Berpikirlah tentang makhluk-makhluk Allah dan jangan berpikir tentang zat-Nya”. Betapapun terjadi perbedaan pendapat itu, namun agaknya dapat disepakati bahwa kata Allah mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh kata lain selain-Nya. Allah adalah kata yang sempurna huruf-hurufnya, sempurna maknanya, serta memiliki kekhususan berkaitan dengan rahasianya, sehingga sementara ulama menyatakan bahwa kata itulah yang dinamai Ismullahal-A‘zam (nama Allah yang paling mulia), yang bila diucapkan dalam do’a, Allah akan mengabulkannya. ِ

اَّنِنْٓيَاَناالّٰلُهَلٓاِاٰلَهِاَّلٓاَاَن۠اَفاْعُبْدِنْۙيَوَاِقِمالَّصٰلوَةِلِذْكِرْي  

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan(yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku".(QS.Thaha:14)

Allah adalah kata khusus yang tidak dimiliki oleh kata lain selain-Nya; Ia adalah kata yang sempurna huruf-hurufnya, sempurna maknanya, serta memiliki kekhususan berkaitan dengan rahasianya,kerena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang wajib wujud-Nya itu yang berhak menyandang nama tersebut, selain-Nya tidak ada , bahkan tidak boleh. Hanya Dia juga yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan mutlak, sebagaimana tidak ada nama yang lebih agung dari nama-Nya itu.

 َوَلاَتِهُنو۟اَوَلاَتْحَزُنو۟اَوَأنُتُمٱْلَأْعَلْوَنِإنُكنُتمُّمْؤِمِنيَن

 "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah(pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman". (Q.S Ali-Imran:139) 

Melalui ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan kita untuk tidak terlalu larut meratapi nasib, tidak lemah dan cengeng disaat kamu merasa sulit sekali dalam menghadapi masalah.  Allah SWT senang jika umat-Nya meminta pertolongan pada-Nya.Saat menghadapi ujian hidup, terkadang kita sulit berpikir positif dan memandang diri kita selalu penuh dengan kekurangan. Padahal Allah SWT telah memberikan kelebihan dan kekurangan masing-masing terhadap diri kita, tinggal bagaimana kita mengoptimalkan kelebihan yang kita punya dan memperbaiki kekurangan. Seburuk-buruk apapun kita dalam menjalani hidup ingatlah selalu bahwa Allah SWT senantiasa membantu umat-Nya. Jadi, berdoa dan memohon pertolonganlah hanya kepada-Nya. Penting untuk dipahami dan diingat bahwa setiap masalah,ketika kamu sedang merasa lemah,disaat permasalahan yang dihadapi terlalu berat, berdoalah kepada Allah SWT. Bergantunglah pada-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun