Mohon tunggu...
Istifadatul Hasanah
Istifadatul Hasanah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berawal dari hal yang sederhana.

Ilmu itu liar sedangkan manusia sering lupa. Maka ikatlah ilmu dengan tulisan. ~IstifadatulHasanah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesantren sebagai Subculture Islam Nusantara

18 Mei 2020   21:31 Diperbarui: 18 Mei 2020   21:34 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesantren berasal dari pesantren asal kata dalam bahasa Jawa ialah cantri. Cantri berarti santri atau murid dari padepokan. Kata lain ialah murid dari seorang guru yang pandai. Kata pesantren berawlan oe dan berakhiran an sehingga pesantren ialah tempat.  Sehingga pesantren merupakan suatu tempat atau wadah untuk para santri dalam menuntut ilmu agama. 

Pada mulanya pesantren berasal dari seorang kiyai yang memiliki santri untuk berguru atau menuntutu ilmu. Semakin lama semakin bermbang sehingga kiyai memiliki inisiatif untuk membangun pondok pesantren di dekat rumahnya dan menjadi pondok pesantren yang semakin banyak santri dan berkembang baik dari segi kualitas, kuantitas dan fasilitas. Keadaan pesantren ini memiliki peran yang sangat besar untuk kemajuan Islam dan bangsa Indonesia. 

Ada beberapa periode perkembangan pesantren di Nusantara diantaranya:

1. Periode awal (cikal bakal pesantren) 

2. Periode penjajahan Belanda

3. Periode penjajahan Jepang

4. Perkembangan pesantren pasca kemerdekaan

Pondok pesantren memiliki tujuan umum dan khusus. 

Tujuan umum yaitu untuk membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran Islam dan Nusantara pada segi kehidupan. 

Tujuan khusus diantaranya:

1.  Mendidik santri untuk menjadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. berakhlaq mulia, memiliki kecerdasan dan sehat lahir batin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun