Mohon tunggu...
An
An Mohon Tunggu... -

Girl with million imagine :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelajaran Berharga dari Sebuah Perjalanan yang Hebat

23 November 2018   14:23 Diperbarui: 23 November 2018   15:46 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tahu apa yang harus ku lakukan.

Tanpa banyak bicara aku meminta Prita untuk meminjamkan ponselnya , membuka situs laman perusahaan untuk ku sewa sebuah hellikopter dari tempat yang tak jauh dari tempatku saat ini sampai akhirnya aku dapat tumpangan berupa hellikopter yang akan tiba dalam waktu 15 menit lagi, tapi disayangkan hellikopter hanya mampu menampung 4 orang saja, akan kupastikan mereka yang akan kembali duluan adalah Lukman dan keluarga kecilnya, serta Her.

Karna yang aku tahu pria tua itu memiliki riwayat penyakit jantung, maka aku mengalah . setidaknya ada Fred si pria tua dengan sejuta pengalaman travellnya itu. Untuk masalah buss yang mogok disini, aku sudah memastikan pada rekanku yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju mobil agar keeseokan harinya di waktu  terang untuk membawa tukang bengkel terpercaya dan memperbaikinya.

Tak jauh 60 meter dari lokasi kita berdiri, hellikopter yang ku sewa tadi datang, maka dengan sigap aku mengantar mereka berempat ke helli sebelum akhirnya mereka pamit dan hellikopter terbang ke tempat yang menjadi tujuan mereka, apalagi kalau bukan perusahaan kecil tempat ku bekerja.

Kini tinggal aku sendiri ditengah gelap yang baru saja datang,aku takut sejujurnya.

Dan hal yang lebih menyebalkan adalah saat Tuan Fred muncul setelah membunyikan pluit di balik hutan sana. Memang siapa lagi salah satu dari pengunjungku yang membawa alat selengkap itu? Dan ia hanya tertawa.

Sembari menunggu mobil yang akan kami tumpangi datang dalam waktu dua jam, aku dan Tuan Fred akhirnya memutuskan untuk duduk dekat dengan bus. Aku ingat didalam bus masih tersisa 2 bekal makanan sisa tadi siang, akhinya aku dan Fred memutuskan untuk makan. 

Fred mengeluarkan korek api, mengumpulkan ranting-ranting kayu yang sempat ia ambil dibalik hutan tadi dan berjalan kearah mulut buss untuk mengambil sedikit bensin disana untuk memperbesar kobaran api unggun di malam yang  mulai mencengkam ini.

"kau hanya baru  saja belajar menjadi generasi solutif nak, dan kurasa tindakan serta strategi yang kau tuturkan sudah sempurna." Ujarnya kala itu ditemani nyanyian jangkrik di tempat ini, aku diam membisu mendengarkan sembari menolehkan kepalaku  antusias kearahnya.

"aku tahu, kau takut saat ini,apalagi ini pengalaman pertamamu bukan? Tapi kau memilih untuk melawan ketakutanmu dengan alasan tanggung jawab serta kerja keras untuk memperbaiki kesalahan yang tak disengaja ini  hingga akhinya bisa aku simpulkan, kau memiliki jiwa solutif di hatimu"

Aku terenyuh, memandang dengan senyum tulusku pada pria tua itu sebelum akhirnya aku memandang langit, semoga pengalaman ini lebih mengajarkan ku lagi agar semua kejadian ini tak pernah terulang, tapi dari kejadian ini ada satu point yang aku dapatkan. Yaitu aku tahu bagaimana caranya mengambil dan menjadikan sikap solutif untuk terlihat pada kancah permasalahan yang seperti ini nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun