Mohon tunggu...
ana mualifah
ana mualifah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hitam

6 September 2017   19:44 Diperbarui: 6 September 2017   19:46 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang hitam tak selalu kotor

Dan yang pahit tak selalu menyedihkan

Tekstur hitam pekat yang tidak pernah disembunyikan 

Aromanya yang khas mengantar pada lautan kenikmatan

Tetesan di ujung sendok stainless 

Yang membentur si hitam dalam cangkir 

Jatuh gemulai di atas kesunyian

Menjadi lintasan pelangi yang menembus mimpi

Ketika manis dan pahit beradu dalam kehangatan 

Ketika hidung mulai mencium aromanya

Ketika lidah mulai merasakan nikmatnya

Berpadu bersama siulan udara pagi yang berbisik disela jendela

Tataplah rayuan alam yang merayumu pagi itu....

Nikmati bersama si hijau yang berhias tetesan embun

Ukiran gunung yang bertabur kabut 

Awan biru nan lembut yang menumpahkan udara segar

Maka, nikmat lagi yang kalian dustakan?

Jemputlah kenikmatan dengan bersyukur

Maka ketenangan menghampiri mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun