Â
Mojokerto, -Â Kepala Staf Kodim 0815 Mojokerto Mayor Inf Nuryakin, S.Sos menghadiri sekaligus memberikan materi wawasan kebangsaan pada kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 Hijriyah di Ma'had Al-Maghribiyah Dusun Panjangrum Desa Pandanarum Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Ahad (02/12/2018).
Dalam materi bertajuk "NKRI Harga Mati", Kasdim 0815 mengupas sejarah NKRI, yang diawali dari kerajaan nusantara seperti Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, masa perjuangan bersifat kedaerahan selama 300 tahun, masa kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda hingga Proklamasi Kemerdekan 17 Agusutus 1945.
"Setelah Indonesia merdeka, masih banyak yang merongrong kewibawaan pemerintah mulai gerakan separatis di mana-mana bahkan kelompok komunis (PKI) berupaya mengganti Pancasila sebagai ideologi negara," tegasnya.
Tidak itu saja, lanjut Kasdim, berbagai ancaman juga datang dari bangsa-bangsa lain yang ingin menguasai sumber daya dan kekayaan alam Indonesia. Â Hal ini sebagai dampak dari konflik kepentingan yang terjadi di berbagai negara.
Masih papar Kasdim, perang proxy atau proky war yaitu perang menggunakan pihak ketiga tidak diketahui mana kawan dan mana lawan. Perang ini menyasar berbagai aspek seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan.Â
"Akibat perang proxy ini, Indonesia menjadi pasar peredaran Narkoba, ini dilakukan pihak ketiga untuk menghancurkan moralitas bangsa khususnya generasi muda. Terjadinya konflik di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya disebabkan perang proxy," tandasnya.
Kasdim juga menegaskan, kondisi ini sangat berbahaya dan harus segera diatasi, tidak hanya oleh Pemerintah, TNI-Polri namun semua komponen masyarakat harus berperanserta. Â Sesuai sistem pertahanan semesta (Sishanta) yang kita anut bahwa semua warga negara berhak dan wajib dalam upaya bela negara untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Semua anak bangsa harus peduli jangan sampai NKRI ini hancur atau bahkan hilang dari peta dunia.
"Bangsa Indonesia sangat sadar, untuk terus memperkokoh persatuan di tengah keberagaman, salah satunya sikap toleransi yang cukup tinggi antar umat beragama sesuai dengan keyakinan yang dianut. Keberagaman ini merupakan salah satu keunikan sekaligus menjadi perekat persatuan di Indonesia, yang tidak dimiliki bangsa manapun," pungkas Kasdim.
Bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini juga digelar khitanan massal kerja sama Majelis Al-Maghribiyah dengan Denkesyah 05.04.02 Mojokerto.
Peringatan Maulid ini juga diisi pengajian umum dan ceramah agama yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Fatchul Ulum Pacet KH. Muslichuddin Abbas, SH dan Habib Muhammad Bin Syech Abu Bakar dari Pasuruan.
Hadir dalam kegiatan sekitar 2.500 orang, antara lain Pimpinan Ma'had Al-Maghribiyah Habib Muhammad Bin Abdullah Al Maghrabi, Paur Minkes Denkesyah 05.04.02 Mojokerto Kapten Ckm Suhadjar Yudho beserta anggota, Kades Pandanarum Endik Sugianto beserta Perangkat Desa,  Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Jamaah Majelis Dzikir dan Sholawat  Al-Maghribiyah, peserta khitanan massal dan undangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H