Mohon tunggu...
Misbahul Anam
Misbahul Anam Mohon Tunggu... Guru - Guru swasta, belajar selamanya

Change Your Word, Change Your World

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Etika yang Kian Tergerus

31 Januari 2024   22:35 Diperbarui: 1 Februari 2024   11:31 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara umum dampak negatif akan yang ditimbulkan dari hape karena penggunaan yang tidak diawasi orang tua dan cenderung bebas tanpa proteksi. Kebebasan menggunakan hape dalam kondisi tersambung jaringan internet secara online menyebabkan anak-anak dengan sangat mudah mengakses situs-situs dewasa, pornografi, dan konten negatif lainnya. Hal ini berdampak pada sifat individualis, fitnah, sikap anti sosial, dan memudarnya perilaku sopan-santun atau etika moral.

Tantangan guru

Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari arus globalisasi. Setiap individu  dihadapkan  pada  dua  pilihan,  yakni  dia  menempatkan dirinya  dan  berperan  sebagai  pemain  dalam  arus  perubahan globalisasi,  atau  dia  menjadi  korban  dan  terseret  derasnya  arus globalisasi. 

Dalam menyelam di dunia global, guru hendaknya mematrikan dirinya sebagai agen kebaikan dan benteng dari gerusan negatif yang ditimbulkan. Guru harus mempunyai kompetensi kebaikan yang lebih kompleks dari profesi lainnya. Agar guru mampu menghadapi bermacam karakter dan perilaku peserta didik dengan baik, setidaknya dibutuhkan 6 tips jitu, yaitu; Niatkan ibadah, Percaya diri, Optimis, Disiplin, Integritas dan Profesional.

a. Niatkan Ibadah

Guru adalah orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah. Profesi ini memiliki pekerjaan lahir dan batin. Secara lahir guru harus menyiapkan fisik yang sehat dan kuat. Guru dituntut untuk berada di depan peserta didik setiap hari dan mendampingi proses pembelajaran secara langsung. Sedangkan secara batin guru terus berusaha membawa peserta didiknya dalam suasana batin meskipun di luar jam dinas. Guru terus mendoakan anak didiknya agar ilmu yang diajarkan dapat memberi manfaat dan kebaikan.

b. Percaya Diri

Guru adalah sosok yang menjadi panutan bagi peserta didiknya. Perkataan yang diucapkan guru di depan kelas lebih ditaati dibanding dengan kata-kata orang tua. Begitu kuatnya aura seorang guru dan begitu memesona peserta didik sehingga mampu memberikan pembelajaran dengan penuh percaya diri. Percaya diri tentu harus disertai persiapan dan bekal pembelajaran yang maksimal. Tanpa bekal itu, niscaya guru akan mengalami kegagalan dalam pembelajaran di kelas.

c. Optimis

Kesibukan guru sebagai pendidik dan orang tua kedua di sekolah serta sebagai pribadi di dalam keluarga teradang menimbulkan kejenuhan. Kehidupan di kedua tempat tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi. Permasalahan kecil di rumah bila tidak segera diselesaikan akan berdampak pada kinerja di sekolah. Di sekolah juga berhadapan dengan peserta didik dengan berbagai macam latar belakang. Bagi peserta didik yang cerdas meringankan tugas guru untuk pembelajaran. Sebaliknya bila menghadapi siswa yang kurang cerdas dan kurangnya etika terhadap guru, menjadi beban tersendiri. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada diri peserta didik, akan tetapi akan memberikan suasana kurang baik di seluruh kelas. Disisi inilah guru dituntut optimis dan menggunakan pendekatan humanis sebagai pendidik sekaligus arang tua.

d. Disiplin

Disiplin artinya sebuah sikap kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, untuk tercapainya sebuah target yang telah ditentukan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al Qur'an surat an Nisa' ayat 59: "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu..."

Disiplin adalah kunci sebuah kesuksesan. Cita-cita dapat diwujudkan dengan penuh kedisiplinan. Membentuk karakter dan mentransfer pendidikan kepada peserta didik tanpa diiringi kedisiplinan mustahil bisa terpenuhi.

e. Integritas dan Profesional

Integritas disebut juga jati diri seseorang yang berlawanan dengan sifat kemunafikan, kepura-puraan atau basa-basi. Sesorang dikatakan memiliki integritas apabila memiliki sifat dan karakteristik jujur, bisa dipercaya, mempunyai komitmen, bertanggung jawab, menepati ucapannya, setia, menghargai waktu dan mempunyai prinsip serta nilai-nilai hidup.

Sedangkan profesional, apabila seorang guru setidaknya; bertaqwa kepada Allah SWT., mampu menguasai bidang yang diajarkannya, mampu mengelola kelas dengan baik, mampu menyampaikan ilmu pengetahuan dengan cara yang mudah diterima peserta didik, dan mampu menjamin administrasi pembelajaran tertib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun