Mohon tunggu...
Ananda Ismalia Putri
Ananda Ismalia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga Departemen Pendidikan Tata Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

Hi! It's me, Ananda. Saya adalah seorang mahasiswa berusia 21 tahun program studi S1 Pendidikan Tata Boga angkatan 2021 yang berasal dari Universitas Negeri Malang. Seorang yang memiliki kepribadian ramah, ceria, jujur, dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Seorang yang sangat tertarik dalam bidang kuliner dan pengembangan beberapa industry pangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Kepercayaan Diri dan Keterampilan Mengajar melalui Refleksi Pengalaman dan Program Asistensi Mengajar di SMK Negeri 2 Malang

28 November 2024   09:00 Diperbarui: 28 November 2024   09:01 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan berikutnya yang saya hadapi ketika mengajar di kelas X yaitu, terjadi beberapa drama ala anak-anak SMK. Awal mula tantangan ini terjadi pada waktu itu ada 2 orang siswi sebut saja Nana dan Lala yang sering sekali izin keluar kelas yang pada akhirnya tidak kunjung kembali. Terkadang izin mengambil atau mengantar sesuatu, izin ke kamar mandi, ketika waktu istirahat selesai mereka tak segera kembali ke kelas. Hal ini menghambat saya dalam melakukan penilaian tugas mandiri maupun tugas kelompok. Tidak lama setelah itu, Nana dan Lala dengan keberaniannya bercerita kepada saya. Saya hanya mengetahui sebatas bahwa Nana dan Lala dikucilkan oleh teman-teman sekelas mereka karena ada kesalah pahaman. Saya berusaha memberikan motivasi dan nasihat kepada Nana dan Lala bahwa semua masalah pasti ada solusi dan membutuhkan sedikit waktu.

Setelah beberapa hari, sudah terlihat perkembangan dari suasana kelas tersebut. Saya bersyukur karena sudah tidak terlihat lagi mereka saling memberikan tatapan sinis, kini mereka saling berkumpul satu sama lain. Meskipun tenaga dan kesabaran ini terkuras waktu mengajar mereka, namun sikap ramah merekalah yang membuat saya kembali semangat lagi. Saya sangat berterima kasih dengan itu.

Pembelajaran dari Pengalaman Mengajar

Salah satu pelajaran terbesar yang saya peroleh selama mengajar adalah pentingnya kesabaran dalam menghadapi berbagai macam keunikan siswa. Saya belajar untuk tidak cepat merasa frustrasi atau putus asa ketika siswa kesulitan. Sebaliknya, saya harus berusaha lebih keras untuk menemukan pendekatan yang tepat agar mereka bisa memahami materi dengan baik.

Selain itu, saya juga belajar tentang pentingnya komunikasi efektif. Sebagai asisten pengajar, saya tidak hanya bertugas menyampaikan informasi, tetapi juga harus memastikan bahwa informasi tersebut sampai dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa. Hal ini mengajarkan saya untuk lebih bijak dalam memilih kata-kata, memberikan penjelasan yang jelas dan terstruktur, serta memberi ruang bagi siswa untuk bertanya dan berdiskusi. Dalam pengalaman mengajar ini, saya juga menyadari bahwa mendengarkan siswa adalah bagian yang sangat penting dari proses pengajaran. Ketika saya mendengarkan dengan cermat keluhan atau kesulitan siswa, saya bisa lebih mudah menemukan cara untuk membantu mereka.

Pengalaman ini juga mengajarkan saya tentang empati dalam mengajar. Saya mulai lebih memahami perasaan siswa yang kesulitan mengikuti pelajaran. Ketika kita berada di posisi pengajar, terkadang kita lupa bahwa tidak semua siswa memiliki latar belakang yang sama dalam pemahaman materi. Beberapa siswa mungkin merasa malu untuk bertanya atau takut dianggap bodoh jika mereka tidak mengerti. Dengan menunjukkan empati, saya bisa menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi siswa untuk belajar dan merasa lebih aman untuk bertanya.

Selain itu, saya juga semakin sadar bahwa pengajaran bukan hanya tentang menyampaikan pengetahuan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang baik antara pengajar dan siswa. Dengan hubungan yang positif, siswa akan merasa lebih termotivasi dan lebih mudah untuk menerima informasi. Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa menjadi pengajar bukan hanya soal menguasai materi, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan ikatan yang bisa meningkatkan semangat dan rasa percaya diri siswa.

Pengalaman yang Memberi Kepuasan Pribadi

Meskipun saya merasa kesulitan di awal, pengalaman asistensi mengajar ini memberikan kepuasan pribadi yang luar biasa. Melihat siswa-siswi kelas XII dan kelas X berhasil memahami materi yang sebelumnya terasa sulit bagi mereka, memberikan rasa puas yang tidak bisa diukur hanya dengan nilai atau angka. Ada kebahagiaan tersendiri ketika kita bisa melihat hasil dari upaya kita untuk membantu orang lain mencapai tujuan mereka. Keberhasilan Rudi dalam ujian aljabar adalah bukti bahwa dedikasi dan usaha keras saya tidak sia-sia. Lebih dari itu, saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan pendidikan siswa-siswa tersebut.

Saya juga merasa lebih percaya diri dalam kemampuan mengajar saya. Pengalaman ini memberi saya pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana mengelola kelas, berinteraksi dengan siswa, serta menyampaikan materi dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Kepercayaan diri yang saya dapatkan dari pengalaman ini akan sangat berguna jika saya melanjutkan karier di dunia pendidikan di masa depan.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun