Abstrak
Tradisi yang terinspirasi dari legenda kakak beradik Sengeda dan Bener Merie (Bener Meriah) yang mencari gajah putih untuk dipersembahkan kepada seorang putri raja. Maka itu, gerak tari nya seperti karakter gajah.
Dari cerita inilah Tari Guel menjadi salah satu khasanah budaya Gayo di Provinsi Aceh. Kata Guel mempunyai arti membunyikan. Tarian ini bukan hanya sekedar tarian, tarian ini memiliki kisah panjang dan unik dan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri.
Pendahuluan
Diambil dari cerita rakyat Gayo, Sengeda menceritakan bertemu saudara kandungnya Bener Meria yang konon telah meninggal dunia karena pengkhianatan. Mimpi itu menceritakan bener Meria memberi petunjuk kepada Sengeda, tentang kiat mendapatkan Gajah putih sekaligus cara mengiringi gajah tersebut untuk dibawa dan di persembahkan kepada Sultan Aceh Darussalam untuk diberikan kepada sang putri Sultan yang sangat berhasrat memiliki Gajah Putih tersebut.
katanya, tari guel yang dahulu dikenal sebagai tarian sakral ini dapat di temui di Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lue. karna kesakralan yang dimilikinya itulah, pagelaran tari guel pun tidak boleh di adakan di sembarang tempat, panggung, pentas dan acara yang tidak berkepentingan.
Selain itu, tidak semua orang juga boleh menarikan tarian guel, dan bagi mereka yang hatinya bersih dan berjiwa tulus saja yang layak untuk dijadikan sebagai penari guel. Tak hanya itu, tari guel juga mengandung nilai mistis dan bersejarah yang terletak pada Guru Didong, sang penari tunggal Guel.
Inti cerita
Tari Guel adalah sebuah tarian tradisional yang lahir dari legenda setempat yaitu legenda Gajah Putih. Cerita legenda ini tentang kisah keluh kesah dan kepiluan kakak dan adik di ruang lingkup kerajaan Linge Gayo. kakak dan adik itu bernama Sengeda dan Bener Meriah, merupakan putra kandung dari Raja Linge ke XII.