Mohon tunggu...
Anam Khoirul Anam
Anam Khoirul Anam Mohon Tunggu... -

Anam Khoirul Anam: lahir di Ngawi, 26 Juni 1982. Pasca kuliah, ia begitu ingin serius dalam mengembangkan potensi menulisnya dan ingin lebih memperdalam jiwa sastrawinya lewat buah pikir dan lewat kreasi kreatif jemari-jemarinya yang ‘dingin’. Selain memperdalam dan mengembangkan kreatifitas menulisnya, ia juga mendirikan sebuah wadah kepenulisan agar lebih memberdayakan khazanah literasia: Anam Khoirul Anam Reader (AKAR).\r\nemail: anamer_19@yahoo.com\r\nFB / PF: Anam Khoirul Anam\r\nTwitter: @NAMe_19

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Restu Langit

17 Mei 2013   05:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:27 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BILA kata-kata adalah restu langit

pastilah semesta akan menyimak hikmat

tiap apa yang telah dituturkan sang Waktu

atas apa yang tersurat atau tersirat di dalamnya

Barangkali tak harus kata-kata atau isyarat

dari segala peristiwa yang lahir pada jagad raya

sebab apa yang terjadi adalah kehendak Semesta

bagi kehidupan yang terus silih berganti

Tentunya segala memiliki bahasa

sebagai ungkapan isyarat hati bagi tiap rasa

bahkan atas kehendak akal dan jiwa

segala berjalan seirama dengan satu seruan

Apa yang hidup dan telah mati pasti kembali

dan bernaung atas restu langit Yang Maha Luas

Madah surgawi terus bersahutan tiap waktu

menyeru jiwa menuju keindahan Semesta

hingga jaman menutup kedua matanya

dan jagad raya terus melaju diantara gulir waktu

Petuah-petuah bijak mengasup jiwa

memecah pekat di kegelapan hati

menghantar cahaya dari Surga

dan segala merujuk pada restu langit

Yogyakarta, 14 Juni 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun