Sekarang ia menekuni kembali setelah sekian lama berlalu, ia gali kembali setelah tertimbun oleh tumpukan kepentingan dan kewajiban, hobi lamanya: menulis. Menulis telah menjadi sahabat dan pengobar semangat. Menulis adalah bagian dari hidupnya. Saat tak ada teman untuk berbagi, saat tak ada bahu untuk bersandar, cukup ia palingkan wajah ke buku kecilnya. Buku-buku itu adalah sahabat yang tek pernah sekalipun mengeluh ataupun membantah saat ribuan kata tersusun di dalamnya. Menulis telah banyak membantu untuk tetap tegar dan berjuang mewujudkan angan dan asa.
Akhirnya...
Ayo, mulai menulis! Bebaskan dirimu dari segala kemurungan dan kegelisahan. Tuangkanlah semua itu melalui tulisan. Jadilah saksi bahwa menulis itu membebaskan dan memunculkan solusi atas permasalahan. Tidak usah menunggu nanti. Kalu bisa cepat, mengapa memilih lambat? Ciptakan kebahagiaan sendiri. Menulislah maka kau akan bahagia.