Mohon tunggu...
Anan Alkarawangi
Anan Alkarawangi Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis Warga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Duta Pasundan Di Bumi Majapahit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Babinsa Koramil 0815/02 Trowulan Dampingi Poktan Gawe Makmur-2 Panen Padi Ciherang

13 November 2018   19:19 Diperbarui: 13 November 2018   19:33 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mojokerto, - Babinsa Koramil 0815/02 Trowulan Kodim 0815 Mojokerto Serda Irfan Novianto lakukan pendampingan panen padi di Dusun Jatisumber Desa Watesumpak Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (13/11/2018). 

Kegiatan panen padi di lahan seluas dua hektar yang ditanami jenis padi varietas Ciherang, milik H. Wanto, anggota Poktan Gawe Makmur-2 Dusun Jatisumber, dilakukan secara manual dengan memanfaatkan buruh tani dari desa setempat.

Pada kesempatan tersebut, Babinsa Watesumpak Serda Irvan Novianto mengatakan, panen padi di lahan H. Wanto menghasilkan 11 ton, berarti dalam satu hektar gabah yang didapat hanya 5,5 ton. Hasil panen kali ini mengalami penurunan cukup lumayan, biasanya dalam satu hektar mampu menghasilkan minimal 7 hingga 7,6 ton.

Sementara harga gabah kering panen (GKP) saat ini di tingkat petani dikisaran Rp 4.500,- hingga Rp 5.000,- per kilogram, sedangkan harga gabah kering giling (GKG) sekitar Rp 5.600,- hingga Rp 6.000,- per kilogram.

"Kurang optimalnya hasil panen kali ini disebabkan, panen padi dilakukan lebih awal karena adanya serangan burung pipit pengganggu tanaman padi. Selain itu, kurangnya pasokan air saat padi dalam masa pertumbuhan," terangnya.  

Tampak Buruh Tani Melakukan Perontokan Padi Dengan Mesin Yang Telah Disiapkan
Tampak Buruh Tani Melakukan Perontokan Padi Dengan Mesin Yang Telah Disiapkan
Sementara, pemilik lahan, H. Wanto (50), Warga RT 001 RW 004 Dusun Jatisumber Desa Watesumpak, Trowulan mengungkapkan, tanaman padi miliknya dipanen lebih awal karena untuk menyelamatkan padi dari serangan burung.  

"Semestinya masa panen saat tanaman padi berumur 115 hari, namun masih kurang satu mingguan sudah kita panen. Dan hasilnya juga hanya 5,5 ton per hektar, padahal kalau bagus bisa mencapai 8 ton per hektar," ungkapnya.

Masih tutur H. Wanto, walaupun kondisi padi sudah tua namun masih hijau dan sudah pasti harganya akan turun atau ada selisih minimal Rp 500 dalam per kilogram. "Misalkan harga padi normal Rp 4.500,- namun karena padi saya masih hijau, maka harganya akan berkurang, kira-kira Rp 4.000,- per kilogramnya," ucapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun