Mohon tunggu...
Ananda NovaS
Ananda NovaS Mohon Tunggu... Jurnalis - santri

mahasiswa PBA UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebersamaan dan Kekeluargaan Tiga TPQ Desa Pandanlandung

31 Januari 2020   02:33 Diperbarui: 31 Januari 2020   02:35 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semilir angin sore dan sinar mentari masih terasa, mahasiswa KKM sedang belajar bersosialisasi dengan beberapa anak warga desa Pandanlandung. Mengabdikan kepada anak-anak kecil merupakan salah satu proker dari divisi keagamaan yang telah mendapat amanah dari bapak Mudin untuk mengajarinya bekal hidup tentang agama. Ya, mengaji adalah kegiatan rutin sehari-hari bagi anak desa Pandanlandung yang beragama Islam.

Semangat mengaji pun datang dari adik-adik TPQ, memangggil dan menyeru kita agar kegiatannya segera dimulai. Mereka pun dengan semangat membaca do'a pembuka secara bersama dan serentak. Alunan bacaan Al-Fatihah yang mereka lantunkan telah menyadarkan mahasiswa KKM bahwa mereka benar-benar siap untuk diajari banyak ilmu oleh para kakak-kakaknya ini.

Para mahasiswa KKM ini mengajar pada tiga tempat, yaitu di TPQ Baitussalam yang bertempat di rumah Bapak Khandari dusun Krajan, TPQ Nurul Iman yang bertempat di masjid Nurul Iman dusun Santren, dan TPQ Sunan Ampel yang bertempat di dusun Pandan Selatan.

Walaupun cara mengajar mereka adalah dibagi, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi adik-adik hanya menimba ilmu kepada kakak yang mengajar di TPQnya, melainkan adik-adik menimba ilmu kepada semua kakak-kakak KKM. Karena adik-adik TPQ biasanya suka main ke posko mencari para kakaknya walaupun sekedar untuk bermain saja.

Perkenalan satu sama lain pun telah mereka rekam dengan erat sehingga tidak ada kakak KKM yang mereka lewatkan. Walaupun kadangkala mendengar celoteh adik-adik yang bermacam-macam rasa, tetapi dengan itulah kami tahu bagaimana rasanya mengajar yang sesungguhnya, apalagi mengajar agama bagi adik-adik yang mana mereka susuh untuk dikondisikan.

Walaupun demikian justru itulah yang membuat kami menajdi akrab dengan mereka, mengetahui karakter dan kepribadian mereka, dan juga mengetahui bagaimana kami harus memperlakukan mereka. Dan pada sesungguhnya mereka adalah adik-adik yang baik semuanya. Kekeluargaan dan kebersamaan mereka sangat terlihat, begitu pula dengan para kakak KKM.

Mengupas satu-satu mengenai tiga TPQ tersebut, adalah suatu hal yang menarik. Karena tiga TPQ tersebut mempunyai hal yang bisa dikenang sendiri-sendiri. Banyak pelajaran yang didapat dari ketiga TPQ tersebut. Ketiga TPQ itu telah membuat kakak-kakak KKM serasa kakak mereka sendiri, yang telah mengakrabkan adik-adik dengan  kakak-kakaknya. Sehingga kekeluargaan di antara mereka semakin erat.

Di masjid Sunan Ampel merupakan tempat yang dijadikan utuk mengaji adik-adik sekitar dusun Pndan Selatan untuk mengaji. Disanalah mereka diajar dan belajar agama oleh dua ustadzah yakni Bu Tuah dan juga Bu Ida. Sebelumnya pihak divisi keagamaan telah sowan minta izin kepada Bu Ida untuk mengajar di TPQ Sunan Ampel tersebut. Tak banyak basa-basi Bu Ida langsung mengizinkannya.

Tapi, Bu Ida hanya berpesan agar mereka mengajar dengan kasih sayang dan penuh kesabaran. Walaupun saya bukanlah pengajar tetap yang dijadwalkan di TPQ tersebut saya pernah merasakan mengajar di sana beberapa kali. Memang anak-anak di dusun Pandan selatan ini lebih hiperaktif daripada adik-adik TPQ Krajan dan Santren.

Sebab mereka memang sulit dikondisikan sepertti suka mainan di luar masjid, ada yang jarang mengaji tetapi masih masuk, ada juga yang susah untuk diajak belajar agama. Kendati demikian itu merupakan suatu kendala yang wajar dialami oleh guru TPQ. Dan juga para mahasiswa KKM akan belajar bagaimana mengondisikan mereka, sehingga mereka akrab dengan kakak-kakaknya.

Adik-adik TPQ Sunan Ampel ini mudah dikondisikan ketika telah menggunakan pendekatan komukatif. Jadi mereka lebih mudah didekati dan diajak ketika mereka telah saling bercerita dengan kakak-kakak KKM. Ketika mereka banyak ditanya, ada beberapa hal yang bisa diketahui, baik itu karakter maupun keadaan mereka saat itu.

Awalnya serasa tegang menghadapinya, tetapi lama-lama sudah terasa biasa dengannya. Keakraban mereka tidak hanya ketika mengaji saja, melainkan ketika kami membantu mengajar di SD juga ketika kami sedang berpapasan dengan mereka. Karena kami sering berlalu lalang di lingkungan mereka sebab posko kami juga berada di dusun Pandan selatan yang juga dekat dengan masjid Sunan Ampel ini.

Nah, beralih dari TPQ Sunan Ampel, di mansjid Nurul Iman bertempat pula TPQ Nurul Iman. Di antara tiga TPQ yang kami pegang TPQ inilah yang keadaannya lumayan maju. Mulai dari adik-adiknya mereka adalah adik-adik yang paling bisa dikondisikan. Kemudian mengenai fasilitas yang ada di TPQ sudah lumayan lengakap. Selain itu juga guru-guru disana juga lumayan banyak karena adik-adik disana juga paling banyak di antara tiga TPQ tersebut.

Walaupun demikian itu tidak mengurangi rasa semangat dan kebersamaan mahasiswa KKM dengan adik-adik di sana. Tetapi itu malah menjadikan kami sangat akrab dengan adik-adik. Walaupun dusun Santren adalah tempat yang paling jauh di antara TPQ yang lain tapi mereka tetap akrab dan jalin silaturahmi dengan kami. Mereka juga sering main ke posko walaupun rumah mereka paling jauh dengan posko.

Tak hanya main saja mereka juga berlatih vocal banjari di posko Bersama kakak-kakaknya. Walaupun mereka sering berjalan dari dusun Santren ke dusun Pandan Selatan mereka tak pernah mengeluh capek jalan kaki. Mereka tetap semangat bertemu kami.

Di TPQ ini kami ajarkan Bahasa Arab kepada mereka. Dengan antusias dan semangat mereka belajar dengan giat. Mereka juga mudah untuk menghafal bersama, karena kebersamaan mereka sangat erat. Hingga menjelang perpisahan pun, mereka sulit untuk ditinggalkan, sampai mereka membuat sebuah grup yang beanggotakan mereka dengan kakak-kakak KKM agar mereka tetap bisa bersilaturahim.

Lain halnya TPQ Sunan Ampel dan Nurul Iman, TPQ Baitussalam adalah TPQ yang bertempat di rumah bapak Khandari di dusun Krajan. Bangunan TPQ ini tepat bersebelahan dengan rumah pemiliknya, Bapak Khandari. Walaupun tidak pernah merasakan mengajar di TPQ ini, banyak kesan yang didapat dari TPQ ini. Mulai dari Bapak Khandari dan istrinya yang baik hati. Banyak sekali kebaikan bapak dengan ibu ini.

Mahasiswa KKM telah dianggap seperti putra putrinya sendiri. Setiap kakak-kakak KKM mengajar bapak dan ibu ini mempunyai kebiasaan yaitu Ikramudhdhuyuf (memuliakan tamu), sehingga para mahasiswa KKM setelah mengajar banyak mendapat siraman rohani dari bapak dan ibu. Saya sendiri merasakannya walaupun tidak mengajar disana. Yaitu ketika memintakan izin mengajar di TPQ beliau dan juga ketika menjadi anggota humas untuk acara perpisahan. Dengan kasih sayang pak Khandari dan istrinya menuturi kami dan juga menjamu kami seperti keluarga sendiri.

Sedangkan adik-adik yang mengaji di TPQ Baitussalam ini kebanyakan masih kecil, dan yang paling kecil peserta didiknya di antara tiga TPQ tersebut, tetapi jumlahnya juga lumayan  banyak. Wajah polos anak-anak terlihat, dan menjadi kertas putih yang siap ditulis agama oleh para kakak KKM yang mengajar disana. Ketika perpisahan terlihat betul mereka begitu menyayangi kakak-kakak KKM. Mereka juga mempunyai kebersamaan dan kekluargaan yang tak kalah erat dengan TPQ yang lain.

Dari sinilah mahasiswa KKM belajar semuanya. Banyak kesan yang ditorehkan dan banyak pula pelajaran yang didapatkan. Salah satunya kebersamaan dan kekeluargaan masing-masing TPQ dengan kami. Walaupun pertemuan kami dengan mereka cukup singkat namun sejuta kenangan telah ditorehkan dalam memori kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun