Rangkaian pembahasan dalam tulisan 'Siapakah Pasar Penumpang Bandara Kertajati yang Sesungguhnya?' pada akhirnya ditujukan untuk menjawab pertanyaan itu sendiri. Sedikit demi sedikit jawaban dari pertanyaan tersebut sudah mulai mengerucut ke berdasarkan hasil analisis.
Pekan lalu, kita sudah temukan bahwa mayoritas pasar Bandara Kertajati ternyata berasal dari Kota Bandung. Meski begitu, hasil penelitian tersebut tetap membutuhkan studi lebih lanjut.
Dalam tulisan saya yang kedua ini, saya akan mengajak Anda untuk berkelana ke beberapa tahun lalu, ke masa di mana sebelum Bandara Kertajati memasuki masa pembangunan maupun masa proses pembangunan. Dalam bagian ini, kita akan mencari tahu apakah pasar Bandara Kertajati sudah sesuai dengan yang direncanakan oleh Pemerintah ataukah tidak sesuai.
Pada tahun 2016, Kementerian Perhubungan menerbitkan artikel jurnal berjudul Modal Share dalam Demand Forecasting di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka dalam Jurnal Perhubungan Udara "Warta Ardhia". Kesimpulan dari jurnal tersebut adalah, terdapat 9 zona wilayah bangkitan penumpang angkutan udara Bandara Kertajati yang enam di antaranya merupakan kota/kabupaten di Jawa Barat, dan tiga lainnya merupakan kota/kabupaten di Jawa Tengah.
Daerah-daerah tersebut di antaranya adalah Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes. (1)
Studi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan berdasar kepada beberapa asumsi, salah satunya adalah mempertimbangkan penumpang Bandara Husein Sastranegara Bandung yang akan berpindah ke Bandara Kertajati.
Namun sayangnya, dalam jurnal tersebut, Kementerian Perhubungan tidak mengikutsertakan penumpang potensial asal Kota Bandung. Padahal, yang terjadi saat ini di Bandara Kertajati sendiri adalah seluruh rute penerbangan yang tersedia berasal dari hasil penataan rute dengan Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Kontras dengan studi Kementerian Perhubungan tersebut, hasil survey BIJB Kertajati terhadap penumpang arrival dan departure menunjukkan bahwa mayoritas daerah tujuan dan daerah asal penumpang yang terbang dari maupun mendarat di BIJB Kertajati adalah berasal dari Kota Bandung.
Hasil survey terhadap penumpang arrival atau mendarat di Bandara Kertajati menunjukkan bahwa mayoritas penumpang hendak bepergian ke Kota Bandung, dan kemudian disusul oleh daerah tujuan terbesar selanjutnya yaitu Cirebon, Kuningan, Indramayu, dan Majalengka.
Sementara, hasil survey terhadap penumpang departure atau berangkat dari Bandara Kertajati menunjukkan, penumpang yang mayoritas berasal dari Kota Bandung diikuti oleh komposisi daerah tujuan yang sama, yakni Cirebon, Kuningan, Indramayu, dan Majalengka.
Lantas, apa saja sih tujuan bepergian para penumpang yang berangkat dan mendarat di Bandara Kertajati?
Ternyata, keperluan keluarga menduduki peringkat pertama para penumpang yang menggunakan fasilitas penerbangan di Bandara Kertajati dengan persentase hampir lima puluh persen. Tujuan liburan atau vakansi menyusul setelahnya. Tiga peringkat terakhir diduduki oleh para penumpang dengan keperluan bisnis, perjalanan dinas, dan keperluan lain-lain.
Dari rangkaian tulisan Siapakah Pasar Penumpang Bandara Kertajati yang Sesungguhnya? sejauh ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa mayoritas pengguna Bandara Kertajati berasal dari Kota Bandung dan hendak bepergian ke Kota Bandung.
Sekali lagi, dengan margin of error yang cukup tinggi, data hasil survey internal BIJB Kertajati tersebut perlu terus disempurnakan melalui metode riset marketing tertentu yang lebih mutakhir. Dengan demikian, studi marketing Bandara Kertajati tetap harus berjalan seiring dengan deregulasi penerbangan Indonesia yang fluktuatif.
Sampai bertemu di episode selanjutnya, tentunya dengan pembahasan lainnya mengenai pasar maupun pemasaran Bandara Kertajati!
(1) Yuliawati, E 2016, 'Modal Share Dalam Demand Forecasting di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka', Jurnal Warta Ardhia, vol. 42, no. 4, pp. 175-194
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H