Saat ini hampir seluruh dunia sedang dilanda sebuah virus yang cukup berbahaya dan sangat cepat dalam persebarannya, virus tersebut adalah Covid-19 sesuai namanya virus ini pertama kali dijumpai pada tahun 2019.  Mengutip dari (bbc.com, 5 Desember 2020) bahwa virus Covid-19 sudah menyebar pada tanggal 31 Desember 2019 di kota Wuhan, China. Penyebaran Covid-19 juga melanda Indonesia yang diketahui penularannya berasal dari WNA yang berkontak langsung dengan salah satu WNI di Depok pada awal 2020, yang pada akhirnya menyebar luas serta ditambah oleh banyaknya WNI yang baru pulang dari luar negeri dan sebagian dari mereka terinfeksi Covid-19. Sampai saat ini jumlah pasien terinfeksi Covid-19 sudah mencapai 818.386 ribu jiwa di Indonesia (Covid.go.id, 9 Januari 2021).
Jumlah kasus yang semakin meningkat membuat pemerintah memutuskan untuk  mengeluarkan peraturan berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar menekan jumlah persebaran virus Covid-19 di Indonesia.  Dampak yang ditimbulkan dari diberlakukannya PSBB pun cukup serius bagi Indonesia mulai dari bidang ekonomi yang dampaknya langsung terasa oleh masyarat umum, karena banyak dari masyarakat Indonesia yang terkena PHK, pendapatan berukarang, banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar karena kurangnya modal terutama bagi pelaku UMKM. Menurut data pada tahun 2020 penurunan ekonomi sebelum diberlakukannya PSBB sudah sebesr 5% - 5,4% (Rohmah 2020:66-67) angka ini menimbulkan dampak yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Salah satu dampak lainnya yang dapat terasa secara langsung adalah pada bidang pendidikan, dimana saat kasus Covid-19 mulai meningkat pemerintah meminta untuk setiap sekolah untuk melakukan pembelajaran jarak jaruh yang dilaksanakan seluruh jenjang sekolah, hal dilakukan demi mengurangi persebaran virus Covid-19 pada klaster Sekolah. Karena virus Covid-19 yang semakin meningkat banyak kegiatan pendidikan yang terpaksa tertunda dan banyak peaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana, seperti pertukaran pelajar secara internasional yang terpaksa tertunda, banyak pertandingan antar sekolah baik nasional dan internasional yang tertunda ataupun dialihakan menjadi online dan pelaksanaan pembelajaran konfensional dialihkan menjadi daring, dimana sekolah menggunakan platform yang sudah ada seperti aplikasi WhatsApp, Google Class, Zoom Meeting, Slido, Google Meet dan aplikasi serupa lainnya sampai keadaan membaik dan dapat melaksanakan kegiatan pendidikan seperti sedia kala.
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini tentu saja mengalami banyak kendala , seperti kesiapan sekolah dalam pembelajaran berbasis online, kesiapan guru untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat, kesiapan siswa selama mengikuti sekolah daring, permasalahan jaringan di daerah terpelosok, kuota internet yang dirasa terlalu mahal, dan masih banyak dari siswa yang tidak memiliki gadget untuk sarana belajar daring. Namun dengan berjalannya waktu beberapa permasalahan menenui titik terang dalam penyelesaian seperti permasalah kuota internet, pemerintah memberikan kuota belajar secara gratis bagi siswa yang nomer smart phone nya sudah terdaftar, namun permasalahan tidak itu saja masih banyak yang harus dibenahi selama pembelajaran berbasis daring ini, salah satunya adalah yang menjadi perhatian bagaiaman penyampaian materi dapat disampaikan dengan baik dan diterima dengan baik dari kedua belah pihak yaitu guru dan siswa itu sendiri, sering kali kita jumapai selama pembelajaran secara daring ini banyak siswa yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, seperti off camera saat menggunkan platform Zoom atau Gmeet, kemudian hanya absen saja di grup WhatsApp lalu kembali mengerjakan hal lainnya diluar kegiatan belajar mengajar, memang masih banyak kekurang dari pembelajaran berbasis daring ini. hal dapat menimbulkan kakhawatiran tersendiri, bagiamana nantinya siswa mampu bersaing di era seperti ini jika tidak memiliki pedagogi kritis akibat lalainya selama proses pembelajaran. Jika hal ini sampai terjadi maka bukan tidak mungkin pendidikan Indonesia kembali ke kurikulum KTSP 2006 yang memusatkan pembelajaran pada guru secara tidak langsung selama proses pembelajaran, sedangkan kurikulum 2013 hanya sebuah nama yang membalutnya.
Pembalajaran jarak jauh ini dapat menjadi tantangan tersendiri dalam membangun pedagogi kritis para pelajar, yang sebelumnya pendidikan di Indonesia sudah mulai membangun pendidikan yang berpusat pada siswa yang artinya menanamkan pedagogi kritis pada siswa agara mampu bertahan dan bersaiang di era globalisasi yang semakin kuat pada sekolah konfensional atau offline sebelumnya, namun dengan adanya Covid-19 ini perjalanan pendidikan untuk memciptakan siswa yang mampu berpikir kritis  menjadi panjang dan penuh dengan tantangan baik dari foktor internal yaitu dari individu itu sendiri baik dari sudut pandang guru maupun siswa atau faktor eksternal yaitu dapat dari ligkungan tempat  tinggal.
Pembalajaran Selama Pandemik Covid-19
      Masa pandemik Covid-19 seperti ini mengaharuskan kita semua untuk mengubah kegiatan yang biasanya dilakukan secara offline menjadi online, termasuk bidang pendidikan yang mengaharuskan kegiatan belajar mengajar dari rumah saja, dengan platform yang sudah ada atau beberapa sekolah mengembangkan aplikasi sendiri selama pemebelajaran online. Hal ini sejalan dengan himbauan pemerintah untuk mengalihkan proses pembelajran yang semula offline menjadi online . Dari kebijakan  tersebutlah  kemudian  berdampak  proses  pembelajaran  yang  ada  di  sekolah,  terutama buat  peserta  didik,  guru,  maupun  orang  tua  atau  keluarga  peserta  didik.(Purwanto,  A.,  dkk: 2020).  Pembelajaran secara online atau sering disbut sebagai PJJ ini merupakan sebuah alternatif supaya kegiatan pembelajaran dapat tetap berjalan seperti biasanya namun dengan beberapa perubahan didalamnya.
      Kemajuan teknologi dan informasi sebagai salah satu pendukung terlaksananya pembelajaran jarak jauh pada masa seperti ini. Menurut (Pujilestari, Jurnal 'Adalah : Buletin Hukum dan Keadilan , 2020: 53) Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan. Dengan  demikian kemajuan teknologi dan infomasi sangat berperan penting dalam pembelajaran selama Pandemik Covid-19, karena guru atau tenaga pendidik lainnya dapat dengan mudah membagikan materi pembelajaran melalui platform online yang sudah ada atau melalui aplikasi pengmbang sekolah masing-masing, serta peserta didik pun dengan mudah mengakses materi tersebut.
      Pada penerapannya pemebalajaran selama pandemik Covid-19 ini sekolah dan siswa sepakat menggunakan platform seperti Zoom, Gmeet, Gclass dan WhatsApp grup untuk proses pembelajaran, dengan seperti ini guru dan siswa lebih mudah untuk bertukar informasi materi pembelajaran selama kegiatan PJJ. Dengan cara seperti ini guru dan siswa dapat melkaukan pembelajaran dimana saja dan kapan saja, cara ini dianggap efektif  untuk menyelsaikan masalah pendidikan di masa pandemik Covid-19, banyaknya sumber pengetahuan dari internet pun mendukung bagi guru dalam membuat metode pembelajran dan siswa dalam mencari referensi materi pembelajran.
      Namun dalam proses penyelenggaran PJJ ini terdapat tatangan didalamnya, seperti yang dikutip dari (Atang, 2020: 192) bahwa tidak semua anak mampu mengakses aplikasi e-learning karena kurang meunjangnya jaringan internet di beberapa daerah. Kemudian permasalahan lainnya adalah adanya kekhawatiran orang tua karena pembelajran yang terkesan monoton karena siswa hanya diam di depan layar menyimak apa yang diberikan pada guru, kemudian permasalahan lainnya menurut ( Gusty, et al.,2020:63-71)adalah bagi orang tua yang melakukan WFH maka tugas mereka menjadi bertambah dengan mengawasi serta mendapingi anak meraka selama melakukan PJJ, kemudian guru yang harus mencari metode pemebalajaran yang sesuai dengan PJJ supaya siswa tidak bosan dan apa yang disampaikan dengan baik, selanjtnya adalah ketidak siapan guru maupun tenaga kependidikan karena belum terbiasanya dengan blended learning.
      Namun tantang yang perlu dintisipasi pada pembelajran jarak jauh ini adalah bangaimana membangun pedagogi kritis siswa, karena mungkin keanyak siswa hanya hadir dalam pembelajran untuk absen saja atau hadir dengan tanpa menyimak pembelajaran dan sibuk mengerjakan hal lainnya, hal ini terjadi karena beberapa faktor baik dari dalam individu tersebut atau berasal dari lingkunan ia tinggal yang tidak mendukung untuk PJJ, tantangan dalam membangun pedagogi kritis bagi siswa dapat dianalisis menggunkan pemikiran Henry A Giroux.
Tantangan membangun Pedagogi Kristis pada Siswa Saat Pandemik Analisis Henry A Giroux
      Indonesia sudah mulai membenahi permasalahan pendidikan yang semula peoses pembelajaran hanya terfokus pada guru yang menyampaikan materi kepada siswa tanpa memberi kesempatan untuk bertanya dan menganalisis sendir merut pemikiran mereka, berganti menjadi kurikulum 2013 yang memusatakan pemebalajaran pada siswa dan guru menajdi fasilitator, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 diharapkan mampu menumbuhkan pedagogi kritis pada siswa sehingga output yang dihasilkan sekolah mampu bersaing ditengah-tengah arus globalisasi yang kuat.
      Namun dalam keadaan mulai membenahi pendidikan, hambatan yang tidak terduga datang yang memberikan tantangan tersendiri bagi membangun pedagogi kritis bagi para siswa, hambatan tersebut adalah menyebarnya virus Covid-19 hampir ke seluruh wilayah di Indonesia yang menyebabkan pembelajaran harus dilaksanakan di rumah (PJJ).
      Pedagogi kritis merupakan salah satu hasil pemikiran Henry A Giroux, menurut (Hidayat, 2011:183) bahwa munculnya pedagogi kritis menjadikan sebuah diskursus pendidikan yang optimis dalam membangun sekolah yang demokrasi. Menurut Giroux (seperti dikutip Rakhmat, 2011:184) mengenbangakan teori kritis untuk mengungkapkan dominasi dalam ranah pendidikan maupun di luar sekolah. Tantangan membangun pedagogi kritis terletak pada cara penyampaian materi yang dilakukan oleh tenaga pendidikan kepada siswa. Salah satu siswa dengan jenjang SMP mengatakan bahwa "selama PJJ  guru saya hanya memberikan materi melalui WhatsApp dan memberikan tugas meringkas setelanya."(Syifa, wawancara, 31 Desember 2020). Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa penyampain materi dari guru tidak dapat membangun pedagogi kritis, dimana siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplor pengetahuannya melalui sumber lain dan hanya terfokus pada satu buku yang diberikan oleh guru, hal ini mampu menghilngakan pedagogi kritis, dengan mematikan demokratis siswa. Menurut (Giroux, 1997:170-177) tujuan menulis sebagai praktek pedagogis. Namun menulis disini bukan lah meringkas materi yang diberikan oleh guru, akan tetapi menulis berdasarkan pengalaman meraka yang membebaskan mereka untuk mengeksplor pengatahuan meraka yang didapat selama ini, dengan pembebasan seperti ini siswa mampu memhami sejauhmana ia faham akan materi yang diberikan oleh guru dan dapat mengatahui posisinya dalam masyarakat, dengan cara menulis seperti ini maka sekolah mampu dikatan berhasi membangun pedagodi kritis. Siswa tidak hanya diberikan materi lalu tugas yang banyak namun guru harus membawa materi tersebut agar mampu dipahami oleh siswa tidak hanya membatasi siswa dengan satu buku, bebaskan pemeikiran mereka dengan sumberlainnya dengan guru sebagai fasilitator.
      Teori yang terkenal dai Giroux adalah Mahzab Frankfrut yang membahas menenai rasionalitas yang tidak lagi menjadi latihan pemikiran kritis, namun sudah merupakan kesinambungan antara pemikiran dan tindakan. Dalam membangun pedagogi kritis menurut pemikiran Giroux adalah memperbaiki bagaimana guru menyampaikan materi pada siswa dengan tidak hanya terfokus pada satu sumber dan membiarkan siswa untuk mengeksplorasi pengatahuan yang mereka miliki sebagai bentuk demokratis siswa.
Kesimpulan dan Saran
      Pada masa pandemik seperti ini memang banyak menghadapi tantangan, termasuk tantangan dalam dunia pendidikan dimana salah satu yang diantisipasi adalah membangun pedagogi kritis pada siswa, hal perlu diperhatikan adalah bagaiamana guru menympaikan materi pada siswa, kebanyakan saat ini adalah guru hanya memberi materi dan tugas tanpa memberikan kebebasan siswa untuk mengesplorasi pengalaman meraka yang terkait dengan materi pembelajrana, sehingga siswa sulit untuk mengtahui sebenarnya sejauh mana siswa ini memahami materi selama PJJ.
      Hal yang dapat lakukan untuk mebangun pedagogi kritis di tengan pandemik seperti adalah guru dan siswa sama-sama bekerja sama dalam membangun demokratis dalam pembelajrana, dimana siswa tidak hanya diminta meringkas satu sumber bacaan, namun menganalisis suatu materi dari berbagai sumber dengan pengalaman yang mereka alami baik selama pandemik ataupun sebelum pandemik, hal ini mampu membangun pedagogi kritis, karena siswa mampu mnegtahui sejauh mana ia memahami suatu materi pembelajrana.
      Â
     Â
Daftar Pustaka
Buku:
Atang, H. Ahmad. (2020). CAKRAWALA PEMIKIRAN KAHMI untuk NTT. NTT:Penerbit Lakeisha.
Giroux, Henry A. (1983). Theory and Resistance in Education: A Pedagogy for the Opposition. Massachusetts: Bergin & Garvey Publishers,Inc.
Giroux, Henry A. (1997). Pedagogy and the Politics of Hope: Theory, Culture, and SchoolingÂ
      A Critical Reader. USA: Westview Press
Gusty, Sri, dkk.(2020). Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19.Penerbit:Yayasan Kita menulis
Rakhmat, Hidayat.(2011).Pengantar Sosiologi Kurikulum.Jakarta:PT Raja Grafindo
Jurnal:
Pujilestari, Yulita.(2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Pasca Pandemik Covid-19 Indonesia. Universitas Pamulang.Jurnal: 'Adalah Buletin Hukum & Keadilan.Vol.4.no.
Rohmah, Siti Ngainnur.(2020).Adakah Peluang Bisnis di Tengah Kelesuan Perekonomian Akibat Pandemikk Coronavirus Covid-19?.Indramayu: Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia.Jurnal 'Adalah Buletin Hukum & Keadilan.Vol.4.no.1
Portal Berita:
Covid-19: Virus corona diduga sudah menyebar sebelum pertama kali dilaporkan di China pada Desember 2019. Diakses 9 Januari 2021. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-55197612
Data Persebaran Covid-19 di Indonesia. Diakses 9 Januari 2021. https://www.covid19.go.id/
Wawancara
Syifa salah satu siswi SMP di Jakarta, 31 Desember 2020, pukul 16.00 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H