Globalisasi merupakan fenomena besar yang telah membawa perubahan signifikan
dalam berbagai aspek kehidupan manusia,mulai dari ekonomi, budaya, hingga sosial.dengan
globalisasi, dunia menjadi semakin terhubung melalui kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi. Namun, perubahan ini juga membawa dampak yang tidak bisa diabaikan, salah
satunya adalah tantangan moral yang semakin kompleks. Nilai-nilai tradisional yang
sebelumnya menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat mulai terkikis oleh arus
materialisme, individualisme, dan hedonisme yang menjadi ciri khas era globalisasi. Krisis
moral yang terjadi di era globalisasi dapat dilihat dari berbagai fenomena, seperti
meningkatnya kasus korupsi, konflik sosial, kekerasan, degradasi nilai keluarga, hingga
ketidakadilan dalam berbagai sektor kehidupan.kehidupan modern yang serba instan dan
kompetitif sering kali membuat manusia melupakan nilai-nilai spiritual dan etika yang
seharusnya menjadi dasar dalam bertindak. Kondisi ini diperparah dengan adanya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal, yang sering kali diserap tanpa filter
oleh masyarakat, terutama generasi muda.
 Dalam konteks Islam, akhlak merupakan inti dari ajaran agama. Rasulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia " (HR.
Ahmad). Salah satu cara untuk memperbaiki krisis moral adalah dengan kembali kepada
nilai-nilai tasawuf, yang merupakan dimensi spiritual Islam yang berfokus pada penyucian
jiwa (tazkiyah an-nafs) dan pembentukan akhlak mulia (akhlaqul karimah). Tasawuf tidak
hanya berbicara tentang hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga tentang bagaimana
nilai-nilai ketuhanan itu diwujudkan dalam interaksi dengan sesama manusia dan lingkungan.
Melalui pendekatan tasawuf, manusia diajak untuk kembali kepada kesadaran akan tujuan
hidup yang sebenarnya, yaitu mencari ridha Allah dengan menjalani kehidupan yang penuh
dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, cinta kasih, dan tanggung jawab.
PEMBAHASAN
1.krisis moral di era globalisasi
globalisasi membawa perubahan besar dalam cara manusia menjalani kehidupan. Di satu sisi,
globalisasi memberikan manfaat seperti kemudahan akses informasi, percepatan
pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan nya interaksi antar budaya. Namun, di sisilain,
globalisasi juga membawa tantangan besar, terutama dalam hal moralitas. Beberapa bentuk
krisis moral yang muncul di era globalisasi antara lain :
 1.Individualisme : globalisasi mendorong munculnya budaya individualisme, di mana
manusia lebih mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bersama. Hal ini menyebabkan melemahnya solidaritas sosial dan meningkatnya egoisme dalam berbagai
aspek kehidupan.
 2. Hedonisme dan materialisme : Di era modern yang sering kali mengedepankan gaya
hidup yang hanya berorientasi pada kenikmatan duniawi. Budaya konsumerisme yang
muncul akibat globalisasi mendorong manusia untuk mengejar kebahagiaan melalui barang-
barang materi, tanpa mempertimbangkan dampak moral dan spiritual.
 3. Degradasi Etika Sosial : yaitu fenomena seperti meningkatnya kekerasan, korupsi, dan
menyimpang sosial lainya menjadi bukti bahwa nilai-nilai moral yang dahulu di junjung
tinggi mulai terbaikan.
2.Tasawuf sebagai solusi mengatasi krisis akhlak
Tasawuf menawarkan solusi komprehensif untuk mengatasi krisis moral dengan
menanamkan nilai-nilai spiritual dan etika dalam kehidupan manusia. Pendekatan tasawuf
tidak hanya bersifat teoretis, namun juga praktik, sehingga dapat ditetapkan dalam berbagai
aspek kehidupan.
 1. Pembentukan kesadaran ilahi (Muraqabah) : Nah Muraqabah adalah kesadaran bahwa
setiap perbuatan manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT. Dengan kesadaran tersebut
maka individu akan lebih berhati-hati dalam tindakan dan selalu berusaha menjauhi tindakan
yang sesuai dengan nilai-nilai agama.
 2. Penyucian Hati (Tazkiyah an-Nafs) : krisis moral seringkali berakar pada hati yang
dipenuhi sifat-sifat buruk, seperti rasa iri hati, kesombongan, dan keserakahan. Tasawuf
mengajarkan cara membersihkan hati melalui, dzikir, ibadah, dan introspeksi diri, sehingga
individu dapat mengembangkan sifat-sifat mulia seperti kesabaran, syukur, dan keikhlasan.
 3. Cinta dan kepedulian sosial (Mahabbah) : Tasawuf menekankan pentingnya cinta
terhadap sesama manusia. Nilai tersebut dapat mendorong terciptanya keharmonisan sosial di
tengah masyarakat yang heterogen, sehingga konflik dan perpecahan dapat dihindari.
3. Penerapan akhlak tasawuf di era globalisasi
Dalam praktiknya, akhlak tasawuf dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, antara
lain :
 1. Pendidikan moral berbasis tasawuf : Dalam pendidikan berbasis tasawuf harus
diperkenalkan sejak dini untuk menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, empati, dan
tanggung jawab. Kurikulum pendidikan dapat memasukkan pelajaran tentang akhlak mulia
dan pentingnya penyucian jiwa.
 2. Penguatan Etika dalam dunia kerja : Di Dalam Dunia kerja modern sering kali diwarnai
oleh persaingan tidak sehat dan praktik-praktik yang tidak etis, seperti korupsi dan
manipulasi data. Dengan penerapan nilai-nilai tasawuf, seperti ikhlas dan kejujuran,
lingkungan kerja yang lebih etis dan produktif dapat tercipta.
 3. Pemanfaatan Media untuk penyebaran nilai positif : Dalam Media sosial dan media
massa memiliki peran besar dalam membentuk opini dan perilaku masyarakat. Oleh karena
itu, media harus digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai positif yang sesuai dengan ajaran
tasawuf, seperti toleransi, kasih sayang, dan pentingnya introspeksi diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H