Mohon tunggu...
Ananda Putri Fauziah
Ananda Putri Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi UNJ

🌾🌾

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pandemik Covid-19 dan Pendidikan: Tantangan Membangun Pedagogi Kritis Analisis Henry A Giroux

13 Januari 2021   19:24 Diperbarui: 13 Januari 2021   19:31 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tantangan membangun Pedagogi Kristis pada Siswa Saat Pandemik Analisis Henry A Giroux

            Indonesia sudah mulai membenahi permasalahan pendidikan yang semula peoses pembelajaran hanya terfokus pada guru yang menyampaikan materi kepada siswa tanpa memberi kesempatan untuk bertanya dan menganalisis sendir merut pemikiran mereka, berganti menjadi kurikulum 2013 yang memusatakan pemebalajaran pada siswa dan guru menajdi fasilitator, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 diharapkan mampu menumbuhkan pedagogi kritis pada siswa sehingga output yang dihasilkan sekolah mampu bersaing ditengah-tengah arus globalisasi yang kuat.

            Namun dalam keadaan mulai membenahi pendidikan, hambatan yang tidak terduga datang yang memberikan tantangan tersendiri bagi membangun pedagogi kritis bagi para siswa, hambatan tersebut adalah menyebarnya virus Covid-19 hampir ke seluruh wilayah di Indonesia yang menyebabkan pembelajaran harus dilaksanakan di rumah (PJJ).

            Pedagogi kritis merupakan salah satu hasil pemikiran Henry A Giroux, menurut (Hidayat, 2011:183) bahwa munculnya pedagogi kritis menjadikan sebuah diskursus pendidikan yang optimis dalam membangun sekolah yang demokrasi. Menurut Giroux (seperti dikutip Rakhmat, 2011:184) mengenbangakan teori kritis untuk mengungkapkan dominasi dalam ranah pendidikan maupun di luar sekolah. Tantangan membangun pedagogi kritis terletak pada cara penyampaian materi yang dilakukan oleh tenaga pendidikan kepada siswa. Salah satu siswa dengan jenjang SMP mengatakan bahwa "selama PJJ  guru saya hanya memberikan materi melalui WhatsApp dan memberikan tugas meringkas setelanya."(Syifa, wawancara, 31 Desember 2020). Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa penyampain materi dari guru tidak dapat membangun pedagogi kritis, dimana siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplor pengetahuannya melalui sumber lain dan hanya terfokus pada satu buku yang diberikan oleh guru, hal ini mampu menghilngakan pedagogi kritis, dengan mematikan demokratis siswa. Menurut (Giroux, 1997:170-177) tujuan menulis sebagai praktek pedagogis. Namun menulis disini bukan lah meringkas materi yang diberikan oleh guru, akan tetapi menulis berdasarkan pengalaman meraka yang membebaskan mereka untuk mengeksplor pengatahuan meraka yang didapat selama ini, dengan pembebasan seperti ini siswa mampu memhami sejauhmana ia faham akan materi yang diberikan oleh guru dan dapat mengatahui posisinya dalam masyarakat, dengan cara menulis seperti ini maka sekolah mampu dikatan berhasi membangun pedagodi kritis. Siswa tidak hanya diberikan materi lalu tugas yang banyak namun guru harus membawa materi tersebut agar mampu dipahami oleh siswa tidak hanya membatasi siswa dengan satu buku, bebaskan pemeikiran mereka dengan sumberlainnya dengan guru sebagai fasilitator.

            Teori yang terkenal dai Giroux adalah Mahzab Frankfrut yang membahas menenai rasionalitas yang tidak lagi menjadi latihan pemikiran kritis, namun sudah merupakan kesinambungan antara pemikiran dan tindakan. Dalam membangun pedagogi kritis menurut pemikiran Giroux adalah memperbaiki bagaimana guru menyampaikan materi pada siswa dengan tidak hanya terfokus pada satu sumber dan membiarkan siswa untuk mengeksplorasi pengatahuan yang mereka miliki sebagai bentuk demokratis siswa.

Kesimpulan dan Saran

            Pada masa pandemik seperti ini memang banyak menghadapi tantangan, termasuk tantangan dalam dunia pendidikan dimana salah satu yang diantisipasi adalah membangun pedagogi kritis pada siswa, hal perlu diperhatikan adalah bagaiamana guru menympaikan materi pada siswa, kebanyakan saat ini adalah guru hanya memberi materi dan tugas tanpa memberikan kebebasan siswa untuk mengesplorasi pengalaman meraka yang terkait dengan materi pembelajrana, sehingga siswa sulit untuk mengtahui sebenarnya sejauh mana siswa ini memahami materi selama PJJ.

            Hal yang dapat lakukan untuk mebangun pedagogi kritis di tengan pandemik seperti adalah guru dan siswa sama-sama bekerja sama dalam membangun demokratis dalam pembelajrana, dimana siswa tidak hanya diminta meringkas satu sumber bacaan, namun menganalisis suatu materi dari berbagai sumber dengan pengalaman yang mereka alami baik selama pandemik ataupun sebelum pandemik, hal ini mampu membangun pedagogi kritis, karena siswa mampu mnegtahui sejauh mana ia memahami suatu materi pembelajrana.

            

           

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun